04 : Sebuah Makian

34K 6K 379
                                    

Misi tante-tante online

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Misi tante-tante online. Lingga mau update dulu nih! Kalau menemukan kenakalan Ibu Ocha, laporkan pada detektif Lingga dan Ayah Ganteng ya! - Lingga Yosep

 Lingga mau update dulu nih! Kalau menemukan kenakalan Ibu Ocha, laporkan pada detektif Lingga dan Ayah Ganteng ya! - Lingga Yosep

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Foto ya Je."

Aku berpose di taman belakang dengan kacamata hitam yang aku kenakan. Sementara Lingga aktif bermain bersama babysitter-nya. Ada beberapa produk yang harus aku kenakan dan dipromosikan di media sosialku.

"Je ... Kak Airin kemana sih?" tanyaku sembari melepaskan kacamata hitam yang aku kenakan.

"Bu!" Lingga tiba-tiba berlari dan memeluk kakiku. Aku mengusap pelan kepala Lingga. Sore hari seperti ini memang paling asik bermain seperti ini.

"Kenapa sayang?" tanyaku pada Lingga.

"Ikut foto," pinta Lingga dengan wajahnya yang menggemaskan.

Aku tertawa kecil pada Lingga. Saat aku melihat Mbak Nuri, dia memberikanku gelas susu Lingga. Aku memberikan gelas susu pada Lingga. "Habiskan dulu susunya," tuturku membujuk Lingga yang menurut.

Bekerja dengan Lingga itu menyenangkan, dia tidak pernah pelit untuk tersenyum ke arah kamera. Untuk memamerkan Lingga aku masih tidak masalah, tetapi tidak dengan memamerkan Mas Aga. Aku bisa menjambaki banyak rambut perempuan di luar sana.

Jeje dan Mbak Nuri ikut bersenang-senang bersama aku dan Lingga. Semua terhenti saat Bi Ani muncul dan berteriak, "Kue cokelatnya siap!"

Sudah jelas Lingga dan aku yang berlari kencang menuju meja dan kursi untuk bersantai. Bi Ani masih sama, beliau masih memanjakanku bahkan sekarang ditambah Lingga. Tenang saja, aku juga cukup sering membantu Bi Ani di dapaur, jika aku ingin.

"No No No!" Lingga menggerak-gerakkan tangannya. Dia melarangku yang akan mengambil kue cokelat.

Aku cemberut menatap Lingga. Ini karena Mas Aga mengatakan pada Lingga bahwa aku sedang tidak boleh makan cokelat, sampai Mas Aga memberitahu Lingga bahwa hukumanku selesai. Ya! Aku punya pengawas cilik di sini.

"Sedikit ... aja," pintaku pada Lingga dengan memasang wajah memelas.

Sepertinya Lingga ini akan menjadi tegas seperti Mas Aga. Dia menggeleng dengan pasti, bahkan menjauhkan piring kue cokelat dari hadapanku. Dia menatap Mbak Nuri, meminta babysitter kesayangannya itu untuk menyimpan kue cokelat.

Jumpalitan Dunia Ocha (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang