01 : Semanis Cokelat

42.7K 6.8K 1.2K
                                    

Sebelum baca, aku mau kasih info kalau aku ada muncul di akun youtubenya Namu Books. Membahas tentang buku Jungkir Balik Dunia Ocha. Bagi yang mau nonton, subcribe dan like, videonya di bawah ini ya. Selamat Membaca~

♥♥♥

"Anak gue mana?" Aku menarik rambut Mario.

Masuk ke ruang keluarga, aku hanya mendapati Mario sedang bermain game di ponselnya. Aku baru saja sampai di rumah, pekerkaanku telah selesai. Kini saatnya aku bertemu Lingga dan Mas Aga.

"Lo tuh ya, udah tua bukannya berubah malah tambah jadi," gerutu Mario mendelik padaku, sementara kedua jempolnya masih saja menekan-nekan layar ponsel. "Lingga ada di ruang kerja, bareng Mas Aga," lanjut Mario menjawab pertanyaanku.

"Thanks!" seruku.

Aku langsung melempar tasku ke atas sofa, lebih tepatnya di ruang kosong sebelah Mario. Dia mendelik marah padaku, tangannya tersenggol sedikit dengan tasku. Sedangkan aku, hanya tersenyum sekilas dan langsung menuju ruang kerja.

Pintu ruang kerja terbuka sedikit, tidak begitu rapat tertutup. Aku mengintip ke dalam, saat tidak mendengar suara apa pun di dalam ruang kerja. Aku mendorong pintu ruang kerja pelan karena hanya menemukan kaki Lingga di atas sofa bed.

"Sudah pulang?"

Aku menoleh pada asal suara, siapa lagi jika bukan Mas Aga? Dia sedang duduk di kursi kerjanya dengan sebuah buku di tangannya. Selalu, Mas Aga tidak pernah berubah. Dia masih manusia kolot dengan segala macam kesibukannya.

"Lingga tidur?" tanyaku yang melangkah masuk ke dalam ruang kerja, menuju sofa bed tempat Lingga tertidur.

"Bersih-bersih dulu baru pegang-pegang Lingga," ucap Mas Aga saat aku ingin mengulurkan tangan mengusap rambut Lingga.

Aku mendengus pelan mendengar ucapan Mas Aga. Meski begitu, apa yang dikatakan Mas Aga memang benar. Aku baru saja dari luar, bekerja dengan banyak orang. Tentunya, aku harus membersihkan diri baru kemudian mengganggu Lingga yang sedang tidur.

"Kalau pegang Ayahnya Lingga? Harus bersih-bersih dulu juga?" Aku berjalan mendekat pada Mas Aga yang tetap memegang buku di tangannya, matanya lurus menatap halaman buku yang terbuka.

Aku bersandar di ujung meja Mas Aga, memperhatikan Mas Aga yang tidak perduli dengan keberadaanku. Mau usia Lingga sampai segede apa pun, Mas Aga tetaplah Mas Aga. Pendiam, sok cool dan jaga image banget. Akibatnya Lingga suka mengikuti Mas Aga.

Aku menarik senyumku saat melihat Mas Aga menutup buku yang sedang dibacanya. Dia menatapku dengan alis yang terangkat sebelah. Buku di tangannya diletakkan di atas meja kerja.

"Bersih-bersih dulu, baru boleh pegang-pegang," tutur Mas Aga yang berdiri dari duduknya dan melewatiku begitu saja.

"Untung sayang," gerutuku yang memilih meninggalkan Mas Aga dan Lingga di ruang kerja. Aku menuruti Mas Aga, mandi dan membersihkan diri agar bisa pegang-pegang Lingga dan tentunya Si Bapak DPR yang ter-hot juga!

♥♥♥

"Itu apa Om?"

"Roti bakar."

"Jelek."

Aku tertawa puas saat mendengar suara Lingga yang mengejek roti bakar buatan Mario. Aku mendekati Lingga yang duduk di atas meja makan, sedangkan di depan Lingga ada sepiring roti bakar buatan Mario.

Jumpalitan Dunia Ocha (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang