12. TDQ (Penculikan)🔪

Mulai dari awal
                                    

Kevin berlari ke kamar untuk mengambil laptop, lalu kembali lagi ke ruang tamu. Mereka yang melihat Kevin pun mengernyit heran.

Ia membuka laptop tersebut, dan terlihat jelas rekaman semalam yang terekam di CCTV miliknya. Entah untuk apa Kevin memasang CCTV di dapur. Mereka terus mengamati video itu.

Di video tersebut memperlihatkan Arya—Ayah Kevin yang berada di dapur sembari menodong pisau. Terlihat wajah Arya yang ketakutan. Ia seperti berbicara dengan seseorang. Namun sayangnya, suara yang tengah mengajak bicara dengan Arya itu tidak terdengar dalam video tersebut.

"Om Arya lagi ngomong sama siapa?" tanya Karina yang melihat video itu.

Di dalam video, tubuh Arya tersungkur, dan memperlihatkan gadis bertudung hitam. Mata mereka terbelalak sesaat Arya dengan gadis itu menghilang sekejap mata.

Siapa gadis bertudung hitam itu? batin Kevin.

Rasa penasaran, khawatir, takut dan heran bercampur menjadi satu. Terlintas pertanyaan di otak mereka, siapa gadis itu? Makhluk macam apa dia yang dapat menghilang dengan sekejap mata? Ini sungguh aneh.

Seketika Kevin tersadar akan hal sesuatu. Ia berlari ke ruang kerja Ayahnya. Membuka setiap lemari mencari sesuatu. Saat melihat sebuah brangkas, Kevin mendekati benda tersebut. Ia membuka brangkas itu, betapa beruntungnya brangkas itu tidak terkunci. Ia mengambil benda dari brangkas, lalu membawanya ke ruang tamu.

"Apa Bunda udah baca isi kertas ini?" tanya Kevin. Bunda menggeleng. Alasannya karena ia tak di izinkan untuk tahu apa isi kertas itu.

Tanpa persetujuan, Kevin mengeluarkan kertas itu dari botol. Lalu membacanya. Sudah selesai membaca kertas itu, mata Kevin kembali terbelalak tak percaya.


>><<

Di sebuah ruangan yang gelap tanpa penerangan. Terdapat seorang pria yang duduk terikat di kursi. Mata pria itu mengerjap.

"Sepertinya kau sudah sadar."

Pria itu mencari sumber suara. Namun ruangan ini begitu gelap. Ia menggerakkan tangannya berusaha untuk melepas ikatan yang cukup kuat. Terdengar lagi suara itu tengah tertawa dengan aksi si pria.

"Hahaha! Kau tak 'kan bisa melepasnya, Paman."

Pria itu celingak-celinguk mencari sumber suara. "Siapa kau?!" teriaknya membuat suara misterius itu tertawa lagi.

"Dasar tua bangka! Apa kau tidak mengingatku? Ouh ... Jahat sekali! Baru semalam kita bertemu."

Ting

Seketika lampu menyala menyorot gadis bertudung hitam. Tubuh pria itu menegang. Gadis itu menyeringai di balik tudung hitamnya. Ia sedikit menunduk sehingga tudung itu menutupi matanya. Yang terlihat hanya seringain dari bibir yang tercetak jelas.

"Apa kabar, Paman?"

Pria itu gelisah. Ia menelan saliva kuat saat gadis itu mendekatinya dengan membawa sebilah pisau.

"Apa kau masih mengingatku, Paman?"

Pisau itu menyentuh tangan si pria. Keringat dingin mengucur begitu saja. Gadis itu tertawa melihat kepanikan si pria.

"Kau masih ingat dengan surat yang ku beri? Sepertinya ingat. Kau tahu 'kan fungsi pisau ini?" Gadis itu memperlihatkan sebilah pisau depan mata si pria. "Ya. Sepertinya kau tidak lupa."

Gadis itu berjalan menjauh si pria. "Tenang saja, Paman. Surat itu hanya gurauan saja. Aku hanya ingin menakutimu. Dan aku tidak akan mengambil jantungmu," Ia menyeringai. "Tapi, mungkin ... orang ini yang akan mengambil jantungmu."

Masuklah satu gadis lagi. Hanya saja gadis itu memakai jaket putih juga jeans hitam. Sama seperti gadis bertudung hitam, ia menutup kepalanya dengan tudung jaket putih itu.

Gadis bertudung putih itu mendekati si pria yang terikat. Ia menyingkap tudungnya. Terlihat jelas wajah gadis itu dengan seringain. Mata pria itu terbelalak.

"Ka-kau!"

"Senang bertemu denganmu, Arya Winata Dirgantara."


____________________________________________

TBC

Jangan lupa Vote dan Coment

The Devil Queen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang