¶. sixtyfourth

Magsimula sa umpisa
                                    

"Bunuh Jaehyuk, ayah. Jaehyuk cape, udah cukup Jaehyuk selalu sembunyi,"

"Biarin Jaehyuk nyusul bunda, dan bahagia di surga, Jaehyuk cape pura pura baik baik aja." Lirih Jaehyuk menatap sendu pada punggung Jeonghan,

"Ayah—"

"Cukup! Kamu gak akan tau apa apa! Cukup diam dan ikuti permainan saya!" Potong Jeonghan sembari berbalik dan menatap tajam pada Jaehyuk,

"Jae—"

"Ayah mohon, ayah mohon. Kali ini aja, ikutin apa yang ayah lakuin Jaehyuk. Untuk keselamatan ayah Jeongwoo," lirih Jeonghan kecil sembari menyatukan tangannya dan terjatuh dengan lutut menjadi tumpuan,

Ya, jeonghan meminta dengan berlutut tepat di hadapan Jaehyuk,

Jaehyuk menatap bingung kearah jeonghan, Jeonghan dengan cepat berdiri ketika menyadari sesuatu,

Lalu berdiri dan berjalan kearah ranjang besi dimana Jaehyuk diikat oleh rantai,

Menjambak kasar kepala Jaehyuk hingga sang anak meringis, "aw! Bangsat! Pelan pelan!" Desis Jaehyuk,

"Sttt, diam. Ikuti permainan ayah, cukup nurut. Jangan bantah, dan semuanya akan lebih gampang," bisik jeonghan tepat di telinga kiri Jaehyuk,

Jaehyuk yang baru mengerti lalu mengangguk, terlalu tau dengan tingkah laku yang di lakukan jeonghan,

"Jadi, buka anjing gue mau keluar!" Teriak Jaehyuk keras,

Jeonghan berdecak, "berisik, kita akan mulai operasinya dalam waktu 3 jam, bersiaplah. Semoga operasinya berhasil dan kau tetap hidup, namun jika tidak, ya selamat tinggal," ujar jeonghan lalu berjalan keluar,

"Aish! YOON JEONGHAN BRENGSEK!" teriak Jaehyuk,

"MAKA KAU LEBIH BRENGSEK DARIKU!" balas Jeonghan sebelum keluar dari sana,

Jaehyuk memajukan bibir bawahnya kesal sembari sesenggukan karena habis menangis, jangan lupakan hidung dan pipi yang memerah masih mencoba melepaskan rantai yang melilit kedua tangannya,

"Aduh Gusti, jadi dia itu di kumbu gue atau kumbu musuh?"

"Terimakasih plot twist nya cahayuu." -jaehyuk yang tersakiti.

"Iya sayang, sama sama." -cahayuu yang baik hati.

÷÷÷

Yedam, Doyoung dan Mashiho berjalan kearah pintu utama rumah sakit yang kini tengah penuh dengan para wartawan,

Para wartawan langsung mengalihkan perhatian ketika menyadari tiga anak angkat presiden berjalan mendekat,

Mereka dengan cepat mengerubungi Yedam, Doyoung dan Mashiho.

"Bisa jelaskan bagaimana presiden Jung bisa masuk rumah sakit?"

"Dan apakah kalian tidak melakukan apa apa ketika ayah kalian diserang?"

"Dan—"

"Dan kenapa kalian gak punya malu banget nanyain hal seprivasi itu?" Desis Doyoung,

"Minggir," desis Doyoung lalu mendorong para wartawan yang menghalangi jalannya dan kedua kakaknya,

"Jauhi kamera kalian dari wajah kami," lanjut Yedam dan berjalan masuk bersama Mashiho meninggalkan Doyoung yang masih harus menangani para wartawan menyebalkan ini,

[1] Agent of thirteen || Treasure 13Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon