Bab 13

47.3K 6.5K 161
                                    

Raksa menatap dua wanita didepannya tak enak. Dua wanita itu menatap takut kepadanya. Semua ini karena penampilan dirinya yang sudah seperti pembunuh bayaran.

Dirinya memang telah melakukan hal nekat yang sangat gila. Bagaimana bisa, ia yang selalu mengelak atas perjodohan-perjodohan konyol yang dilakukan temannya, ataupun Mama-nya lakukan, kini dengan nekat menghubungi wanita yang notebene-nya tak di kenal, bahkan usia-nya sangat jauh darinya.

Bermula ketika melihat Poto wanita itu di postingan istri Fadel, lalu mendengar cerita luar biasa dari istri sahabatnya itu. Hati-nya seolah terpanggil, merasa sangat penasaran. Hal itulah yang membawa dirinya dengan nekat menghubungi melalu salah satu aplikasi awal mula ia melihat wanita itu.

Awalnya tak pernah terpikirkan olehnya sampai melakukan hal gila mendatangi langsung seperti ini. Jika ketiga temannya tahu ntah apa yang akan mereka lakukan kepada dirinya, bahkan Raksa duga lebih dari mem-bully-nya, bisa jadi sampai menyuruh dirinya untuk mendatangi keluarga wanita itu saat ini juga.

Ia juga merasa tak enak, menghubungi diam-diam tanpa memberitahu sahabat yang lain. Ia hanya ingin memastikan perasaan ini hanya penasaran akan cerita Sonya-istri Fadel, atau benar ingin ketahap yang lebih. Memang usianya tidak cocok untuk hal itu lagi, namun, ia juga tak ingin asal memilih wanita tanpa keinginan dari hatinya.

Raksa sampai mendatangi seperti ini juga tak sesuai rencananya. Ia mengirim pesan kepada wanita itu sudah dari 3 hari yang lalu, tetapi tidak mendapatkan balasan. Raksa sempat terkejut, ternyata tak semua wanita bisa terpikat dengan pesonanya. Bisa-bisanya wanita itu mengabaikan pesan darinya. Namun hal itu menambah rasa tertantang dan penasaran Raksa. Dengan kebetulan-nya wanita itu membalas ketika ia sedang berada di Yogyakarta, melaksanakan syuting projek barunya.

Raksa baru saja selesai membersihkan diri, beristirahat di salah satu hotel yang telah disiapkan.
Ketika membuka Instagram, mendapatkan balasan pesan yang sempat ia lupakan pernah mengirimi pesan. Ia bahkan dengan anehnya menanyakan keberadaan wanita itu, padahal ia tidak tahu alasan apa yang membuat dirinya sampai begini.

Kebetulan yang sangat luar biasa, keberadaan wanita itu dekat dengan lokasi penginapan-nya saat ini. Dengan mantap ia akan menemui, memberitahu kebenaran jika benar dirinya yang mengirim pesan, bukan salah mengirim atau di hack. Raksa mempunyai firasat, bahwa wanita itu tak yakin bahwa dirinya 'lah yang mengirim pesan. Aneh bukan pikirannya?

Raksa juga sempat heran, mengapa wanita itu dengan mudah memberi tahu lokasi keberadaannya. Apakah wanita itu tidak takut dengan hal-hal yang tidak diinginkan? Apa karena dirinya seorang artis dan pesonanya sulit di tolak? Jiwa percaya dirinya sempat down ketika mengingat pesan-nya tak berbalas beberapa hari. Namun kembali up ketika dengan mudahnya memberi lokasi. Memang sepertinya daya tarik seorang Antaraksa tak bisa di tolak.

Raksa sengaja berpenampilan seperti ini, takut membuat kehebohan atas kehadiran dirinya, resiko bekerja di entertainment pastilah seperti ini. Kadang Raksa mengeluh akan sulitnya mendapatkan kebebasan. Setiap kegiatannya diawasi khalayak ramai. Untunglah juga ketika ia telah berada di dekat lokasi wanita itu berada, yang nampak wanita itu bersama temannya, Raksa malah akan putar balik jika melihat wanita itu duduk sendiri. Ia masih mengingat pesan sahabatnya.

"Maaf saya berpenampilan seperti ini, membuat kalian berdua berpikiran aneh-aneh." Ucapnya lagi, tak enak.

Raksa melihat reaksi teman di sebelah wanita itu-yang Raksa ketahui dari Sonya bernama Aeleanne. Nama yang unik pikirnya ketika pertama kali mendengar. Temannya itu sampai memekik histeris, ketika ia membuka masker dan kaca mata tadi.

"Saya takut membuat kehebohan." Tambahnya lagi, ketika reaksi mereka berdua masih melotot tak percaya. "Tidak apa saya memakai ini lagi?" Raksa menunjuk masker dan kaca mata yang sempat dilepasnya tadi.

Teman wanita itu menggangguk, sedangkan wanita itu masih terdiam tak bereaksi. "Ini benaran kak Raksa, yang punya Chanel youtube Antaraksa?" Histeris-nya.

Raksa terkekeh, mengganguk sebagai jawaban. Baru saja Raksa akan berbicara, wanita itu kembali bersuara, "Astaga kak Raksa! Aslinya jauh lebihhhh ganteng, keren banget di lihat secara langsung." Hebohnya lagi.

Raksa beralih menatap wanita yang diberinya pesan, mengapa responnya tidak seperti temannya itu, atau kebanyakkan orang ketika bertemu dengannya. Apakah dirinya memang terlalu percaya diri, mengganggap respon orang akan sama? Raksa jadi sangsi, jika yang membalas pesannya tadi benar wanita yang bernama Aeleanne itu. Sepertinya dilihat dari tingkah temannya, temannya itu yang membalas.

"Jadi yang ngirim pesan itu benar kak Raksa?" Selorohnya lagi, tanpa memberi jeda untuk Raksa menjawab. "Kok bisa sih kak, kenal Ayel dari mana?"

"Ayel?" Raksa menaikan alis tanda tanya, walaupun sepertinya tak nampak tertutup kaca mata hitam yang membungkus mata indahnya itu.

"Iya! Nama dia kan Ayel." Tunjuknya kepada wanita yang Raksa tau namanya adalah Aeleanne. "Atau bener nih! Kak Raksa salah orang, pesan itu nyasar kan?" Raksa sempat melihat wanita yang bernama Aeleanne atau Ayel itu memutar mata jengah, sepertinya tak hanya dirinya yang agak merasa pusing dengan ucapan wanita itu yang tampak tak berhenti, bahkan dirinya belum sempat menjawab, sudah di cecar dengan pertanyaan berondong.

"Benar saya kok yang mengirimi pesan 'Aeleanne'." Tekannya kepada nama itu, seolah minta di klarifikasi nama yang benar siapa.

"Kak Raksa gak ribet nyebut nama Aeleanne? Orang-orang pada gak sanggup manggil nama itu, ribet! lebih mudah di panggil Ayel." Cerocosnya lagi, sedangkan orang yang menjadi topik bahasan hanya menatap malas, seolah mempersilahkan temannya itu yang menjelaskan.

Namun Raksa berterimakasih kepada wanita yang tak tahu namanya itu, berkat kecerewetannya, Raksa bisa tahu jika ia tidak salah orang, hanya namanya saja yang di panggil berbeda.

"Saya panggil dengan sebutan Aeleanne saja tidak apa?" Raksa bertanya, menatap wanita itu. Sekaligus dia ingin mendengar suara yang belum keluar sedari tadi.

"Serah Om aja, bebas enggak ada larangan." Ucapnya tak acuh, membuat Raksa membulat mata seketika. Untunglah kaca mata hitam ini menutupi, sehingga tak nampak raut terkejut nya.

Selain nada suara yang benar-benar tak peduli, seolah dirinya bukan hal penting. Jangan lupakan panggilan yang membuat dirinya ingin membanting handphone ketika mendapat balasan pertama kali di hotel tadi. Raksa benar-benar merasa seperti pedofil akibat panggilan laknat itu. Setua itukah gue, batinnya memberontak tak terima.

Raksa mengganguk kalem, tak ingin menampakkan raut aslinya, mungkin jika temannya tahu, sudah dipastikan bully-an sebulan bahkan bisa jadi setahun kedepan mengenai panggilan laknat itu. "Okee."

"Kak Raksa kesini naik apa? Lagi emang di jogja? Pasti sih, enggak mungkin banget langsung terbang dari Jakarta kesini." Wanita itu kembali membuka suara, melontarkan pertanyaan lagi, tak sadarkah dia bahwa pertanyaan-pertanyaan sebelumnya saja belum di jawab Raksa.

"Iya saya sedang ada kegiatan di Yogyakarta, kebetulan saya menginap di hotel dekat sini." Jelasnya melihat ke arah Ayel. Yang di lihat seolah tak peduli akan keberadaan-nya.

"Oiya, Kak Raksa aku sampe lupa ngenalin diri sangking excited banget ketemu artis ganteng kayak kakak, serasa mimpi banget." Ia menatap Raksa seperti menatap bongkahan berlian. "Nama aku Adis, Adisla. Sahabat Ayel dari bocah." Terangnya mengulurkan tangan berkenalan.
Yang di balas tangkupan tangan dari Raksa, menolak secara halus untuk berjabat tangan.

Ayel yang melihat itu refleks tertawa kecil, memberi menggerakkan mulut seakan bicara kepada sahabat koplak-nya itu 'syukurin!' Kurang lebih itulah artinya. Adis hanya cemberut mendapat ejekan dari temannya.

Raksa yang mendengar suara Ayel tertawa, terpesona dalam hitungan detik. Batinnya berteriak bahwa hal ini tidak benar, ini tidak boleh terjadi. Respon hati yang berlebihan kepada yang belum halal. Sedari tadi ia berusaha menjaga pandangan, meskipun matanya seolah tak bisa lepas kepada wajah wanita yang sangat manis, dan menggemaskan itu, ya walaupun wanita itu berbeda dari perempuan kebanyakan yang akan menatap berbinar jika melihatnya.

•••

TBC

Gimana nih Om Raksa, bener jatuh cinta atau cuman penasaran sama Ayel doang?

Ehhh Ayel atau Aeleanne wkwk

Centang Biru ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang