23

23K 407 26
                                    

kali ini keluarga dito dan alesha sedang berada di rumah sang nenek, mereka sedang berkunjung ke perumahan desa tersebut.

"maaf ya eyang, aku baru bisa kesini" ucap dito kepada ibu dari bundanya itu.

"iya gapapa" balas sang nenek tersenyum.

wanita yang sudah memasuki usia senja itu meminta afan mendekati nya, cucu nya itu menurut.

"ikut eyang ke dapur yuk, kita buat kue" ucap nya, afan mengangguk dengan antusias.

sang nenek pun membawa afan ke dapur sementara alesha sibuk menidurkan dea.

"ayo eyang antar kalian ke kamar" ucap ayah dari orang tua dito dan alesha tersebut.

mereka berempat menurut dan mengikuti pria renta itu.

sampai di depan pintu kamar, dito dan istrinya pun masuk, kemudian pria tua itu mengantar alesha ke kamar nya yang berada di sisi lain.

usai menidurkan dea, alesha membereskan beberapa pakaian yang ia bawa sementara sultan membersikan diri.

usai sultan keluar, giliran alesha yang membersihan diri setelah itu sultan dan alesha keluar kamar.

alesha menuju ruang keluarga, ia melihat afan sedang bermain bersama sepupu nya yang lain.

"bunda kamu mana sayang?" tanya alesha kepada afan.

"di dapur ante" jawab afan.

afan menatap alesha.

"ade dimana?" tanya afan.

"lagi tidur, kayanya dia lagi capek" jawab alesha.

"kalo udah bangun bawa kesini ya ante" pinta afan.

"pasti sayang" balas alesha tersenyum, ia mengecup kening ponakan nya tersebut dan pergi ke dapur.

"lagi pada ngapain?" tanya alesha kepada nenek dan kakak iparnya itu.

sang eyang menatap alesha sekilas dan mengajak cucunya itu untuk bergabung, alesha pun membantu kedua wanita tersebut.

setelah selesai mereka membawa makanan yang mereka buat ke ruang keluarga, tak lama dito dan sultan datang dari arah belakang.

alesha bergegas mencuci tangan dan masuk ke kamar untuk membawa dea bergabung di ruang keluarga.

dito terus menatap alesha yang sedang memangku dea, dirinya rindu dengan adiknya tersebut, tapi ia tak bisa melakukan apapun.

"sayang, aku cari angin dulu ya" pamit dito, tasya mengangguk lalu dito pun pergi.

alesha hanya menatap kepergian kakaknya itu tanpa berkata apapun.

"sini, eyang mau gendong cicit" ucap wanita tua tersebut lalu dirinya mengambil alih dea dari pangkuan alesha.

"kalo kamu mau nyusul bang dito, susul aja, ada aku yang jagain dea" bisik sultan.

"gak kok" balas alesha.

"hampir 2 bulan kamu gak ketemu dia, karna dia harus ke belanda minggu lalu, yakin kamu gak kangen?" tanya sultan.

"prioritasku itu kamu dan dea" ucap alesha.

"yakin?" tanya sultan.

"lagipula aku sama bang dito udah ketemu, itu udah cukup" ucap alesha.

"ya udah terserah kamu, tapi jangan sampe kamu nyesel ya" ucap sultan.

alesha hanya mengangguk dan tersenyum, kemudian ia memilih mengobrol dengan sang nenek untuk mengalikan pikiran nya dari sang kakak.







®®®®®®®®®®
sudah hari ke 3 alesha berada di rumah tetua nya itu, dan pagi ini alesha sedang lari pagi di sekitar rumah.

namun tidak lama alesha melihat dito sedang duduk di rumah pohon buatan dirinya dan dito di masa kecil dulu, alesha pun mendekati rumah pohon tersebut.

"abang ngapain disitu?" tanya alesha.

dito menatap alesha yang sedikit berkeringat.

"kenapa baru nemuin gw sekarang?" tanya dito.

"iya sorry" balas alesha.

dito turun dari rumah pohon tersebut dan mendekati alesha.

"lo inget rumah pohon ini?" tanya dito.

"ingetlah, dulu kita sering main disini" jawab alesha.

"katanya rumah pohon ini masih sering di rawat, di perbagus juga, karna cucu eyang yang lain nya kadang main disini" ucap dito.

"ya bagus deh, jadi gak sia-sia kita bikin rumah pohon ini" balas alesha.

dito menarik tangan alesha untuk naik ke rumah pohon tersebut.

"lo harus liat dalem nya" ucap dito.

alesha menurut, ia naik dan saat dirinya sudah berada di dalam wanita itu takjub karena perubahan yang signifikan pada rumah pohon nya tersebut.

"udah berubah banget" komentar alesha.

rumah tersebut sudah di cat putih dan ada 2 soffa kecil beserta meja dan tempat tidur kecil di masing-masing sisi, juga ada beberapa mainan anak-anak yang sedikit berantakan.

alesha segera membereskan mainan tersebut kemudian memasukkan nya di dalam kardus yang ada di samping ia berdiri.

sementara dito menutup pintu rumah pohon tersebut, pintu rumah pohon itu sudah terbuat dari kayu.

setelah itu dito mendekati dan memeluk alesha dari belakang.

"gw belum mandi lohh" ucap alesha.

"udah biasa" balas dito.

pria itu mulai mengecup pipi adiknya itu dengan bertubi-tubi.

alesha memutar tubuh menghadap dito, ia melihat pintu tertutup rapat.

"kenapa di tutup?" tanya alesha.

"gapapa" jawab dito.

kemudian laki-laki berusia 35 tahun itu mengecup bibir alesha sekilas.

"gw harus balik, nanti dea nyariin gw" ucap alesha sembari mendorong dito.

namun dito tidak bergeming.

"kangen" ucap dito pelan lalu ia mencium bibir alesha, namun alesha langsung menghindar.

"no, nanti ada yang tau" ucap alesha.

"jangan berisik, biar gak ada yang tau" balas dito.

"gak capek apa begini terus?" tanya alesha serius.

bukan nya menjawab, dito malah menggenggam kedua tangan alesha dengan erat kemudian menyudutkan alesha di dinding dan mengecup bibirnya tapi lagi-lagi alesha menghindar sehingga ia malah mengecup pipi.

namun dito tak kehabisan akal, ia malah membuat kissmark di leher alesha.

alesha meringis dan menatap dito dengan tajam.

"mau gw paksa?" tanya dito pelan namun dengan nada penekanan.

dito mendekat lagi, alesha tak lagi menghindar, cumbuan itu berlangsung cukup lama, setelah itu dito mengiring alesha ke salah satu soffa.

saat dito sedang melakukan kegilaan nya, tiba-tiba ponselnya berdering, dengan terpaksa pria itu berhenti dan melihat ponselnya.

"siapa?" tanya alesha, ia memperbaiki bajunya yang sedikit berantakan.

"tasya, dia mulai nyari gw" ucap dito.

dito berdiri lalu membantu alesha untuk berdiri juga.

"gw harus temuin dia sekarang" ucap dito kemudian ia segera membuka pintu, dirinya meminta alesha untuk turun duluan.

setelah turun dito mengecup kening adiknya itu kemudian berbisik

"kita belum selesai" ucap dito lalu mengecup pipi alesha beberapa detik setelah itu dirinya pergi dari hadapan alesha.

alesha menarik dan menghembuskan napas beberapa kali sembari melihat kepergian sang kakak, usai tenang ia bergegas kembali ke rumah.

takdirWhere stories live. Discover now