22

24.3K 416 17
                                    

"dito bisa kamu anter bunda?" tanya resti kepada dito saat pria itu berkunjung ke rumahnya.

"pasti bun" jawab dito tersenyum kemudian ia mengambil kunci mobil dan keluar rumah.

sampai di dalam mobil dito membuka suara.

"mau kemana bun?" tanya dito.

"mall, belanja bulanan" jawab resti.

"kenapa gak nunggu ayah aja?" tanya dito.

"nanti kesorean" jawab resti.

dito mengangguk kemudian menjalankan mobilnya.

setelah hening beberapa menit resti membuka suara.

"bunda mau tanya sama kamu" ucap resti.

"tanya aja" balas dito.

"kenapa kamu masih sangat deket sama alesha?" tanya resti.

"bunda lebih tau jawaban nya di banding aku" jawab dito.

"ya bunda tau tapi apa kamu sadar kalo sikap kamu sama alesha itu udah berlebihan?" tanya resti.

dan dito sudah menebak ini akan terjadi

"gak bun, buat aku itu normal" jawab dito.

"normal" ulang resti.

"iya, kenapa emang?" tanya dito balik, ia berusaha tenang.

"bunda cuma mau ingetin aja, kalo alesha itu adik kandung kamu dan kalian juga udah punya kehidupan masing-masing" ucap resti.

"iya bun, aku sadar sama hal itu tapi bukan berarti aku dan alesha ada jarak" ucap dito.

"bunda gak minta kamu jauh dari alesha, cuma kalian harus membatasi kedekatan kalian" ucap resti.

"iya, aku usahain" balas dito.

"makasih sayang, semoga kamu gak pernah mengecewakan bunda" ucap resti tersenyum kemudian mengelus rambut sang putra dengan kasih sayang.

jantung dito berdetak, tatapan bunda nya penuh harap dan kasih seorang ibu, hatinya sedih, apa jadinya jika wanita yang melahirkan nya itu tahu kelakuan dirinya selama ini.

dito memelankan laju mobil lalu tersenyum kepada resti.

"aku sayang bunda, aku akan berusaha menjaga nama baik keluarga kita" ucap dito tersenyum tipis.

"iya, bunda percaya" ucap resti ikut tersenyum.

"bun, nanti pulangnya aku mau berhenti di toko mainan, mau beli mainan buat afan sama dea" ucap dito.

"iya" balas resti.

"bun" panggil dito setelah hening beberapa saat.

"kenapa?" tanya dito.

"bunda curiga sama aku dan alesha ya?" tanya dito.

"curiga" ulang resti, wanita paruh baya tersebut ingin sang putra yang mengakui nya sendiri.

"iya, bunda berpikir aku dan alesha gak bersikap layaknya kakak-adik" ucap dito.

"kenapa kamu merasa begitu?" tanya resti balik.

"alesha cerita waktu itu bunda mengintrogasi nya" jujur dito.

"seterbuka itu alesha sama kamu ya" ucap resti.

dito tersenyum.

"bunda lebih tau itu dari diriku sendiri" ucap dito.

"bunda gak butuh kamu mengakui atau membantah apapun, yang penting kamu udah janji buat jaga keluarga kita" ucap resti.

"apa ini terguran bunda buat aku?" tanya dito.

"kamu udah dewasa sayang, bunda percaya kamu mengerti" ucap resti tersenyum.

"iya bun aku ngerti" balas dito pelan.

resti tak merespon, dirinya hanya tersenyum.








®®®®®®®
beberapa hari terakhir dito terbebani dengan pembicaraan dirinya dengan sang bunda tempo hari.

"kamu kenapa?, akhir-akhir ini kok banyak ngelamun" tanya tasya pada sang suami.

dito sedikit terkejut dan menatap tasya.

"gapapa sayang, cuma ada sedikit masalah di kantor" jawab dito tersenyum.

"kamu gak kantor hari ini?" tanya tasya, ia memijat tangan dito.

"gak" jawab dito.

"ya udah ke rumah alesha yuk" ajak tasya.

"kok tiba-tiba?" tanya dito.

"aku udah janji sama alesha bakal main kalo kamu ada waktu" jawab tasya.

"ya udah okay" ucap dito.

ia bersiap dan mengambil kunci mobil, sementara tasya menemui afan di taman, anaknya itu sedang bermain dengan pengasuh nya.

setelah siap mereka pun bergegas pergi, 30 menit kemudian sepasang suami-istri itu pun sampai.

tasya keluar dari mobil dan langsung masuk ke rumah alesha.

"assalamu'alaikum sha" ucap tasya sembari melangkah masuk.

alesha yang sedang berada di dapur langsung menuju ruang tamu seraya membawa dea yang sedang asik bermain di kereta bayi nya.

"walaikum'salam, eh mbak, kok gak ngabarin dulu?" tanya alesha.

"kejutan" jawab tasya tersenyum.

tak lama dito masuk, afan turun dari gendongan dito dan mendekati dea.

dito dan tasya duduk di soffa sedangkan alesha kembali ke dapur untuk membuat minuman.

tak lama wanita itu kembali, ia menaruh minuman tersebut di meja.

"sultan mana?" tanya dito.

"lagi di kantor papahnya" jawab alesha.

"dia mau menggantikan papahnya?" tanya dito lagi.

"gak tau juga, gw gak tanya soal itu" jawab alesha.

"gw numpang ke kamar mandi ya" ucap tasya tiba-tiba.

"iya" balas alesha.

alesha memanggil suster untuk mengajak anak dan ponakan nya bermain di taman.

"lo bener, bunda curiga" ucap dito membuka suara saat ia dan alesha benar-benar berdua.

"sekarang kita harus apa?" tanya alesha pelan.

"nothing, gw belum kepikiran apapun" jawab dito.

"okay, gw gak akan ngomong lagi" ucap alesha.

dito menatap alesha.

"lo kelihatan bahagia tanpa gw" ucap dito.

"abang ngomong apa sih" ucap alesha.

"bener kan?" tanya dito.

"no, biasa aja" jawab alesha.

"bunda minta gw jaga nama baik keluarga kita" ucap dito mengalikan pembicaraan.

"bunda ngomong begitu karna bunda udah tau keanehan sikap kita" ucap alesha.

"iya pasti itu" balas dito.

alesha menggenggam tangan sang kakak dan menatap wajah nya tanpa berkata apapun.

"gw belum bisa dek, tapi gw bakal nahan diri sementara waktu" ucap dito yang mengerti tatapan alesha.

tak lama tasya datang dan mengajak sepasang kakak-adik itu untuk menyusul anak-anak mereka.

takdirМесто, где живут истории. Откройте их для себя