Jisoo berlari kecil di lorong rumah sakit sambil membawa segelas air hangat. Wajahnya terlihat panik karena tak menemukan ibunya dimana pun. Padahal belum sampai 10 menit yang lalu ibunya meminta air, namun saat Jisoo kembali ke taman rumah sakit, ibunya sudah tidak ada di sana.
Jisoo berbelok ke koridor di mana kamar ibunya berada. Matanya menangkap kerumunan yang sedang berkumpul di depan pintu salah satu kamar rawat di sana.
Jangan-jangan bunda....
Jisoo langsung menerobos kerumunan itu dengan mudah karena badannya yang kecil. Matanya terbelalak melihat apa yang sedang ditonton orang-orang itu. Ternyata benar dugaannya, bundanya sedang kambuh dan lebih parah lagi sedang mengamuk di kamar rawat orang lain.
"Minggir! Kalau mau suntik, suntik aja sekarang!! Saya memang ga waras! Kalian semua pasti mikir saya gila kan??!!" teriak ibunya pada orang-orang di ruangan itu.
"Bu Dara, tenang dulu, itu suntikan bukan buat ibu kok.. Saya mohon letakkan kembali.." balas seorang perawat yang berdiri di depan ibunya sambil berusaha merebut suntikan itu.
"HAH! Rumah sakit macam apa ini?? Bilang saya kanker, trus kemarin bilang saya gila!! Kalian maunya apa?? Kasi aja saya semua penyakit sekalian!!"
"Ibu.. semua orang disini tidak ada yang pernah bilang ibu gila, itu semua salah paham. Gangguan kecemasan memang sangat wajar bagi pasien, itu bukan berarti ibu gila. Saya mohon letakkan dulu, setelah itu akan saya jelaskan lebih lan—"
"AKH!!"
Kalimat perawat tadi terpotong oleh teriakan orang-orang di ruangan itu. Pasalnya ibu Jisoo membuka tutup suntik itu sehingga menampakkan jarum yang tajam. Saat hendak menusuk tangannya sendiri dengan jarum, perawat tadi langsung menahan tangan ibu Jisoo. Jisoo juga ikut membantu dan memegang tangan kiri ibunya.
"Bunda.. tenang dulu.. jangan kayak gini bunda.. " ucap Jisoo panik.
Namun Jisoo yang berbadan kecil tentu saja kalah kuat dengan ibunya sehingga ia terdorong ke lantai. Gelas dari tangannya terlempar hingga pecah. Orang-orang di ruangan itu terkesiap. Untung saja datang beberapa perawat pria yang membantu menenangkan ibu Jisoo.
Jisoo menatap gelas itu dan kembali melihat ibunya. Tiba-tiba telinganya berdengung dan segalanya terlihat bergerak lambat. Ia melihat ibunya ditarik keluar oleh dua orang perawat. Orang-orang di ruangan itu menatap ibunya dengan tatapan kaget, kesal, dan kasihan. Pasien-pasien di kamar itu juga ternyata berdiri menjauh dari tempat kejadian, takut terkena imbas dari amukan bundanya tadi.
Jisoo masih terdiam di sana, belum sempat berdiri dari lantai. Tiba-tiba pikirannya kosong, ia bahkan tidak sadar beberapa tetes air mata sukses mengalir di pipinya. Ia menoleh ke kiri dan ke kanan, seperti orang linglung. Lalu matanya menatap pecahan gelas tadi.
Tanpa benar-benar berpikir, Jisoo mulai memunguti pecahan gelas itu dengan tangan kosong. Saat itulah dia sadar dia sedang menangis. Jisoo menundukkan kepalanya lebih dalam, takut dilihat orang-orang di ruangan itu.
"Bapak Ibu silakan kembali ke kamar masing-masing, mohon maaf atas ketidaknyamanannya." Ucap salah seorang perawat mencoba membubarkan kerumunan karena ibu Jisoo sudah dibawa pergi dari sana.
YOU ARE READING
Fallin' For You [Vsoo] ✔
Teen Fiction[Perjuangan Jisoo membuat cowok secuek Taehyung jadi bucin stadium akhir] Satu sekolah tahu bahwa Jisoo naksir berat sama Taehyung. Gimana enggak? Jisoo hampir setiap hari datang ke kelas Taehyung untuk sekedar melihat pujaan hatinya itu. Tapi Taehy...
![Fallin' For You [Vsoo] ✔](https://img.wattpad.com/cover/241592857-64-k542328.jpg)