Bab 25: Splitter

4 0 0
                                    

Itu adalah negosiasi yang berjalan cukup santai. Itu benar-benar tidak seperti Koko dan Firum yang berbicara tentang seorang pembunuh bayaran menakutkan seperti yang terbesit di kepala mereka. Kira juga menyuguhkan teh hijau yang bisa dikatakan sangat enak bagi mereka membuat pertemuan itu benar-benar santai dan rileks.

Kira benar-benar orang yang bisa membawa suasana lebih santai untuk seorang pembunuh bayaran. Walau Koko dan Firum juga sempat ragu dia seorang pembunuh bayaran melihat keramahannya. Mungkin itu karena dia ingin bersikap profesional dengan kliennya. Itu menjadi alasan Kira hanya ingin dikunjungi saat merekrutnya, tujuannya untuk menyuguhkan keramahannya pada kliennya.

Setelah Koko dan Firum menjelaskan semuanya, akhirnya Kira menerima pekerjaan itu. Kira akan memulai pekerjaannya besok pagi, dia akan dipanggil ke kantor polisi untuk melakukan brifing bersama Koko dan Firum.

Sebelum Firum dan Firum pergi, Firum meminta satu permintaan pada Kira. "Kira, apakah kau tidak keberatan jika di depan rumahmu dipasangkan mesin teleportasi?"

Kira menjawab, "Oke, pasang saja, ada tanah yang tidak aku tanami tanaman di dekat pagar sana." Kira menunjuk pada sudut pagar di sebelah kanan rumahnya jika arahnya keluar dari rumah itu. Di sana masih belum ada tanaman yang ditanami.

"Baiklah," kata Firum. "Koko, ambil mesin teleportasinya di mobil."

"Iya, iya!" Koko pun mengambil mesin teleportasinya dari dalam mobil.

Mesin teleportasi itu jika belum dipasang masih sebesar ukuran bola basket, tidak padat karena berongga, tapi cukup berat dengan beratnya 20 kg. Saat mesin itu dipasang, mesin itu pun merakit dirinya sendiri seperti robot, membentuk mesin teleportasi yang mana mestinya bisa digunakan. Bentuknya seperti apa? Seperti pintu ke mana saja milik Doraemon. Padahal bentuknya sama saja seperti pintu biasa tapi dengan dua batang besi di masing-masing sisi yang melintang pada kusen pintunya ke tanah. Jadi yang benar yang mana?

"Kita akan pulang dengan mesin ini atau dengan menghabiskan bensinku?" tanya Koko.

"Pakai mesin inilah." Firum memberikan sebuah kartu. "Sana, masukkan mobilmu."

Kartu yang diberikan Firum itu bentuknya sama dengan milik Medi yang disimpan di bukunya itu. Nama kartu itu adalah splitter, alat sihir untuk menyimpan benda apa pun pada kartu itu. Dengan splitter, Koko bisa membawa mobilnya di sakunya karena mobil itu ada di dalam kartu itu. Alat sihir yang cukup simpel walau hanya bisa sekali pakai. Splitter juga bisa digunakan untuk menyimpan berbagai sihir dan menggunakannya di lain waktu.

Bersambung...

Parasit dan Dua Gadis PenyihirWhere stories live. Discover now