Mati RASA [SLOW UPDATE]

Part 3

Pagi ini sesuai janjinya semalam salsa pergi kerumah Resti untuk menjemput gadis itu.

Tok..tok..tok...

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam, eh nak salsa, sini masuk dulu." Ujar wanita paruh baya setelah membukakan pintu. Wanita itu adalah Nana, bunda Resti.

"Eh gapapa bun, salsa tunggu disini aja." Ucap salsa tersenyum.

"Yaudah bunda panggil Restinya dulu ya?"

"Iya bunda."

Tak lama muncul seoarang gadis dengan rambut sebahu dengan senyuman lebarnya. Gadis cantik dengan gaya feminim yang menjadi fashionnya tetapi sangat cerewet.

Ya, dia Resti. Sahabat baik Salsa. Berbeda dengan salsa yang terkesan tomboy dengan rambut kucir kuda yang menjadi gayanya.

Salsa dan Resti sudah bersahabat sejak SMP, tak heran jika mereka kerap dianggap kakak adik.

Sifat mereka tidak begitu berbeda, keduanya sama-sama cerewet jika sudah bertemu, bedanya jika Resti mudah bergaul dengan orang lain, tetapi Salsa cenderung sulit kenal dengan orang baru. Maka dari itu hanya Resti satu-satunya sahabatnya sejak dulu.

"Yuk," ajak resti dengan cengiran khasnya

Salsa memutar bola matanya malas, "Lo dandan lama tapi gaya lo gini-gini aja?"

"Ck, udah-udah ayo berangkat, ntar keburu telat." Ucap resti.

"Kalo kita sampe telat itu semua gara-gara lo." Sahut salsa kesal.

Resti hanya terkekeh mendengar penuturan sahabatnya ini, dia senang sekali melihat salsa kesal.

"Yaudah bun, kita berdua berangkat ya?" pamitnya pada bunda yang sedari tadi tersenyum melihat kedua puterinya ini. Ya, salsa sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri.

"Iya, hati-hati ya, inget jangan ngebut-ngebut." Ucapnya memperingati.

"Siap bun," ucap mereka serentak sembari mengangkat tangan kanannya seolah hormat pada kapten.

Salsa dan Resti lalu mencium tangan Nana secara bergantian.

"Assalamualaikum," ucapnya berbarengan lagi.

"Waalaikumsalam." Sahut Nana tersenyum.

Nana membuang nafas pelan, "Huhhfff, berasa punya anak kembar." Ucapnya terkekeh lalu menutup pintu.

^^^^

Salsa dan Resti tiba dihalaman parkir sekolahnya lalu memarkirkan motor matic kesayangannya itu. Jarak dari rumah kesekolah tidak terlalu jauh, hanya 10-15 menit.

Mereka berdua lalu berjalan dikoridor sekolah menuju kelasnya. Mereka asik berbincang dengan sesekali tertawa, karna terlalu asik tiba-tiba salsa merasakan tubuhnya ditabrak seseorang yang membuat pantatnya mendarat ke lantai dengan cukup keras.

"Aww pantat gue..!!" Pekiknya sambil memegang pantatnya yang sakit.

"Woy, lo kalo jalan pake mat-" ucapan salsa terhenti ketika mengetahui siapa yang menabraknya.

"Raffa." Ucapnya lirih.

Ya, seseorang itu adalah Raffa, mantan kekasihnya. Raffa mengulurkan tangannya berniat membantu salsa berdiri.

"Ayo aku bantu." Ucapnya.

'Kita harus putus'

Kata-kata itu terus terngiang dari pikiran salsa saat matanya bertemu dengan mata Raffa, hal itu membuat dadanya sesak, ingin sekali ia menangis detik itu juga. Tapi tidak, ia tidak ingin terlihat lemah dihadapan lelaki ini.

Salsa menghempaskan tangan Raffa, dia bertekad untuk tidak ingin berurusan dengan apapun yang berhubungan dengan Raffa. Keputusan sepihak yang Raffa ambil, cukup membuat hatinya sakit.

"Gausah, gue bisa sendiri. Mending lo pergi sekarang." Usirnya.

Resti melongo melihat interaksi kedua sejoli ini, ada apa ini? Apa mereka lagi marahan ya? Tanyanya dalam hati. Iya, Resti sama sekali belum mengetahui masalah yang menimpa Salsa dan Raffa.

"Biar gue aja yang bantu." Ucap resti menengahi.

Resti lalu membantu Salsa berdiri, itu pun tidak luput dari pandangan Raffa. Resti kemudian memapah salsa berjalan menjauh dari Raffa.

"Lo hutang cerita sama gue." Ucap resti pelan namun penuh penekanan.

__________

Aaaa gimana part 3 nya?

Masih pada penasaran gak?
Ini masih part pendek ya

See you next part oke:)
Jangan lupa vote

Follow akun author juga yaaa. Hihi