"Aku minta maaf sal,” jawab Raffa lirih.
"Cukup Raf! Aku Cuma mau kejelasan dari kamu, bukan maaf.” Sentaknya sambil menghempaskan kedua tangan Raffa yang bertengger dipundaknya dengan kasar.
Salsa berlari meninggalkan Raffa yang terus menatapnya dengan raut yang sulit diartikan.
"Maafin aku sal, kita memang harus pisah.” Gumamnya sambil menatap punggung salsa yang semakin menghilang.
^^^
Salsa terus berlari sambil menangis mengingat kejadian yang baru saja ia alami, ia tak menyangka Raffa akan tega melakukan ini padanya. Entah kurang apa perjuangannya selama ini, ia tau bahkan sadar bahwa orang tua Raffa memang tidak menyukainya. Itupun tanpa ia ketahui apa alasannya.
Tapi ia sama sekali tidak memperdulikan itu, yang ia pikirkan hanyalah cintanya yang begitu tulus pada Raffa. Berbagai tuduhan, hinaan, cacian yang dilontarkan keluarga Raffa padanya, ia sama sekali tidak tumbang.
Banyak sekali teman-teman salsa yang memintanya untuk berhenti memperjuangkan Raffa, karna jika dilihat keluarga Raffa, sampai kapanpun mereka tidak akan pernah melihat betapa tulusnya cinta salsa.
Tetapi salsa selalu tersenyum menanggapi itu dan berkata, “Gue yakin suatu saat keluarga Raffa bakal terima gue kok, gue cukup berdoa sama tuhan yang maha membolak balikkan hati hambanya.”
Tapi seketika perjuangannya hancur hanya karna satu kata yang keluar dari mulut Raffa ‘Putus’. Jujur salsa tidak terima, tapi dia juga bisa apa? Memaksa Raffa untuk tetap menetap pun bukan jalan keluar.
Tanpa salsa sadari, langkah kakinya membawanya menuju taman. Ia lalu duduk dibangku taman yang kosong.
Hari ini ditaman cukup ramai, karna memang sekarang weekend. Jadi banyak orang yang menghabiskan waktu bersama keluarganya di taman.
Keramaian taman sama sekali tidak membuat hati salsa menghangat. Salsa menundukkan kepalanya dan menatap ujung sepatunya. Bahunya bergetar, salsa sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi.
Tak lama, tiba-tiba hujan turun. Semua orang berlari kesana kemari untuk berteduh, kecuali salsa. Gadis itu duduk dengan kepala yang masih saja menunduk dan bahu yang bergetar.
Salsa menyukai hujan, karenanya ia sama sekali tidak bangkit ketika hujan datang. Apalagi hatinya sedang kacau saat ini, dengan adanya hujan ia merasa mempunyai teman.
Salsa mengangkat kepalanya mengarah langit, membiarkan hujan membasahi wajah cantiknya. Ia lalu berdiri dan merentangkan kedua tangannya menikmati hujan, ajaibnya hujan dapat membuatnya tersenyum meski sangat tipis sekali.
"Kenapa ini terjadi padaku tuhan?” gumamnya
Salsa masih terus memejamkan matanya menikmati rintikan hujan yang membuatnya basah kuyup sejak tadi.
"Aku sudah berusaha jadi yang terbaik untuknya, tapi apa yang aku dapat? Aku malu pada-Mu Tuhan, Nama yang selalu ku sebut dalam doa, memilih untuk pergi.” Racaunya.
“Jika memang dia bukan untukku, tolong hilangkan perasaan ini. Karna sungguh aku tak sanggup.” sambungnya.
Hujan mulai mereda dan hari pun semakin sore, gadis cantik pemilik nama lengkap Salsabilla Anggraini memutuskan untuk pulang.
Sepanjang jalan Salsa menatap kedepan dengan tatapan kosong. Tak jarang ia ditegur orang-orang sekitar karna takut kesambet katanya.
15 menit berlalu, akhirnya salsa tiba dirumahnya. Salsa bukan berasal dari kalangan orang kaya, namun bukan juga dari orang miskin. Hanya sederhana dan cukup.
Tok..tok..tokkk
Salsa mengetuk pintu, “Assalamualaikum, mah.”
Lalu pintu tersebut terbuka memunculkkan wanita paruh baya dengan raut panik di wajahnya.
"Waalaikumsalam, sal. Dari mana aja sayang sampe basah kuyup begini, terus mata kamu kenapa merah? Kamu habis nangis hm?” tanya karina, ibu salsa.
"Hehe, tadi pas jalan pulang aku kejebak hujan mah. Tapi karna hujan nya gak reda-reda jadi aku terobos aja sambil hujan-hujanan. Dan soal mata emm mungkin karna kena air hujan makanya merah.” Dustanya.
"Yaudah kamu mandi gih bersih-bersih, bajunya sekalian dicuci ya. Mamah siapin makan buat kamu.” Titah ibunya tersenyum
"Ay ay kapten!!” seru Salsa dengan gerakan hormat yang membuat ibunya terkekeh geli melihat annak gadisnya itu.
Salsa berlari memasuki kamarnya dan bersiap untuk mandi, saat setelah menutup pintu, tanpa ia sadari tiba-tiba air matanya menetes. ‘Kita harus putus’ ucapan Raffa terus terngiang dalam pikiran salsa.
"Kenapa rasanya sakit banget.” rintihnya sambil memegang dadanya yang terasa sakit.
Salsa lalu mencoba menetralkan nafasnya dan berusaha untuk biasa saja. Dan melanjutkan aktifitasnya untuk mandi.
Cukup lama ia dikamar mandi karna harus mencuci baju dulu, karna jika ditunda-tunda bisa bau.
Setelah semuanya selesai, salsa kemudian menghampiri ibunya didapur.
"Ada yang bisa salsa bantu mah?” tanyanya
Karina menoleh lalu tersenyum, “Ini sebentar lagi selesai, kamu taruh piringnya dan bawa masakan yang sudah matang ini ke meja makan ya?”
"Siap mah.” Serunya.
Salsa lalu melaksanakan sesuai perintah ibunya, lalu menatanya dengan rapi. Ia kemudian duduk menunggu ibunya.
Tak lama, ibunya datang dengan semangkuk sup ayam kesukaan salsa.
"Waahhhh jadi tambah laper nih.” Ucapnya dengan mata berbinar menatap sup buatan ibunya itu.
"Yaudah yuk makan.” Ajak karina
"Yuk.”
Mereka lalu melahap makanan mereka masing-masing. Tidak ada perbincangan, hanya ada suara dentingan sendok yang mengisi ruang makan tersebut. Karna memang dikeluarga ini diajarkan untuk tidak berbicara saat makan.
________________
Gimana sama part 2 nya?
Maaf ya kalo berantakan, yang mau kritik boleh banget loh:D
Semoga kalian suka,
See you next part,
Jangan lupa vote juga, biar aku makin semangat. Hihi
VOCÊ ESTÁ LENDO
Mati RASA [SLOW UPDATE]
Ficção AdolescenteKalian pasti pernah mengalami hal ini bukan? atau bahkan kalian sedang berada difase ini? Fase dimana kalian bahkan sudah tak mempercayai lagi apa itu CINTA, Cinta yang bagi sebagian orang merupakan anugerah atau sesuatu yang membahagiakan, tapi ken...
![Mati RASA [SLOW UPDATE]](https://img.wattpad.com/cover/245273933-64-k405861.jpg)