5 "Piano Class"

11.1K 519 15
                                    

Tubuh Xavier jatuh ke atas tubuh Audrey. Ditengah padang bungga. Wajah mereka dekat sekali.

Mereka bertatap ria satu dan lainya. 1 mata menatap mata yang lainya. Burung-burung bernyanyi seakan mereka ingin merayakan kejadian ini.

"Hei." Sapa Audrey ke Xavier. Mata mereka tetap 1 dan lainya.

Xavier tidak menghiraukanya dan mendekatkan wajahnya kearah Audrey.

"Heii!" Sapa Audrey lebih keras lagi. Xavier tambah lebih mendekatkan wajahnya ke Audrey. "Hei berat ini! Pergi dong!"

Xavier segera sadar dari lamuanya dan menyingkir. Dia lalu duduk di rumput lagi. Dengan malu-malu dia menutupi muka merahnya dengan menempelkan tanganya ke mulutnya. 'Aku tadi ngapain sih?!'

"Berat tau!" Rengek Audrey sambil memijat bahunya sendiri. Audrey lalu melihat sekitar. "Eh pulang yuk. Aku ada janji sama Nicole jam 4 ini."

Xavier menatap Audrey. "Nicole? Siapa itu?"

"Temenku! Udah ayo."

** ** **

"Aku gak mau, Jason!" Kata Nicole penuh penekanan. "Sekali aku bilang putus, tetep putus! Titik!" Teriak Nicole lagi.

Jason berlutut. "Sorii, Nicole. Waktu itu aku memang bener-bener ditahan sama ortuku.. Gak bisa keluar. Ini aku baru bisa keluar sekarang."

"Aku udah muak tau gak?" Nicole mulai marah. "Keluargamu sapa aku gak tau, rumahmu dimana aku gatau. Aku gatau apa-apa soal kamu! Capek aku tau gak sih?"

Audrey sama Xavier segera menghampiri mereka. "Em? Sapa itu Nic?"

"Oh, gatau ya Drey, gak kenal." Jawab Nicole langsung sambil melipat tangan.

"Tunggu." Kata Xavier tiba-tiba. "Rasanya aku pernah liat kamu deh. Dimana ya?"

Jason gugup tiba-tiba. "Maaf, pangeran. Saya tidak tau."

"Aah udah! Aku bisa telat ke acaranya! Ayo, Audrey! Tinggal aja orang gak penting ini."

Nicole, Audrey dan Xavier segera meninggalkan Jason yang terjatuh ditanah.

"Mau kemana sih Nic?" Tanya Audrey.

"Ada konser Piano. Aku mau lihat." Jawab Nicole sambil tersenyum.

** ** **

"Ah, suatu kehormatan, Pangeran Skye dapat tampil di konser sederhana kita." Kata seorang kundektur.

Skye tersenyum. "Bapak sudah bilang itu berkali-kali. Yah, kebetulan saya masi ada waktu di sini. Tidak salah untuk ikut bukan?"

"Ya. Em oke, waktu anda tampil. Silakan, Prince Skye."

Skye segera masuk. Di panggung berdiri sebuah grand piano putih yang sangat indah. Dia lalu menghampiri piano itu dan duduk di kursinya. Jarinya mulai memainkan tuts tuts piano. Mungkin piano itu baru jadi untuk menekan masi berat. Yah, yang berat memang yang terbaik.

Moonlight Sonata. Judul lagu yang dimainkan Skye. Mengingatkanya ke anak perempuan yang dulu biasa dia ajari piano. Rupanya dia memang kehilangan gadis itu, seperti Beethoven.

Pari audience bertepuk tangan saat Skye selesai memainkan lagunya. Skye tersenyum simpul. Dia lalu kembali masuk ke balik tirai. Pianist lain keluar memainkan lagu.

"Perfect, Prince Skye! Lancar tidak ada salah, emosi nya juga bagus, tidak sekedar mencet. Perfect!" Sambut kondekturnya smbil bertepuk tangan.

Skye tersenyum lagi. "Terima kasih, Pak. Tapi memang seharusnya seorang prince pandai bermain piano bukan?" Kondekturnya lalu mengangguk.

Masquerade: The Lost PrincessWhere stories live. Discover now