18. "Letter of Choice"

7.5K 471 30
                                    

Dedicated to: @Milly_nanaYuna (yap Audrey pingsan 4x😊👍)

btw next chap aku dedicated ke salah satu orang yang koment hehehe thx

VOTE DULU CEPET
___________________________________________

Siska sendirian lagi di rumah. Sambil menyapu lantai yang memang sudah bersih, pikirannya melayang. Memang, akhir-akhir ini dia sering一terlalu sering malah, berpikir soal anaknya.

Apalagi setelah dia menerima surat dari Vincent. Astaga, semua hal menjadi lebih susah lagi. Bagaimana bisa Dr. Aownsid memerika Audrey? Dia sudah tau Audrey punya quera lagi. Skye juga! Pangeran satu itu terlalu ikut campur! Dan cara memperkuat Quera yang dibilang Vincent! Apa itu? Membiarkan Audrey bersama Aiden lebih sering? Itu sama saja bunuh diri!

Siska geleng-geleng kepala.

Lalu ada satu lagi, Princess Jesslyn. Dia tahu banyak orang, terlalu banyak lebih tepatnya, saat dia memakai queranya kapan hari. Siska bahkan sudah tau bahwa Jesslyn akan melakukan sesuatu ke Audrey, dan mungkin ke dirinya sendiri. Princess satu itu sungguh sangat amat aneh. Dia tidak pernah bertemu一atau mendengar ada putri yang sikapnya bukan kayak putri. Apa mungkin Alfrado dan Elfrada salah didik? Tidak mungkin. Mereka bukan tipe orang yang seperti itu.

Siska merasa dia memang harus keluar dari Spingloer. Dia sudah terlalu lama berada di sini. Mungkin dia harus pindah ke negara sebelah. Tentu saja Summehosh tidak masuk hitungan. Jesslyn tidak mungkin tinggal di Spingloer selamanya, dia pasti kembali ke kerajaannya. Enseasen apalagi. Dia tidak boleh berada disana. Terlalu beresiko.

Pilihan utamanya adalah kastil Vincent. Tempat paling aman, meskipun King Arthur sendiri sering main kesana. Tapi tidak mungkin dia mengajak Audrey kesana, anak itu masih tidak tau apa-apa; dan belum waktunya anak itu untuk tau. Selain itu ada Kathleen, Kathleen pasti akan terlalu kegirangan; tinggal menunggu waktu saja Kathleen keceplosan ngomong ke Audrey kalo dia itu Kylen.

Bukan pilihan yang tepat.

Lamuan Siska tersadarkan dari ketukan di pintu. Dengan tergesa-gesa dia membukanya. Akhir-akhir ini memang banyak yang mampir ke rumahnya, dia bahkan tidak kaget lagi saat melihat siapa yang datang. "Ada perlu apa, Prince Aiden?"

"Oh, Audreynya ada?"

"Dia lagi sekolah."

"Ooh." Aiden mengangguk. Dia lalu pamit pulang. Tapi sebelum dia sampai di kereta kudanya, dia kembali ke Siska yang masih berdiri di pintu. "Em, saya punya usul untuk membawa Audrey ke Enseasen, tinggal di istana."

Dan saat itu juga Siska tau, dia harus mengatur ulang kerajaan tujuan dia akan pergi.

** ** **

"Aku dengar Prince Xavier sudah siuman.. kamu sudah njenguk?" Nicole bertanya ke Audrey. Tangannya masih sibuk membereskan buku-buku yang berserakan di meja.

Audrey menangapi pertanyaan Nicole dengan diam. Bingung mau jawab apa. Nicole belum tau soal Jesslyn. Jadi lebih baik dia terus gatau. "Ngak."

"Nanti aku mau kesana, mau ikut?"

"Ngak."

Nicole menoleh ke Audrey lalu memandanginya tajam. "Kenapa?"

Audrey mengangkat bahunya. "Gapapa."

"Audrey, sejak Xavier sakit kamu belum sekalipun njenguk dia loh."

"Iya aku tau."

"Audreeey." Nicole mulai kesal. "Kamu takut diusir pas masuk istana ya?"

Audrey akhirnya menoleh ke Nicole. "Yaa.. mungkin." Jawabnya sambil mengangguk. "Aku juga kan pingin njenguk dia, Nicole. Ngapain juga aku dirumah, nganggur." Mata Audrey terlihat sangat capai dan bingung.

Masquerade: The Lost PrincessWhere stories live. Discover now