23. "Move of the Heart"

7.5K 456 25
                                    

Pagi-pagi buta sekali, sebuah kereta berkudakan beberapa kuda putih sampai di Enseasen Castle. Kusirnya lalu membukakan pintu kereta, dan seorang putri lalu turun.

"Selamat datang dan selamat pagi, Princess Aurelia. Pagi sekali." Xavier menyapa fiancé-nya sambil menjulurkan tangannya.

Aurelia menerimanya lalu tersenyum. "Selamat pagi, Prince Xavier. Aku harap aku tidak menganggumu. Saat ini jam 2 pagi, apakah kamu tidak kelelahan? Apakah aku membangunkanmu? Maafkan aku datang tiba-tiba."

"Tidak apa-apa. Aku juga tidak bisa tidur, aku terbangun dari kemarin. Kamu tidak mengangguku sama sekali." Tidak tidur karena Audrey. Batin Xavier dalam hati.

Mereka lalu berjalan masuk bersama. "Kamu sebaiknya istirahat. Ini masih pagi buta. Matahari saja belum bersinar."

"Ah, Xavier?"

"Ya?"

"Aku tidak mengantuk. Apakah kau keberatan kalau kita jalan-jalan dulu? Mungkin kita masih bisa melihat bintang di taman Enseasen."

Bintang. Itu mengigatkannya akan Audrey. Tapi bersama Aurelia mungkin bisa membantunya melupakan Audrey, sejenak. "Kalau begitu ayo, kita sama-sama."

Mereka lalu berjalan dalam keheningan ke arah taman Enseasen. Ketika sampai, mereka memilih untuk duduk di sebuah bangku taman di sebuah taman rumput yang luas.

Pikiran Xavier mulai berlari ke Audrey. Dia hampir berciuman, tapi Audrey berkata maaf. Xavier sudah berpikir semalaman. Maaf? Buat apa Maaf? Maaf karena Audrey tidak merasakan perasaaan apa apa ke Xavier? Maaf karena Audrey tidak mau berciuman sama Xavier? Maaf untuk apa? Apakah hari-hari yang Audrey habiskan bersama Aiden benar-benar mengkikis tempat untuk Xavier dihatinya? Secepat itukah? Dan semua gosip-gosip tentang Aiden dan Audrey, tentang Pripau, yang menjadi rahasia umum di Enseasen Castle tidak membantunya sedikitpun. Apakah dia benar-benar melepaskan Audrey? Benarkah?

"Em, Xavier." Aurel mengagetkan Xavier dari ingatannya.

"Ya?"

"Aku mau bertanya sesuatu."

"Silahkan."

Aurel malah hening sejenak, sekedar memikirkan pilihan kata yang akan dia ucapkan. "Apakah aku menganggumu dengan Audrey? Ah, bodohnya aku tentu saja aku menganggu. Maaf. Aku gatau sebelumnya kalau ternyata kamu sama Audrey.. dekat. Aku baru saja diberitau Jesslyn kemarin, aku jadi merasa tidak enak dan langsung kesini. Maaf merepotkan sungguh." Aurelia mengatakannya dengan cepat dan tampa berhenti. Dia lalu menarih nafas. "Ya, maaf."

Xavier bahkan tidak bisa mengatakan apapun, pandangannya sekarang menghadap ke arah Aurelia yang sedang memandang langit.

"Tapi, Xavier, aku tau ini terdengar tidak adil, tapi kita ini penerus sebuah kerajaan, kita tidak punya hak untuk memilih siapa yang akan menemani kita memimpin kerajaan kita. Tidak peduli betapa aku menyayangimu dan betapa aku ingin kamu bahagia, pernikahan kita tidak bisa dihindari. Tapi aku berjanji, saat aku duduk disebelahmu saat kamu memerintah, aku akan setia selalu bersamamu, meskipun kamu tidak mencintaiku sekalipun." Aurelia lalu menoleh ke Xavier.

Dibawah cahaya bulan, Xavier takjub sesaat akan Aurelia. Rambutnya yang panjang bergelombang berwarna berbeda karena terkena cahaya bulan. Wajahnya, wajahnya sangat tegar tetapi Xavier bisa menemukan pertanda bahwa wanita ini akan menanggis. Dan meskipun bibirnya membentuk senyuman saat ini, matanya terpancar kesedihan.

Xavier tidak tau kalau Aurelia bisa seperti ini.

His heart skiped a beat.

"Aku rasa kau benar, aku harus beristirahat. Permisi." Aurelia tersenyum untuk terakhir kalinya sebelum dia kembali masuk ke Enseasen Castle.

Masquerade: The Lost PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang