"Apa kau menginginkan eomma kembali ketempat appa? Kau tak ingin eomma disini bersamamu?" tanya Yewon sambil mengusap rambut hitam Yeji.

"Tentu saja aku mau. Tapi, aku ingin eomma bisa berada disini bersama dengan appa, dan juga adikku" jawab Yeji dengan suaranya yang mengemaskan ditelinga.

"Begitukah?" tanya Yewon menatap kedua mata kecil Yeji, sambil meneteskan air mata.

"Walau harus menunggu eomma dan appa? Karena sepertinya eomma dan appa baru bisa kembali kesini untuk waktu yang sangat lama" Yewon yang berusaha tersenyum dengan hatinya yang sedih.

Yeji menganggukkan kepalanya dengan cara yang menggemaskan. "Tidak masalah eomma, aku akan menunggu" ujar Yeji lembut kemudian menghapus air mata disalah satu pipi Yewon.

Menerima perlakuan lembut dari Yeji, Yewon semakin tak bisa menahan air matanya kemudian menangis pelan sambil memeluk Yeji dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Jika eomma sudah kembali, katakan kepada appa bahwa aku menyayanginya" bisik Yeji dari dalam pelukan Yewon.









Yoongi mengangkat kepalanya dari atas ranjang Yewon, kemudian mengusap air mata yang membasahi kedua pipinya sambil mengatur deru nafasnya yang tersengal setelah menangis terisak dan bersembunyi didekat tubuh Yewon yang terbaring di ranjang rumah sakit.

Yoongi memperhatikan ke sekeliling ruangan kamar rawat inap Yewon. Yoongi sangat yakin sebelumnya ruangan Yewon terlihat cukup terang karena cahaya matahari disiang hari yang memasuki dan menerangi kamar rawat Yewon, kini berubah sedikit gelap. Yoongi melihat kearah jendela kamar, dan terlihat langit diluar jendela yang berubah menjadi kelabu karena awan hujan yang mulai mendominasi langit yang sebelumnya cerah.

"Sepertinya akan turun hujan. Apakah akan ada datang badai salju, bukankah ini seharusnya sudah masuk bulan desember?" ujar Yoongi bermonolog sambil melihat kearah luar jendela kamar yang berubah kelabu.

Tak begitu memperdulikan dengan kondisi perubahan cuaca, Yoongi kembali bergerak menuju ranjang Yewon. Kemudian membenarkan selimut Yewon, karena khawatir Yewon akan merasa kedinginan. Lalu mengambil selimut miliknya yang ada di atas sofa, membawanya bersamanya yang kembali duduk di kursi di samping Yewon lalu memakainya ke tubuhnya sendiri.

Yoongi mengambil tangan Yewon yang tak dipasang jarum infus, menempelkannya kepada wajah Yoongi sambil mengusapnya pelan ke pipi bulat Yoongi.

"Aku ingin sekali berbaring di sampingmu, tapi aku khawatir akan mengusik waktu tidur siang calon anak kita" ujar Yoongi menatap wajah Yewon yang masih tertidur sambil mengusapkan tangan Yewon ke wajahnya.

Hampir setiap hari Yoongi mencoba mengajak berbicara dengan Yewon, walau setiap kali Yoongi berbicara tak pernah mendapat tanggapan dari Yewon yang masih belum sadar dari tidur panjangnya.

Yoongi menghela nafasnya panjang, merasa hampir menyerah karena belum mendapatkan perubahan yang signifikan dari Yewon. Lalu kemudian memilih untuk membaringkan kembali kepalanya didekat tubuh Yewon sambil mencoba memejamkan matanya. Namun, sesekali ia masih saja meneteskan air matanya.

"Kapan kau akan kembali Yewon-ah, aku benar-benar membutuhkanmu" lirih Yoongi dengan perasaan penuh harap.

Perlahan terdengar suara rintik air hujan mulai menghujani dan membasahi kota Seoul, serta suara guntur yang terdengar dari kejauhan beriringan dengan suara rintik hujan. Mengisi suasana keheningan didalam kamar rawat Yewon, walau sebenarnya didalam kamar masih terdengar suara detak dari alat EKG dan suara Humidifier atau alat pelembab udara ruangan.

Yoongi menyandarkan kepalanya dengan nyaman di atas ranjang Yewon, dan mencoba menghilangkan rasa lelahnya dengan menempelkan kepalanya ditubuh Yewon. Hingga tanpa bisa ia duga, samar-samar ia melihat jari tangan Yewon yang berada didepan wajahnya perlahan bergerak. Yoongi mencoba membuka matanya lebar, menangkap apakah benar ada pergerakan dari Yewon. Dan sekali lagi dua jari Yewon bergerak tanpa diduga. Segera Yoongi mengangkat kepalanya, melihat kearah tangan Yewon sekali lagi mencoba menyakinkan penglihatannya. Dan dari indra pendengarannya, samar-samar Yoongi menangkap suara Yewon yang memanggil namanya dengan suara yang sangat pelan.

"Oppa..." panggil Yewon dengan suara yang terdengar lirih dan sangat pelan.

Segera Yoongi bangkit dari duduknya melihat kearah wajah Yewon, dan perlahan terlihat Yewon yang mulai membuka matanya mencoba mengembalikan kesadarannya. Seketika Yoongi menekan tombol yang akan memanggil perawat rumah sakit jika ia membutuhkannya. Rasa bahagia bercampur haru seketika menyelimuti relung hatinya, karena Yewon akhirnya membuka matanya.

"Yoongi oppa..."panggil Yewon pelan, sambil mencoba melihat kearah Yoongi.

"Iya Baby, aku disini" ujar Yoongi sambil menggenggam tangan Yewon, menyambut kembalinya Yewon dengan perasaan bahagia.






Seperti bumi dan bulan, bahwa aku selalu bersamamu.

Semua kenangan yang kita lalui bersama adalah sebuah keajaiban.

Jangan pernah lupakan, dihari kita tertawa dan menangis bersama.

Kau tidak sendirian.

Karena bertemu denganmu adalah sebuah keajaiban.

Oneus - Miracle


TBC..



Annyeong.. Reader.
Sudah cukup lama setelah aku up di chapter Black Swan, When The Night Fall, terus akhirnya aku bisa up chapter Autumn Leaves.

Maaf, kalo aku selalu lama untuk bisa up lagi. Karena aku yang amatir, kadang atau mungkin lebih sering ngalamin stuck untuk dapet ide cerita kelanjutan nya.

Dan, maaf juga kalo di chapter yang belakang ini banyak reader yang jadi merasa sedih setelah baca chapter ini. Tapi, aku juga merasa senang. Karena itu artinya, tulisanku cukup bisa diterima.

Terima kasih karena udah setia dan mengikuti jalan ceritanya.

Dan, di chapter ini aku juga mengajak para reader untuk bisa masuk kedalam dunia mimpi Yewon. (Efek karena nonton kartun film Jepang (^_^). Dari situ aku jadi bisa dapetin ide untuk kelanjutan kisah Yoongi & Yewon.)

Semoga reader ga akan bosen dan terus membaca cerita juga kelanjutan ceritanya hingga di chapter terakhir nanti.

Terima kasih udah selalu setia membaca cerita yang aku buat.

Author.
Kamshahamida

All About You [너에 관한 모든 것] {END}Where stories live. Discover now