"Bukankah kau pernah datang sebelumnya? Di garis awal, antara kau dan pulau yang ditemukan ayah Yeji. Bahwa kau tak bisa melupakan namanya, sehingga keajaibannya tak akan hilang" ibu Yewon mencoba mengingatkan apa yang pernah Yewon dengar sebelumnya.

"Garis awal, keajaiban.." Yewon mencoba mengingat kata-kata yang diberikan ibunya, kemudian melihat kearah Yeji yang kini telah berhenti bermain, lalu berjalan mendekati Yewon dan ibunya.

"Eomma, aku mengantuk.." ujar Yeji saat ia sampai dihadapan Yewon, kemudian duduk dipangkuan Yewon dan menyandarkan kepalanya dipundak Yewon dengan manja.

"Dia belum pernah seperti ini sebelumnya, kenapa kau jadi sangat manja Yeji-ah" ujar Ibu Yewon kepada Yeji yang kini memeluk Yewon dengan manja.

"Karena ibu ada disini. Aku hanya ingin memeluk ibu" ujar Yeji manja sambil memejamkan matanya.

"Aku sayang ibuku.." ucap Yeji manis, lalu kemudian tertidur dipundak Yewon sambil memeluk manja. Mendengarkan ucapan Yeji, tanpa sadar air mata Yewon kembali menetes. Ia merasa bahagia setelah mendengar ungkapan hati Yeji, yang menjadi anak perempuannya.







Yewon menatap wajah anak perempuannya yang tertidur pulas disebuah kamar bercat biru dengan hiasan bunga Daisy yang menghiasi kamar Yeji selayaknya kamar anak perempuan. Yewon mengusap rambut hitam Yeji lembut, sambil sesekali merapikan selimut Yeji.

Yewon melihat kesekeliling kamar Yeji yang cukup cantik dan rapi. Sebuah rak buku dan meja belajar yang terbuat dari ranting kayu. Terlihat Yeji yang suka membaca buku, karena terdapat banyak buku di sana. Yewon melihat kearah langit-langit kamar Yeji yang dihiasi berbagai macam hiasan bintang yang terbuat dari kertas yang digantung dengan tali, diikat dari lampu kamar yang menggantung hingga menjuntai ke beberapa arah dengan sedikit berantakan di ruangan kamar Yeji yang tak terlalu besar.

Kedua mata Yewon masih melihat kearah sekeliling kamar Yeji, dan menemukan sebuah lemari pakaian yang tak terlalu besar dan hanya memiliki penutup kain sebagai pintu lemarinya. Mata Yewon melihat sebuah kain berwarna biru yang hanya disampirkan di atas lemari pakaian yang pendek. Yewon bergerak mendekati lemari Yeji, lalu mengambil kain yang ada di sana. Dan dia menemukan sebuah baju terusan berwarna biru yang sangat ia kenali. Dan ia ingat, jika itu adalah baju miliknya yang dirusak oleh Yoongi saat bagaimana Yoongi mengambil paksa kehormatannya. Namun saat Ia melihat baju tersebut justru terlihat baik seperti sebelumnya, tak ada kerusakan sedikit pun.

Yewon kembali mendekati tempat tidur Yeji, dan disana anak perempuannya tertidur dengan tenang. Yewon duduk dipinggiran ranjang Yeji, menatap wajah anaknya yang tertidur dengan wajah cantiknya kemudian mengusap rambut Yeji dengan lembut.

"Jadi, kau benar putriku" ucap Yewon pelan namun lembut.

"Maaf, jika ibu tidak dapat mengenalimu. Karena bahkan ibu tidak tahu apakah kau laki-laki atau perempuan" Yewon mengusap wajah Yeji dengan lembut.

Saat Yewon sedang memandang wajah anak perempuannya yang sedang tidur, tak lama langit di luar rumah berubah kelabu. Langit yang semula cerah, perlahan merubah warnanya menjadi kelabu dan perlahan terdengar suara air hujan yang turun dari awan kelabu yang menutupi langit cerah.

"Oh, hujan turun" ujar Yewon lembut saat ia merasakan angin hujan berhembus memasuki jendela kamar Yeji, sehingga membuat udara didalam kamar Yeji menjadi sejuk.

Tiba-tiba Yeji bergerak dalam tidurnya, mencoba merapatkan selimut yang dipakainya.

"Eomma, dingin.." ujar Yeji yang merasa kedinginan tanpa membuka matanya.

Kemudian Yewon membenarkan selimut yang dipakai Yeji, dengan lebih merapatkan ketubuh Yeji sehingga Yeji bisa mendapatkan kehangatan.

"Apa kau masih merasa kedinginan?" tanya Yewon setelah merapatkan selimut Yeji, kemudian memeluk tubuh mungil Yeji dan mencium rambut Yeji.








All About You [너에 관한 모든 것] {END}Onde histórias criam vida. Descubra agora