Part 20

102 3 0
                                    

Di kamarnya Raveena terus merutuki dirinya. Ia benar-benar tidak percaya sebab ia membalas ciuman Bryan tadi malam.

"Kenapa gue sampai balas ciuman cowok itu sih?" sesal Raveena dan memukul bibirnya sendiri.

Raveena pun tiba-tiba mengingat Bryan yang menciumnya dengan lembut membuatnya terlena dan senyum-senyum sendiri. Namun, langsung saja ia menampiknya tidak ingin memikirkan cowok itu.

Raveena pun mulai uring-uringan dengan perasaannya. Apa jangan-jangan ia sudah menyukai cowok itu. Raveena pun memilih untuk membaringkan tubuhnya agar bisa melihat langit-langit kamarnya sekaligus menjernihkan pikirannya tapi yang terbayang malah wajah cowok ganteng itu. Astaga! Raveena seperti merasa gila apalagi hatinya berdegup dengan kencang.

Ia pun menepuk-nepuk wajahnya, "Sadar Veena, sadar lo gak boleh terbuai sama pesona cowok itu." tampiknya dan berusaha untuk tertidur.

Perlahan mata Raveena mulai terpejam namun, ia malah terus mengingat momen dirinya bersama dengan Bryan. Ia menjadi frustasi dan menutup wajahnya dengan bantal. Namun, ia pun tidak bisa teridur dan gelisah tidak jelas. Segala upaya sudah dilakukan untuk mengenyahkan cowok itu dari pikirannya.

"Kayaknya gue beneran gila deh," ungkapnya pada diri sendiri mulai kewalahan.

Raveena merasa menyesal sebab ia tidak ingin merasakan perasaan jatuh cinta lagi. Tapi kenapa sekarang ia harus merasakannya lagi dan cowok itu adalah Bryan.

***

Hari ini libur, oleh karena itu Raveena dan Bryan pergi berjalan bersama untuk merayakan ulang tahun Raveena kemarin. Ini merupakan permintaan Raveena kepada Bryan. Kalau punya pacar kenapa disia-siakan? Begitu pikir Raveena.

Mereka berdua bermaksud untuk pergi ke bioskop bersama. Namun sebelumnya, Raveena dan Bryan mencari makan terlebih dahulu. Mereka pun tiba di sebuah resto yang menawarkan berbagai makanan dari berbagai daerah.

"Lo mau makan apa?" tanya Bryan saat mereka sudah duduk di meja makan resto tersebut.

"Gue samain aja deh sama pesanan lo," jawab Raveena sekenanya.

Bryan pun mengangkat tangannya bermaksud memanggil pelayan.

Seorang pelayan pun datang, "Mau pesan apa Mas?"

"Saya pesan dua porsi nasi goreng seafood sama minumnya lemon tea aja," pesan Bryan dan mendapat anggukan dari pelayan itu.

Pelayan itu pun pergi setelah mencatat menu yang telah dipesan oleh Bryan meninggalkan keduanya dalam suasana canggung. Raveena tidak berani membuka suaranya apalagi mengingat kejadian kemarin, sedangkan ekspresi cowok itu biasa saja tidak peduli.

"Oh ya," celetuknya tiba-tiba dan memberikan Raveena sebuah kotak beludru berwarna biru.

"Ini apaan?" tanya Raveena melihat kotak yang diarahkannya itu.

"Buka aja," pinta Bryan.

Dengan malas, Raveena pun membukanya dan betapa kagumnya saat ia menemukan sebuah kalung yang begitu indah dengan liontin berbentuk lavender. Raveena benar-benar tidak bisa mengekspresikan kebahagiaannya kini.

"Gue benar-benar gak nyangka, kenapa lo kasih kalung ini ke gue?" tanya Raveena tidak percaya.

Bryan tersenyum manis, "Itu hadiah ulang tahun buat lo selain kue yang kemarin gue buat."

"Kenapa lo gak kasih aja kemarin sekalian?" tanya Raveena yang langsung menampar bibirnya karena melontarkan pertanyaan bodoh itu.

Bryan terkekeh dan dengan tatapan menggodanya ia pun menjawab, "Gue lupa habis ciuman kita kemarin."

Untukmu RaveenaWhere stories live. Discover now