Chapter 1 - Awal Mula

23 4 0
                                    

Januari 2017

Hari pertama masuk setelah libur ujian akhir sekolah dan tahun baru untuk sekolah elite dan ternama di Jakarta, SMA Citra Mulia. SMA Citra Mulia sudah terkenal menghasilkan alumnus-ulumnus yang kompeten dan sukses di bidang yang telah digeluti masing-masing. Banyak para orang tua yang sangat berambisi untuk menyekolahkan putra-putri mereka di SMA Citra Mulia yang terkenal favorit ini. Semua guru yang mengajar di sekolah ini juga sudah tidak diragukan lagi kapabilitas dan kualitasnya, para murid juga terkenal cerdas dan berakhlak baik.

Kegiatan belajar mengajar pagi ini belum berlangsung efektif, seperti sekolah kebanyakan meskipun SMA Citra Mulia merupakan sekolah elit, tetap saja sama dengan SMA biasa yaitu akan tetap memulai kegiatan belajar mengajar efektif hari kedua.

Kelas XI IPA 1, suasana kelas ini sangat santai walaupun dari kelas ini sebagian besar siswanya merupakan juara pararel tapi ajaibnya mereka tidak terlalu di cap ambisius oleh kelas lain, karena sebagian besar siswanya justru sangat baik dan ramah serta mau membantu teman dari kelas lain yang kesulitan dalam mata pelajaran tertentu, ya memang ada sebagian kecil yang tetap seperti itu pelit dan ambisus hanya ingin cerdas untuk diri mereka sendiri.

Mentari Arthawidya Danandjaya yang merupakan siswi terpintar dan favorit dari kelas XI IPA 1 di SMA Citra Mulia ini hampir menyandang predikat "sempurna", selain menjadi juara 1 paralel, Mentari juga seorang atlet taekwondo yang telah beberapa kali memenangkan kejuaran dan mengharumkan nama baik SMA Citra Mulia. Mentari juga memiliki paras "ayu" yang membuat siswa laki-laki terpana akan parasnya yang menawan, tetapi belum ada yang bisa menakhlukan hati Mentari yang dikenal galak kepada laki-laki tetapi sangat berlawanan jika kepada sahabat-sahabatnya yang selalu lembut dan ceria.

"Selamat Pagi, Mentari" ucap Bintang Abyasa Adipranata, yang merupakan saingan Mentari sejak kelas 10 yang selalu menyandang peringkat ke-2 juara paralel setelah Mentari. Bintang ini tampan, dan pintar, tetapi dia amat sangat playboy. Bermodal wajah tampan dan suara merdunya karena merupakan seorang vocalis band di SMA Citra Mulia, selama bersekolah sampai kelas 11 semester 2 ini Bintang telah memacari 36 siswi di SMA Citra Mulia, dan dari semua mantannya itu semua cantik.

Bintang kali ini sedang dalam rangka menjalankan misi dengan Rendy teman karibnya yang menantang Bintang untuk menjadikan Mentari sebagai pacarnya dalam waktu kurang lebih 30 hari. Bintang terus terngiang perkataan Rendy tempo hari.

"Kalau lo bisa jadiin Mentari pacar lo dalam waktu 30 hari, gue bakal tetep ngakuin kalau lo emang most wanted di sekolah ini, karena lo liat itu si Hugo siswa baru yang anak basket dia udah mulai curi perhatian fans-fans lo di sekolah ini. Karena lo tau sendiri kan si Mentari ya cantik sih tapi galak, anak taekwondo ga takut di tonjok lo, Hahahaha. Gue harap lo ga cupu, Bin. Dah bro"

"Tari, lo di sapa Bintang tuh" ucap Ayla, sahabat sekaligus teman sebangku Mentari.

"Apaan sih tuh anak geli gue"

"Tapi ganteng ih si Bintang"

"Lo ngomong sekali lagi gue tabok pakai novel gue nih"

"Iye ampun, ih galak bener. Cantik sih tapi jomblo" ucap Ayla seraya berlari meninggalkan bangku Mentari.

Melihat Ayla sahabat Mentari meninggalkan ruangan, ide cemerlang Bintang langsung muncul, ia menyusul Ayla yang sekarang tengah duduk di bangku depan kelas.

"Ayla"

"Iya kenapa, Bin"

"Bantuin gue deket sama Mentari kek, gue naksir berat nih sama dia"

"Halah ga percaya gue, lo baru aja putus sama siapa tuh anak ips, ah iya Arinda. Masa lo udah naksir aja sama Mentari. Hati lo gampang banget berpaling"

"Ya perasaan ini tiba-tiba gue gabisa cegah perasan ini"

"Gamau ah gue, lo deketin sendiri sono. Mumpung dia lagi baca novel sendiri di bangku noh"

Bintang langsung ngacir ke bangku Mentari dan meninggalkan Ayla yang menatap heran kepada anak itu.

"Mentari"

"Hmm"

"Lagi ngapain ?"

"Lo ga liat, baca novel nih"

"Ya iya sih. Eh nanti pulang gue anterin ya"

"Gamau"

"Yakin nih?"

"Hmm"

"Kok lo gitu sih, ayo lah Mentari"

Bintang memandang Mentari seperti anak kecil yang takut ditinggal Mamanya saat belanja ke Pasar. Tetapi sialnya Mentari tetap tidak teralihkan dari novel yang ia baca.

"Gamau ih, udah sana jangan ganggu gue"

Bintang menghela napas pelan, sabar Bin, ini masih hari pertama lo masih ada 29 hari.

----

Karena KBM belum efektif, jam pulang sekolah juga di ajukan, semua siswa berhamburan keluar kelas, ada yang pergi ke parkiran sekolah ada juga yang menunggu jemputan di depan sekolah.

"Tari, gue duluan ya. Gue mau pulang sama Aldo sekalian kencan hihi" ucap Ayla bersemangat.

"Tari, gue pinjem temen lo dulu ya" ucap Aldo yang sudah berada di samping Ayla dan menggandeng tangannya.

"Hati-hati ya lo bawa motornya, kalau ada apa-apa sama Ayla gue hajar lo" canda Mentari

"Iye ga bakalan, aman bos"

"Yaudah kita duluan ya, Mentari"

"Iya" ucap Mentari sambil melambaikan tangan serta tersenyum kea rah Ayla dan Aldo.

Diam-diam Bintang memperhatikan interaksi Mentari, tak terasa bibir Bintang juga ikut menyinggingkan senyum melihat Mentari yang terseyum.

Manis banget, batin Bintang.

Mentari saat ini sedang menunggu di halaman depan sekolah, dia sedang menunggu Angkasa yang merupakan kakak Mentari yang setia mengantar jemputnya setiap hari. Karena Mentari anak bungsu semua yang ada dalam hidupnya telah diatur oleh Ayah dan Ibunya.

Selang beberapa menit kemudian mobil putih milik Angkasa telah memasuki halaman SMA Citra Mulia.

Mentari belari kecil menghampiri Angka yang telah keluar dari mobilnya. Mentari memeluk Angkasa seraya berkata.

"Mas kok lama sih jemputnya, Tari laper nih"

"Maaf ya, Mas tadi ada urusan dulu di kantor. Yaudah yuk pulang Ibu tadi masak ayam balado kesukaan kamu"

----

"Assalamualaikum, ibu. Tari pulang. Aduh ih wangi banget nih bau ayam balado pasti"

Ibu yang tengah selesai memasak kemudian menghampiri Putri bungsunya itu.

"Wa'alaikumussalam, Tari kamu ini, sana ganti baju dulu, sayang"

"Siap ibu" ucap Mentari sambil mencium pipi Ibu dan bergegas lari ke atas karena pasti ada teriakan lebih menggelegar.

"TARI, ADUH JADI BAU ASEM KAN IBU"

Setelah mengganti baju, Mentari turun ke bawah dan segera menuju meja makan.

"Ayah pulangnya pasti malem ya, Bu"

"Iya, sayang. Ayah nanti ada meeting dulu sama klien buat ngomongin proyek baru"

Mentari dan Angkasa saling berpandangan ketika Ibu mulai menata piring di meja.

"Bu, kok piringnya 4 kan disini cuma bertiga, Aku, Ibu sama Tari" ucap Angkasa sedikit berhati-hati.

"Udah, Mas gapapa. Mana sini Tari taruh belakang piringnya"

Mentari dan Angkasa duduk di meja makan, dengan keheningan yang menemani. Detik berikutnya mereka kembali melanjutkan acara makan bersama yang telah tertunda karena luka lama yang terbuka.

BERSAMBUNG

Alhamdulillah, finally chapter 1 udah publish, selamat membaca teman-teman, nanti aku sabtu update lagi kok hehe
Jangan lupa vote dan komennya juga ❤️✨

30 Hari Jatuh CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang