22. Kristabel

Mulai dari awal
                                    

"Kamu takut ketinggian? Maafin aku ya, aku ga tau kalo ternyata kamu takut ketinggian." Kristabel tersenyum tipis mendengar penuturan Alexa, dia kemudian mengelus lembut bahu gadis itu.

"Ga papa kok, Alexa. Kamu naiknya sama Rayn aja, ya? Aku tunggu di sini," jawabnya membuat Alexa menggelengkan kepalanya secepat mungkin.

"Ga usah deh, aku ga jadi naik biang lalanya hehe."

Lagian mana mungkin Rayn mau nemenin aku naik permainan itu.

"Kenapa ga jadi?" Alexa sempat terkejut ketika Rayn tiba-tiba berujar di dekat telinganya.

"Ayo naik sama gue," ajak cowok itu membuat Alexa menatapnya tak percaya.

"Udah sana." Kristabel menyenggol bahu Alexa memberi isyarat kepada gadis itu agar mengiyakan ajakan sepupunya.

Rayn menarik tangan Alexa dengan lembut memasuki salah satu biang lala yang berhenti.

Biang lala yang mereka naiki pun mulai berputar. Semakin lama, putarannya semakin cepat membuat Alexa merasa pusing.

"Lo pusing?" tanya Rayn dengan nada khawatir.

"Enggak kok."

Akhirnya biang lala mereka berhenti berputar membuat Alexa lega, setidaknya dia bisa menetralisir rasa puyengnya terlebih dulu. Dia pun mengalihkan pandangannya ke bawah karena saat ini biang lalanya berhenti tepat pada posisi paling atas.

"Pemandangannya cantik ya, Rayn," ujar gadis itu.

Sedangkan Rayn sedari tadi malah memperhatikan wajah Alexa yang tampak cantik dengan matanya yang tampak berbinar, apalagi bibir gadis itu terus saja tersenyum.

"Iya, cantik. Tapi masih cantikkan lo." Alexa tersipu malu mendengar perkataan Rayn, gadis itu mengalihkan pandangannya dengan salah tingkah membuat Rayn terkekeh.

Rayn yang merasa gemas pun mengacak rambut gadis itu membuat Alexa memberengut kesal.

"Rayn, ntar rambut aku berantakan," protesnya.

"Mau gimanapun juga lo tetep keliatan cantik kok di mata gue."

Fix, sepertinya Rayn sekarang sudah beralih profesi menjadi tukang gombal.

🍋💡🍋💡

Setelah menjajal berbagai wahana dan juga stan permainan, kini Rayn, Alexa, dan juga Kristabel memutuskan untuk istirahat sekaligus makan siang di sebuah restoran dekat dengan taman bermain.

"Huft, capek banget," ujar Kristabel sambil mengipasi lehernya yang berpeluh, muka gadis itu juga memerah menandakan jika dia kegerahan.

"Iya, aku juga capek banget. Tapi hari ini asyik banget apalagi ada kamu, Kristabel." Kristabel tersenyum menanggapi perkataan Alexa.

"Gimana kalo besok kita shopping bareng? Besok kan hari Minggu." Alexa mengangguk antusias menerima ajakan Kristabel.

"Wah, ayok."

Tak lama kemudian, makanan pesanan mereka pun datang membuat obrolan mereka terjeda.

"Kamu mau cobain lobster punyaku ga? Ini enak banget loh, Alexa." Kristabel menyodorkan daging lobster yang sudah dia tusuk dengan garpu ke hadapan Alexa namun ditanggapi gelengan oleh gadis itu.

"Loh? Kenapa?" tanyanya dengan raut wajah sedih membuat Alexa merasa tidak enak hati karena sudah menolak.

"Alexa alergi sama seafood," celetuk Rayn membuat Kristabel merasa bersalah.

"Duh, maaf ya aku ga tau." Alexa pun menganggukan kepalanya sambil tersenyum maklum.

Akhirnya, mereka pun melanjutkan acara makan mereka yang selanjutnya diselimuti oleh keheningan.

"Duh, aku kenyang banget," ujar Kristabel seusai mereka ke luar dari restoran dan berjalan menuju parkiran.

"Btw, kamu mau jadi temen aku kan Alexa?" pinta Kristabel secara tiba-tiba dan sekarang gadis itu bergelayut di lengan Alexa seperti anak kecil.

"Eh? Iya, aku mau kok," jawab Alexa membuat Kristabel memekik senang kemudian memeluk Alexa dengan erat membuat gadis itu sesak napas.

"Kristabel! Lepasin pelukannya! Alexa sesak napas." Rayn menarik tubuh Alexa dari pelukan Kristabel lalu menatap gadis itu khawatir.

"Lo ga papa kan? Hmm?" tanyanya sambil mengelus lembut pipi Alexa yang sudah memerah.

"Ga papa kok," jawab gadis itu sambil tersenyum malu.

"Ekhem, anggep aja aku itu nyamuk," sindir Kristabel kemudian berjalan mendahului Rayn dan Alexa menuju mobil.

Melihat hal itu, Alexa pun menyikut perut Rayn lalu menyusul Kristabel ke mobil. Alexa tak memperdulikan ringisan dari cowok itu akibat sikutannya.

"Alexa, kamu ga papa kan duduk di belakang? Soalnya kalo aku duduk di belakang suka mual, aku sukanya di depan." Kristabel berujar sambil memandang Alexa lewat kaca spion.

"Ga papa kok, Bel."

Sepanjang perjalanan pulang, mereka ditemani oleh suara nyanyian Kristabel yang mengikuti lantunan musik dari radio. Alexa akui jika suara gadis itu bagus. Sebenarnya suara Alexa juga tak kalah bagusnya, namun gadis itu terlalu malu jika harus menyanyi di hadapan orang lain. Alexa hanya berani bernyanyi jika sedang sendirian.

"I can't wait for you, to come my way, i've been far away, but i'll keep running."

Seketika keadaan terasa mencekam saat mereka merasakan jika mobil yang dikendarai oleh Rayn menyerempet seseorang.

"Kenapa, Rayn?" tanya Alexa dengan perasaan was-was.

"Gue nyerempet orang."

Mereka pun memutuskan untuk turun dan berniat bertanggung jawab. Rayn dan juga Alexa terkejut saat melihat seseorang yang barusan diserempet oleh Rayn.

"Brissia!?" ujar Rayn dan juga Alexa berbarengan, sedangkan Kristabel hanya menatap bingung ke arah mereka.

Brissia tengah meringis kesakitan sambil memegangi kakinya, mata gadis itu juga tampak sembab menandakan bahwa gadis itu sehabis menangis.

"Mending kita bawa dia ke rumah sakit," ujar Kristabel.

Alexa pun mencoba untuk membantu Brissia bangun namun sepertinya kakinya terlalu sakit untuk digerakkan. Alexa juga tidak terlalu kuat menopang tubuh gadis itu.

"Biar gue gendong aja." Rayn kemudian menggendong Brissia ala bridal style kemudian membawa gadis itu ke mobil untuk dibawa ke rumah sakit.

Sementara Alexa dan juga Kristabel mengikuti di belakangnya.

---------

Semoga kalian masih betah ya😣Wait ... emang ada yang baca?😆

RELATION-SHIT [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang