1.untit menguntit

14 2 0
                                    

Sebatang rokok yang terbakar terapit di antara dua bibir kecil nan tipis yang sesekali ia lepas untuk membuang kepulan asap berbau nikotin ke udara. Menjentikkan abu rokok tersebut dan menyimpan sebentar ke asbak kayu di hadapannya berganti menyeruput kopi hitam yang ia pesan 10 menit lalu.

Keadaan ibukota yang tidak pernah jauh dari keramaian pendatang maupun orang lokal yang sama-sama memiliki tujuan mengadu nasib ini tidak pernah berhenti sampai langit gelap sekalipun.

Jungkook, lelaki tinggi dengan tubuh berisi dan gigi kelinci ini selalu menjadi pelanggan tetap di warkop hanya untuk sekedar melepas penat yang ia dapat dari kehidupan. Dengan ditemani segelas kopi hangat dan sebungkus rokok di malam hari pun sudah cukup baginya.

Kehidupan keluarganya yang tidak harmonis mengharuskan Jungkook untuk keluar dari sana agar bisa hidup tanpa merasa tertekan. Namun sekalinya bebas, ia menjadi tidak terkontrol.

"Bu, mau teh hangatnya satu tapi di plastik aja."

Alunan suara perempuan yang tanpa permisi masuk ke indera pendengarannya membuat Jungkook menoleh sekilas ke arah kanan tempat dimana berdiri seorang perempuan yang mungkin seumuran dengannya dengan perawakan kurus dan tidak terlalu tinggi ini membucahkan rasa keingin tahuannya lebih jauh.

Netranya terus mengamati gerak-gerik perempuan tadi yang untungnya tidak sadar bahwa ada yang memperhatikannya sampai keluar dari warkop. Ya, Jungkook membuntuti perempuan itu.

Sampai tubuhnya berhenti mendadak di sebabkan oleh perempuan di depannya yang juga berhenti secara tiba-tiba dan membalik tubuh secara tiba-tiba pula, "lo siapa?" teriak perempuan itu menatap Jungkook telak yang tidak bisa bergerak barang sesenti pun, "mau ngapain lo nguntit gue?"

Jungkook berdeham keras berusaha menetralkan degupan jantungnya yang terlanjur kaget dengan serangan tiba-tiba perempuan itu, merapihkan jaket denim yang ia pakai dengan canggung, "siapa juga yang nguntit? Kegeeran lo!"

Perempuan di hadapan Jungkook mengambil langkah lebar mengikis jarak antara mereka berdua yang tadinya 1 meter menjadi setengah meter, "terus lo ngapain ngikutin gue kalau bukan nguntit?" bersuara dengan nada menekan Jungkook yang sudah bisa mengontrol dirinya sendiri.

"Ya gue mau balik lah," Jungkook terlihat sekali gelagapan, "gausah geer jadi cewek." secara gamblang mendorong dahi perempuan itu ke belakang dan melewatinya begitu saja tanpa mengucapkan permisi.

Perempuan itu hanya terdiam memandangi punggung lebar Jungkook yang menjauh dengan mendecih, "hh, dasar orang gila." lalu memasuki flat kecil yang ia sewa untuk ditinggali.

Melepaskan sepatu converse hitamnya di depan pintu menggantinya dengan sandal rumahan tipis miliknya. Memasuki kamarnya lalu melemparkan jaket yang ia pakai tadi dan tas yang memberatkan bahunya, tidak lupa melepas nametag dari dada kirinya dengan nama Kara  menaruhnya di nakas samping tempat tidur.

Kara, bukan merek santan instant itu tapi perempuan lumayan jangkung dengan tinggi badan 165 dan berat badan yang ga terlalu kurus dan ga terlalu gemuk. Rambutnya selalu ia potong sebahu menghindari keringat yang over setiap dia kena panas. Kara menghabiskan waktu sebagai pegawai di minimarket yang tidak terlalu jauh dari flat yang ia tinggali sendiri ini.

Masih lengkap dengan seragam kerja ia melemparkan tubuhnya tengkurap ke atas kasur merantangkan kedua tangan dan menggumam seorang diri, "kangen banget sama kamu." menciumi bantal dibalut seprai warna biru dongker miliknya dengan antusias.

Membalikkan tubuhnya menjadi menatap langit-langit kamarnya yang sangat silau untuk di pandang, mengerjap beberapa kali untuk membiasakan cahaya yang masuk ke kedua matanya secara langsung, semakin melebarkan kedua tangan dan kakinya yang terasa sangat nikmat.

"Cowok tadi siapa ya?" bermonolog pada diri sendiri yang kini menekuk kaki kanannya ke atas dan menaruh kedua tangannya di atas perut, posisi paling nyaman bagi Kara sekedar untuk melamun.

Memikirkan apa maksud laki-laki yang sama sekali tidak ia kenali itu membuntutinya, sekalipun ingin merampok Kara pun bisa langsung menarik tasnya yang ia tenteng di pundak, toh tidak ada isi yang berharga juga, bahkan uang pun hanya recehan yang hanya cukup untuk makan di akhir bulan ini.

Kara terus memutar otak kembali ke kejadian tadi dan mencari tahu penyebabnya dengan otak kecil miliknya yang sudah terlalu lelah sampai mendadak sudah masuk ke alam mimpinya dengan posisi telentang secara gamblang.

Kara terlalu lelah pada hidupnya sendiri sampai ia harus terlelap tanpa aba-aba saat memikirkan orang lain.

•••

Hay haayyyy
Terimakasih yang udah mau baca yaww
Btw, gue buat ini tuh gara-gara liat tatoo jk ditambah rambut gondrong undercut nya yang made me insane 😆😆😆💕💕
Kebayang kayaknya jk gemes banget gitu jadi anak brandal tapi letoy,  maksudnya hatinya lemah gitcuuu

Hope y'all enjoy itttt

Getaway »jjkOnde histórias criam vida. Descubra agora