18. Who?

463 73 2
                                    

Geng semprul sama Vandalas udah selesai makan. Mereka beneran ngabisin makanan bikinan Ibunya Juna sama kue buatan Uminya Bayu. Emang enak banget gak boong, terbukti Leo yang makannya lahap banget. Emang dasarnya rakus sih dia.

"Thanks ya Jun, Bay masakan nyokap lo enak banget asli," Kata Gibran.

Juna tersenyum, "Sama-sama."

"Iya saking enaknya si Leo makannya kayak orang kesurupan gitu," Tambah Nathan.

"Emang dasarnya udah rakus aja dia," Sahut Varo.

"Halah! lo bertiga mah makannya sok alim aja, padahal mah gaada bedanya juga sama gue!" Balas Leo.

Bayu tertawa, "Selow aja Le, lo gak sendiri kok. Nih ada dua rakus juga disini," Bayu menunjuk Juna dan juga Langit. Sementara yang ditunjuk hanya menyumpah nyerapahi Bayu.

Tak lama Dito, sang ketua kelas memasuki kelas. Dito terlihat sibuk membawa selembar kertas yang entah isinya apa, namun ia membawanya dan menempelnya di mading yang sudah disediakan dikelas.

"Dit apaan tuh?" Tanya Langit.

Dito menoleh, "Tugas dari bu Fitri nih."

"Tugas apaan?" Kamal ikut bertanya.

Dito membaca selembar kertas yang tadi ia dapatkan dari bu Fitri, "Tugas kelompok berpasangan, suruh buat makalah buat akhir semester satu ini. Terus nanti presentasi buat nilai akhir UAS."

"Sekelompok berapa orang?" Tanya Nathan.

"Dua orang, dikasih waktu dua minggu. Bentar lagi soalnya udah mau UAS yakan."

"Gue sama lo Gam titik!" Kata Nara.

"Kelompoknya udah dipilihin sama bu Fitri Ra, jadi gabisa milih sendiri. Soalnya kelompoknya juga harus campur," Sergah Dito yang mana membuat bahu Nara melemas.

"Yah.. gabisa sama Agam dong.."

Agam tersenyum, "Gapapa, siapa tau kedapetan bareng."

"Gue sama siapa Dit?" Tanya Juna.

Dito membaca kertas putih tersebut, "Lo sama.. Sarah."

Juna mengangguk, "Emm lumayan deh."

"Lumayan cantik ya Jun?" Goda Langit.

Juna menatap Langit sengit, "Apasih dih!"

"Gue dit?" Agam bertanya.

"Lo sama.. si Nurul."

"Anjir dah si cerewet," Celetuk Bayu.

"Gue Dit! Gue!"

Dito membaca kertas tersebut kemudian tersenyum tipis.

"Siapa Dit?" Tanya Nara penasaran.

Dan sepertinya Tuhan sedang mendukung agar kedua manusianya ini membangun sebuah kisah yang nantinya akan mengusik ketenangan satu sama lain karena perasaan mereka sendiri,

"Lo sama Varo."

==!==

"Gila ya! kok bisa-bisanya gue sekelompok sama dia. Ih kesel banget gue!"

Jam pelajaran telah usai, waktunya pulang sekolah. Nara ngedumel karena ga terima sekelompok sama Varo. Bukan ada dendam atau ada rasa gimana-gimana tapi Nara tuh masih kesel aja waktu pertama kali ketemu dan telat bareng waktu itu dia katain kayak burung beo gara-gara ngoceh mulu. Padahalkan niat dia tuh baik, mencairkan suasana supaya ga canggung-canggung amat, eh malah dikatain. Makanya Nara jadi sebel banget.

My Brother✔ | BTS Local FicWhere stories live. Discover now