27. Stay

508 70 0
                                    

Aji

Gue terbangun dan mendapati hamparan rumput hijau yang luas. Gue gatau ini dimana. Hal terakhir yang gue ingat adalah saat gue mencoba melindungi Nara dari tembakan Siska. Selepas itu gue gak inget apapun lagi.

Gue memegang dada sebelah kiri gue dan ngeliat gak ada luka apapun disana. Gimana bisa luka tembak sembuh secepat itu?

Gue pun memutuskan bangun dan berjalan menyusuri hamparan hijau yang luas ini. Gue akui tempat ini indah, bahkan sangat indah. Tapi, anehnya disini terlalu sepi. Kemana semua orang?

Gue terus berjalan tanpa arah dan gak kerasa gue sampe dihamparan yang penuh dengan bunga. Sumpah gue gak bohong ini indah banget. Saking indahnya gue jadi pengen nangis. Gue pun berjalan menyusuri bunga-bunga itu, wangi bunganya ngebuat gue ngerasa nyaman.

"Aji.."

Kaki gue berhenti melangkah. Suara ini.. suara yang gak asing ditelinga gue. Suara lembut yang hampir 17 tahun ini gue rindukan. Gue menoleh ke belakang dan mendapati seorang perempuan cantik berdiri sambil menatap gue dengan senyumnya. Senyum yang selalu menjadi favorite gue.

"Mamah.."

==!==

Brankar itu terus didorong menuju ke dalam Rumah Sakit. Aji tidak sadarkan diri setelah peluru yang ditembakan Siska ternyata mengenai dia.

"Kak! bangun kak!" Nara terus menangis sambil mendorong brankar menuju ruang UGD.

"Lo bilang lo janji sama mamah, lo janji bakalan jagain gue terus!" Nara terisak, "Gue mohon bangun kak!"

==!==

Perempuan cantik yang kini sedang hamil besar itu tersenyum menatap kedua putranya yang hampir menginjak usia 2 tahun. Meskipun keduanya sering bertengkar tetapi keduanya tidak rewel sama sekali dan bahkan mengerti keadaannya yang sedang mengandung.

"Mah, adek bayinya kapan lahir?"

Ia tersenyum, "Bentar lagi adek bayinya bakalan keluar kok," Jawabnya, "Nanti kalo adek bayinya udah lahir, Fajar sama Aji harus janji bakalan jaga adeknya dengan baik."

"Iya kita janji!" Jawab keduanya kompak yang mana langsung membuatnya tersenyum.

==!==

Nara beserta saudaranya yang lain dilarang masuk. Mereka hanya mampu melihat dari luar. Kaos yang dipakai oleh Aji dirobek secara paksa dan tentu saja mereka melihat ada banyak darah disana.

Nara hanya mampu terisak. Angga memeluk Nara dengan erat.

"Kak Aji pasti bakalan baik-baik aja," Katanya menenangkan.

"Kak Aji..hk.."

==!==

Kedua laki-laki berderagam SD itu berdiri tepat didepan gerbang TK. Keduanya menunggu sang adik pulang sekolah. Dan tak lama munculah dua sosok menggemaskan itu.

"Kak Fajar! Kak Aji!" Teriak si bungsu dengan semangat.

"Halo adek kakak yang ganteng dan cantik," Fajar menyapa kedua adiknya.

My Brother✔ | BTS Local FicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang