11. Blue Orangeade

575 82 2
                                    

Dua orang yang baru saja menjadi saudara itu menarik perhatian seluruh orang-orang rumah, siapalagi kalau bukan Nara dan Langit. Bagaimana tidak? Beberapa hari belakangan keduanya tampak berbeda, bukan seperti mereka bisanya. Nara yang cerewet menjadi diam, Langit yang memang selalu tenang pun ikut diam. Raut wajah keduanya tampak sedang memikirkan sesuatu.

"Ini bocah dua pada kenapa sih?" Aji menatap Nara yang duduk diam disofa sebelah kanan kemudian beralih pada Langit yang duduk disofa sebelah kiri.

"Lo berdua lagi berantem ya? Dari beberapa hari yang lalu gue perhatiin diem-diem an mulu," Hening. Tak ada jawaban sama sekali dari keduanya.

"Bang, ini dua bocah ngapasi?" Angga jadi greget sendiri. Gabisanya adiknya itu diem kayak gitu, apalagi semenjak ada Langit ikut tinggal bareng. Dia selalu heboh ngajak ini dan itu.

"Gatau abang juga, Langit ditanyain diem aja," Genta sama Bintang jadi ikutan bingung.

"Mereka berantem? Tapi, masa iya diem-diemannya lama banget?"

Fajar beranjak duduk disamping Nara, "Dek?"

"Eh, iya kenapa kak?" Nara terlonjak kaget. Fajar menghela nafas kemudian menatap Langit, "Lang, sini duduk disamping gua."

Langit menurut kemudian berjalan duduk disamping Fajar, "Lo berdua kenapa? Lagi berantem ya?"

"Engga kak," Jawab keduanya barengan.

"Terus kenapa diem-dieman? Akhir-akhir ini gua perhatiin lo berdua jadi beda banget, lebih banyak diemnya."

"Gapapa kok kak."

Fajar memijat pelipisnya, "Makin heran lagi pas mereka berdua ngejawabnya kompak gini," Gumamnya.

"Gausah boong lo berdua, kalo ada masalah coba cerita. Jangan diem aja," Kata Aji.

"Tau dah, lu berdua aneh tau gak kalo diem kayak gitu? Mikirin apa sih emang?" Tanya Angga.

"Mikirin Agam."

"Agam? Emang Agam kenapa?" Tanya Aji.

"Agam ga masuk sekolah tiga hari."

Nara dan Langit saling tatap, perasaan dari tadi mereka jawabnya barengan terus.

"Kok samaan terus?!"

"Tuhkan! sama lagi?!"

"Ya karna kita mikirin orang yang sama!" Kata Langit kesal.

"Oh iya bener," Nara mengangguk.

"Bentar-bentar, coba kalian jelasin yang bener. Ini sebenernya ada apa? Dan ada apa sama Agam?" Tanya Genta.

Nara menghela nafas, "Agam udah tiga hari ini ga masuk sekolah bang."

"Kita telpon sama kirim chat, dia gabales apa-apa. Telponnya juga ga aktif terus," Lanjut Langit.

"Agam itu bukan tipikal anak yang bakalan ijin sekolah cuman buat hal-hal yang ga penting. Agam itu anaknya rajin, sama kayak Juna," Tambah Nara.

"Agam sakit kali?" Sahut Angga.

"Engga kak, dia tuh udah tiga hari ga masuk tanpa keterangan. Kita samperin kerumahnya, tapi malah kayak gaada siapa-siapa gitu," Jawab Langit.

Nara berdecak kesal, "Si Agam emang bener-bener! awas aja kalo dia ada masalah terus malah ga cerita dan lebih milih nyelesain sendiri, gue jadiin rengginang lo Gam!"

"Mungkin Agam, kerumah sodaranya kali?" Maul menyahut.

"Sodara? Sodara yang mana? Agam itu cuman tinggal berdua sama ayahnya, sodaranya aja gatau pada kemana pas Agam sama ayahnya susah. Sodara macam apa itu yang ngebiarin sodaranya sendiri kesusahan?"

My Brother✔ | BTS Local FicTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang