26. Don't Wanna Cry

554 67 3
                                    

Aji menatap sebuah gedung kosong didepannya. Disanalah Nara berada, bahkan Aji mengingatnya dengan jelas kala 10 tahun lalu dirinya diseret kemari bersama Nara. Hal yang membuatnya tidak bisa menemui adiknya selama hampir sebulan hanya karena tidak ingin sang adik melihat luka-luka bekas cambukannya. Aji sempat tergoncang atas kejadian penculikan itu, namun Aji berusaha sembuh dan baik-baik saja demi Nara.

Aji tidak bisa menemui Nara sejak dirinya dibawa kerumah sakit hingga pulang. Fajar yang setiap hari datang menemaninya hanya bercerita kalau Nara masih sering menangis dan mencari dirinya. Tentu saja Aji sedih. Pasti adiknya masih merasakan ketakutan itu. Harusnya jika ia bisa melawan pasti adiknya tidak akan menjadi seperti itu. Sejak saat itulah Aji selalu melawan siapapun yang berbuat jahat pada adiknya, karena tak ingin kejadian seperti dulu terulang lagi.

"Diluar masih ada dua penjaga, yakin mau masuk sekarang?"

Mereka bersembunyi disemak-semak mengamati sekitar luaran gedung kosong tersebut.

"Apa kita langsung serang aja?" Usul Fajar.

"Jangan!" Sergah Varo, "Kalo kita serang sekarang, kita belum tau yang didalem ada berapa penjaga."

"Kita tunggu dulu disini dan amati gerak gerik mereka," Semuanya mengangguk.

Tak lama kemudian Siska bersama Victor keluar. Mereka mengobrol sebentar bersama kedua penjaga tersebut kemudian keduanya pergi menggunakan mobil. Dan kedua penjaga tersebut pun masuk ke dalam.

Tentu saja kesempatan emas bagi mereka. Varo memberi kode pada Bayu dan Agam, keduanya pun mengangguk dan bergerak maju.

Agam berdiri disisi pintu lain, sementara Bayu mengetuk pintu. Dan tak lama pintu terbuka menampakan salah satu penjaga. Penjaga tersebut hanya menyembulkan kepalanya keluar.

"Siapa kamu?"

"Maaf, Pak ganggu. Saya mau nanya alamat."

Penjaga tersebut keluar dan memeriksa kertas yang diberikan Bayu. Bayu memberi kode pada Agam dan Agam pun langsung memukul penjaga tersebut menggunakan balok kayu yang ia bawa. Alhasil penjaga tersebut pun pingsan.

Bayu dan Agam pun langsung menyeretnya dan mengikatnya dipohon. Keduanya pun mengintip dibalik pintu, memastikan tidak ada penjaga yang berjaga lagi. Setelah merasa aman mereka pun masuk dan tentu saja sambil terus menatap sekitar takut ada penjaga yang lain.

Agam buru-buru menarik Bayu kala melihat bayangan mendekat kearah mereka. Keduanya bersembunyi dibalik tumpukan kayu.

Keduanya pun saling tatap kemudian Agam menganggukan kepalanya. Bayu pun melempar sebuah kaleng kosong yang mana langsung menarik perhatian penjaga tersebut. Dan sesuai dugaan keduanya, penjaga tersebut mendekat untuk memeriksa.

"Siapa kamu?!" Teriaknya belum sempat menghajar Bayu, penjaga itu sudah lebih dulu terjatuh ke tanah karena pukulan balok dari Agam.

Keduanya tersenyum kemudian melakukan tos di udara. Namun, tak sampai disitu saja ternyata ada beberapa penjaga yang mendengar suara teriakan langsung memeriksa.

"Agam awas!" Agam dengan gesit menghindar dari sebuah pukulan yang akan dilayangkan padanya.

Ada sekitar 6 orang penjaga yang menghadang keduanya. Bayu mendekat kearah Agam.

My Brother✔ | BTS Local FicWhere stories live. Discover now