Chapter Nine

7.5K 854 51
                                    

Dua bulan empat belas hari. Waktu yang dihabiskan Gulf semenjak ia tinggal di kediaman Mew Suppasit yang sudah ia kenal bulan lalu. Dan Gulf kuga tahu jika Mew adalah Boss besar mafia di Thailand, negara kelahirannya, dan ia baru mendengar akan hal itu.

Setiap malam Gulf memang masih melayani nafsu majikannya, dengan kasar dan tanpa belas kasih. Luka-luka dibadannya juga tak pernah memudar, memar biru keunguan dan juga luka robek sana sini yang menyakitkan, namun sudah mati rasa.

Gulf pasrah, tak ada yang mencarinya, ia berpikir inilah takdirnya. Selama di kediaman Mew, Gulf diurus oleh dua maid kepercayaan Mew di mansion Thailand, Joong dan Nine, mereka adalah sepasang kekasih yang sudah mengabdi bekerja untuk Mew di mansion sejak 10 tahun lalu.

Yang sampai saat ini Gulf bingungkan adalah, hukuman yang ia dapat atas sang ayah belum jelas pastinya. Gulf tidak tahu apa yang ayahnya perbuat dimasa lalu kepada Mew dan kenapa ayahnya terbunuh juga masih misterius karena tidak ada jejak apapun yang ditinggalkan si pelaku bahkan detektif swasta yang Gulf sewa tidak menemukan apapun hingga 4 tahun lalu ia menyerah.

Gulf masih tidak mengerti akan dunia luar, terlalu lama dikurung bak Rapunzell diatas menara tanpa jalan keluar. Gulf tidak menyangka jika dunia sekejam ini, dunia seperti neraka baginya. Namun Gulf tetap harus tahu apa yang terjadi, Gulf harus mengubah takdirnya.

Mati mengenaskan atau hidup dalam kegelapan selamanya.

Setidaknya dua pilihan itu tidak akan Gulf sesali, karena Gulf sudah menyerah.

Selama beberapa hari belakangan Gulf gundah, ia ingin menanyakan kepada Mew langsung tentang ayahnya, tapi mungkin nanti Mew tidak akan pernah memberitahukannya dan berakhir ia akan disiksa tanpa henti karena amarah Mew yang mudah tersulut jika soal ayah Gulf.

Dan saat ini Gulf sedang bersama Joong dan juga Nine yang menemaninya menonton televisi. Sekalipun Mew tetap menyiksanya, tetapi pria itu sedikitnya memberikan sedikit keringanan untuk Gulf. Gulf diperbolehkan menonton televisi, membaca buku ataupun belajar memasak, dengan tambahan harus selalu didampingi oleh Joong dan Nine. Posesif? Bukan. Mew hanya tidak ingin Gulf kabur begitu saja ketika ia belum benar-benar puas menyiksanya.

"Uhm."

Gulf memandang Joong dan Nine yang masih fokus menonton film dengan judul 'Rogue' yang sedang tayang. Ditangan Nine terdapat satu cup besar popcorn dengan rasa caramel.

"Uhm, Joong? Nine?" Panggil Gulf pelan dan ragu.

Sepasang kekasih itu kompak menoleh bersama ke arah Gulf, Joong hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Ada apa?" Tanya Nine.

"Uh, itu.. boleh aku bertanya sedikit?" Tanya Gulf takut-takut.

"Bertanya apa?" Sela Joong. Pria itu menatap Gulf dengan ekspresi yang serius, datar dan tidak ada senyum, seperti biasa. Gulf tahu, Joong hanya cerewet dan bertingkah manja jika ia hanya berduaan dengan Nine.

"Aku tidak memiliki maksud apa-apa.. aku hanya ingin mengetahui sesuatu, kalian sudah bekerja sangat lama kan dengan Tuan Suppasit?"

"10 tahun waktu yang lama kan?"

Gulf mengangguk, sebelum mengucapkan pertanyaannya, Gulf melihat-lihat sekitarnya. Menoleh kesana kemari, memastikan tempat ini aman untuk ia bertanya 'sesuatu' kepada Joong dan Nine.

"Aku tidak tau apakah kalian tau masalah ini apa tidak tapi aku hanya ingin mencari kebenaran.."

"Katakan saja apa yang ingin kau tanyakan."

"A–Apa yang dilakukan oleh ayahku dulu? Apa yang ia lakukan kepada Tuan Suppasit?"

Joong dan Nine terdiam dengan raut wajah yang susah untuk dijelaskan. Keduanya saling bertatapan, sementara Gulf menatap penuh harap, ia ingin mendapatkan jawaban yang jelas mengapa ia disiksa sebegini rupa oleh Mew, dan ia ingin jawaban yang jelas tentang apa yang telah ayahnya lakukan dulu kepada Mew sehingga pria itu sangat amat dendam padanya. Gulf hanya ingin jawaban.

"Kenapa kalian diam saja?" Tanya Gulf lagi.

"Mengapa kau ingin mengetahuinya?" Tanya Joong balik.

"Aku hanya ingin semuanya jelas, jika ayahku melakukan kesalahan yang sangat besar dengan Tuan Suppasit, aku ingin menebusnya."

"Gulf, dengar, aku dan Joong.. tidak memiliki ranah untuk memberitahumu soal ini,"

"Kenapa?"

Gulf masih menatap Joong dan Nine penuh harap. "Beritahu aku, apa yang telah dilakukan ayahku?"

"Berkhianat, apa kau ingin mengikuti ayahmu?"

Mata Gulf membulat ketika suara itu menyapa indera pendengarannya. Joong dan Nine segera bangkit, membungkuk sopan kepada Mew, dibelakang Mew berdiri sosok bertubuh kurus dan mungil namun aura sangarnya masih kentara, dia Taka, kaki tangan Mew yang baru kembali dari Jepang. Mew memberikan isyarat kepada pasangan itu dan Taka agar meninggalkan dirinya dan Gulf berdua. Gulf masih bergeming dengan tubuh yang sedikit gemetar.

"Dimana kesopananmu?"

Gulf membalik tubuh pelannya dan mengangkat wajahnya takut-takut untuk menatap Mew.

"M–Maaf, Tuan."

"Lupakan."

Mew mendudukkan diri di single sofa, memangku kakinya dengan angkuh—seperti biasa dirinya—lalu menatap Gulf yang masih menunduk dengan meremas lututnya. Namun melihat Gulf yang seperti itu entah kenapa Mew sangat ingin sekali mendudukkan Gulf dipangkuannya, Mew mengerutkan keningnya dan menggeleng menolak arah pikirannya.

"Apa yang ingin kau ketahui tentang ayahmu?"

"A–Aku ingin mengetahui... apa yang telah ia lakukan padamu.."

"Apa balasan untukku jika aku memberitahumu?"

"A–Aku.."

Mew menatap Gulf dengan intens, menatapnya dalam seolah menunggu kalimat selanjutnya yang akan Gulf ucapkan.

"Akan mengabdikan diriku untukmu..." Ucap Gulf pelan.

"Aku tidak butuh orang lemah."

Mew bangkit dari duduknya yang ia pikir sangat membuang-buang waktunya, memilih beranjak kearah ruang kerjanya karena sekarang ia tidak memiliki mood untuk bersetubuh dengan Gulf atau sedikit menyiksanya, Mew harus pastikan Gulf membaik sebelum ia lukai lagi nantinya.

Melonggarkan ikat dasinya dan membuka satu kancing baju atas yg mencekiknya, lebih baik. Gulf terkejut dengan perkataan Tuan Suppasit, tanpa berpikir panjang dan tanpa sadar Gulf berlari menghadang Mew didepannya lalu berlutut.

"Tu-tuan! Biarkan sa-saya mengabdi kepada tuan."

Dan mungkin kedepannya kehidupan Gulf akan berubah. Gulf yang masih polos, masih baru menjajah dunia, memilih berada dinaungan Mew Suppasit Jongcheveevat, seorang Boss mafia besar yang berdiri di Thailand, pilihan tidak terduganya ini membuat Gulf menjauh dari kematian dalam sebuah ketidaktahuan.

Tbc.

Konichiwa~ aku update ya, ini update terakhir sebelum aku sibuk sama ujian dan kerja aku. Mungkin 2 mingguan.

Aku gabisa double up dulu ya, mungkin nanti kalau udah ada di chapter 10 keatas.

Semangat buat kalian yang mau ujian juga, yang bekerja juga semangat!!❤❤

Terima kasih buat dukungan kalian.

See you~

MIGHTY LONG FALL [MewGulf] HIATUSWhere stories live. Discover now