Chapter Eight

7.4K 679 23
                                    

"Mari kita lihat, siapa yang akan lebih dulu ke neraka." Ejek Win masih dengan senyum meremehkannya.

Guy mengeraskan rahangnya emosi, namun ia bisa menutupi ekspresi marahnya. Bibirnya terukir senyum mengejek lalu terkekeh perlahan.

"Anjing Suppasit, tidak kenal takut hm? Baiklah terlalu banyak bicara akan memakan lebih banyak waktu."

Guy mundur beberapa langkah untuk menuju ke mobil cadangan yang sudah ia siapkan. Semua data dan bukti transfer berada ditangannya karena ia tahu anak buah Mew akan datang.

Bright tahu gelagat itu, Guy berniat kabur dan menyerahkan pertumpahan darah ini pada bodyguardnya.

"Lakukan!"

Guy memerintahkan bodyguardnya untuk lebih dulu menyerang dan mengulur waktu agar ia bisa kabur. Mereka mulai menembak dengan membabi buta sedangkan Bright dan Win bersembunyi dibalik mobil anti peluru mereka.

"Sialan!"

Disisi lain pertempuran tengah terjadi antara kedua belah kubu. Sedangkan dilain sisi ada sebuah mobil tipe Lamborghini huracan keluaran terbaru memasuki kawasan basement, sosok pengemudi keluar dari mobil mahalnya.

"Guy Sivakorn, bicara padaku atau kupenggal kepalamu."

Bright dan Win hanya bisa tersenyum mendengar suara familiar yang datang dari arah belakang. Suara langkahnya mulai terdengar mendekat, Guy diam diposisinya, ia sangat tahu siapa yang memanggilnya. Si cantik berdarah dingin.

"Plan." Panggil Bright.

Pria kecil itu terlihat lebih santai hanya dengan memakai celana jeans dan kaos oblong berwarna hitam. Pria itu berdiri di tengah-tengah Bright dan Win.

"Hai, Tuan Rathavit Kijworalak. Lama tidak bertemu." Ucap Guy. Sekarang posisinya berada disamping mobilnya dan menghadap kearah Plan.

"Kau tahu konsekuensi jika memanggil nama panjangku,"

"Ah ya, sayang sekali Tuan Plan. Saya lupa akan hal itu." Guy sangat tahu siapa Plan ini, karena Plan adalah rekannya saat sedang bertransaksi dengan para bangsawan atau orang kaya yang menyewa jasa mereka, atau bisa disebut Plan adalah atasannya

"Tidak usah banyak bicara Guy. Kau menjual informasi tentang segala bisnis dan urusan lain Tuan Suppasit kepada siapa?"

"Untuk apa aku memberitahumu? Agar Suppasit memberikanmu bayaran yang lebih besar?"

"Kau hanya berhak untuk menjawab, bukan untuk balik bertanya." Jawab Plan masih terus menatap Guy.

"Tidak. Akan. Kuberitahu."

"Baiklah kalau itu maumu, aku tidak bisa mengubah takdirmu menjadi lebih baik."

"Aku tidak takut Plan."

"Kau sangat kurang ajar, tapi setidaknya jika kau memberitahuku kemana dan kepada siapa kau menjual segala informasi tentang Tuan Suppasit, kau takkan mati hari ini. Apalagi kulihat daritadi ada yang sangat bersemangat." Ucap Plan panjang lebar.

Win tersenyum lebar dan mengangguk berkali-kali menyetujui ucapan Plan. Hari ini ia lebih bersemangat dari biasanya. Semangatnya seperti berapi-api apalagi ditambah dengan melihat keangkuhan Guy Sivakorn Lertchuchot, rasanya Win benar-benar siap sekarang. Bright yang melihat semangat sang kekasih kian menggebu-gebu hanya bisa tersenyum tipis.

"Jadi, kau benar-benar tidak akan memberitahuku dengan siapa kau menjual informasi Tuan Suppasit?"

"Tidak akan."

"You did well, traitor. Mengecewakan sekali karena aku pernah bekerja denganmu."

"Cih, jangan banyak bicara omong kosong, anak kecil! Kau tidak bisa memerintahku lagi!"

MIGHTY LONG FALL [MewGulf] HIATUSWhere stories live. Discover now