Chapter Seventeen

7K 759 128
                                    

"Jadi bagaimana hasilnya?"

"..."

"Temui Earth, jangan sampai dia buka mulut."

"..."

Panggilan terputus, sesosok pria dengan setelan jas rapinya tengah duduk didepan laptop yang tengah menunjukkan sebuah titik merah tempat seseorang yang ingin sekali ia lenyapkan.

Sebenarnya ia tahu jika mangsanya tidak mudah untuk ditakhlukkan, terbukti dengan Earth yang kini berada ditangan musuhnya. Namun Dewi Fortuna berpihak padanya, meskipun bukan waktu yang tepat untuk musuhnya meregang nyawa, tapi ia bisa bermain-main sedikit dengan musuhnya yang dengan senang hati malah memulai permainanya.

"Ayo bersenang-senang, Mew."

...

Gulf mengerjapkan matanya, penawar racun yang disuntikkan pada lengannya bekerja sangat cepat karena sebelumnya ia sudah menerima pertolongan pertama. Matanya diedarkan keseluruh penjuru ruangan dan seketika perasaan takut menyeruak kedalam dirinya.

"I-ini...ba-bagaimana ini, tuan pasti akan menghukumku."

Gulf melirik tangannya yang tertancap jarum infus, ia ingin beranjak dari ranjang ini tetapi hatinya menyuruhnya agar menetap disana hingga Tuan Suppasit datang. Lagipula Gulf tidak melihat tanda-tanda Mew ada disekitar sini, mungkin ia sedang berada di ruang kerjanya, pikir Gulf.

Nine masuk kedalam kamar Mew sesuai perintah Mew untuk mengecek keadaan Gulf. "Ah, kau sudah sadar ternyata. Bagaimana? Apa masih terasa sakit? Pusing?" Ujar Nine santai namun pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan seseorang yang tengah khawatir.

"Hanya sedikit pusing, aku tidak merasa sakit sama sekali."

Nine mengendikkan bahunya lalu mengecek perban dilengan Gulf. Wajah Gulf masih pucat dan ia hanya harus mengecek luka dan infusnya setelah itu membawa makan malam untuk Gulf.

"Apa luka ini tidak sakit bagimu?"

Gulf menggeleng, sejauh ini Gulf hanya bisa merasakan rasa sakit saat bersama Mew saja, dan selain itu ia tidak merasakan sakit sama sekali, bahkan saat ia tergores pisau saat latihan.

Tapi saat sekelebat ingatan tentang Mew yang mengatakan bahwa ia akan menghajar Gulf ketika pria itu kembali dengan terluka rasanya membuat nyawa Gulf ingin keluar dari tubuhnya. Seperti yang selalu ia ketahui, Mew tak pernah bermain-main dengan ucapannya.

Nine yang menyadari kegelisahan Gulf, menghela nafas dan menepuk bahunya dengan pelan. "Tenanglah. Tuan Mew saat ini tidak ada disini, ia pergi ke luar selama 2 hari."

"K-Kemana?"

"Markas utama kurasa, karena dia juga menyeret Joong bersamanya."

"Pantas saja aku tidak melihat Joong.. biasanya dia selalu bersamamu."

"Tadi sebelum pergi Tuan Suppasit sempat mengecekmu, setelah itu ia langsung mengajak Joong pergi."

Gulf tak mengingat kejadian setelah ia terluka, bahkan ia tak tahu jika ia sudah sampai disini dalam keadaan terinfus. Gulf sadar tak ada Win dan Plan sekitarnya.

"Uhm, Nine.. apa kau melihat Win dan Plan?"

"Mereka tengah dihukum."

"Dihukum?"

Nine mengangguk dengan pelan. Pria itu mengambil mangkok berisi bubur untuk Gulf. "Mereka dihukum karena lalai menjagamu."

"T-Tapi mereka tidak salah."

"Kau tahu benar seperti apa Tuan Suppasit. Mereka dihajar oleh Tuan Suppasit dan tidak diperbolehkan menginjakkan kaki di mansion ini sampai pelaku yang menyerangmu ditemukan."

MIGHTY LONG FALL [MewGulf] HIATUSWhere stories live. Discover now