Chapter Two

10.9K 916 43
                                    

Ohayouu gozaimasuu~

Gimana gimana chapter one nya? Ehe

Oh iya buat para readers Mighty Long Fall update setiap hari minggu ya~

Jadi menemani hari minggu kalian, baca yang sadis sadis gini boleh lah:v

Happy reading...

Tentu Gulf kini sadar kemana dirinya akan dibawa. Didalam sebuah mobil audi keluaran terbaru berwarna hitam, Gulf duduk diapit oleh banyak sekali pria berjas hitam yang hanya menunjukkan wajah datar sejak acara pelelangan berakhir. Gulf hanya bisa menunduk, menyadari bahwa kehidupan baru yang mungkin akan berbeda dari hidup lamanya akan segera dimulai.

Oh, tolong. Air mata Gulf rasanya berdesakan ingin meluncur. Apa ini satu-satunya jalan agar Gulf tetap hidup dan menghirup udara di dunia?

Menempuh perjalan sekitar satu jam dari jalan raya yang ramai, akhirnya mobil yang membawa Gulf memasuki area yang sunyi. Dimana hanya ada banyak pohon-pohon besar disekelilingnya. Tidak ada rumah ataupun lampu penerangan. Benar-benar gelap. Jalanan itu lurus dengan jalan aspal yang mulus, meskipun sekitarnya adalah hutan. Setelah beberapa menit akhirnya Gulf dapat melihat sebuah bangunan megah nan mewah penuh cahaya.

"Ayo turun." Ucap pria yang duduk disebelah Gulf. Tanpa ingin membantah, Gulf lantas turun dari mobil.

"Ikuti aku."

Pria yang tadi menawar 10 Miliar Yen untuk harganya melangkah lebih dulu menuruni mobil dan masuk kedalam bangunan megah itu. Sedangkan Gulf berjalan dibelakangnya dengan dua pengawal berbadan besar seperti petinju dan wajah dingin kaku mereka yang menyeramkan bagi Gulf.

'Oh Tuhan, apa yang akan kau lakukan pada hidupku kali ini.'

Gupi menatap punggung pria yang bahkan lebih kurus dan kecil dibanding dirinya, pria dengan aksen Jepang yang kentara namun juga pandai berbahasa Thailand dan Inggris, pria yang Gulf kira adalah tuannya nyatanya bukan karena para pelayan di rumah ini hanya memanggilnya 'Moriuchi-san' tanpa embel-embel tuan besar atau sekedar tuan.

Jangan kalian lupakan siapa Gulf sebenarnya, ia juga orang kaya dan disegani, namun Gulf sadar bahwa ia masih lemah, bahkan dengan pria bertato disepanjang lengan didepannya yang membawanya ini saja ia ketakutan.

"Selamat datang, Moriuchi-san."

"Tolong kau siapkan orang ini, siapkan sebaik mungkin, Boss yang memerintah–

Dan kau, ikuti pelayan ini."

Setelah itu pelayan yang diketahui bernama 'Hanako Misaki' menganggukkan kepalanya dan berlalu dengan membawa serta Gulf bersamanya.

Moriuchi berlalu pergi ke bagian halaman rumah megah tersebut, menghampiri seorang pemuda berambut ikal sebahu dengan rambutnya yang sebagian dicat berwarna hijau. Memakai pakaian pelayannya namun terkesan mewah, ia adalah seorang kepala pelayan di mansion ini, Kanki Tomoya. Pria Moriuchi menghampirinya dan menepuk bahunya,

"Tomoya-kun!"

Pria yang dipanggil dan ditepuk bahunya berjengit, terkejut dengan kehadiran kaki tangan boss nya itu. Pria Kanki tebilang orang yang ceria dan konyol jika sedang santai, namun akan sangat mengerikan jika ia sudah serius apalagi marah, meskipun hanya seorang pelayan, kepala pelayan lebih tepatnya, ia tidak akan segan untuk menembak kepala orang yang telah membuatnya tersulut emosi tanpa belas kasih sedikit pun.

Dan itu kenapa ia dipercaya oleh boss mereka untuk memegang kendali akan kepengurusan mansion ini.

"Taka, kau mengagetkanku."

Bibirnya mengerucut, menggelikan pikir Takahiro, mereka sudah berteman cukup lama meskipun pekerjaan mereka berbeda. Di beberapa aspek Tomoya bisa sangat menguntungkan bagi Taka, terlebih disaat seperti ini.

Satu pukulan mendarat epic dikepala belakang pria Kanki yang lalu mengaduh kesakitan dan mengusap kepalanya sambil menatap Taka yang selalu saja mem-bully-nya.

"Kau menggelikan Tomo-kun."

"Iya iya, lantas ada apa?"

Taka mendudukkan dirinya dibangku yang tersedia disana, kakinya ia silangkan dengan angkuh, lalu menatap Tomoya untuk ikut duduk juga.

"Kau tau pelelangan hari ini diadakan oleh kelompok Yakuza itu, dan akhirnya aku membawa pulang lelaki Thailand anak dari penghianat mereka."

Tomoya tampak biasa saja mendengarkan dan tetap menyimak apa yang dikatakan oleh kawannya. Tomoya tau akhir apa dari cerita sang sahabat ini, tidak usah ditebak lagi.

"Lantas?"

"Dan tadi boss menyuruhku untuk mengatakan undangan makan malam kepada Ryota dan menyuruhnya menyampaikannya pada boss berwajah datar itu."

Ada nada ketus dari si pria Moriuchi, menyebut seorang boss berwajah datar tiba-tiba membuatnya menahan emosi terlihat dari kepalan ditangannya.

Tomoya mengangkat alisnya, tetap bergeming untuk membiarkan Taka melanjutkan ceritanya.

"Dan saat aku bertemu Ryota, dia malah menyuruhku menemui boss nya langsung yang kebetulan berada di gedung itu, diruangannya dilantai atas–

Kau tau kan Tomoya, aku sedang malas melihat muka datarnya itu, setelah janji kencan kita dibatalkan begitu saja dengannya."

Kan–

Tidak usah ditebak lagi apa yang membuat Taka begitu menahan kesal dan terlihat seperti gadis yang sedang merajuk.

"Kau merajuk?"

Satu pukulan sukses mendarat dikepala si pelayan untuk kedua kalinya. Tentu saja, mana mau uke tsundere ini dibilang merajuk padahal memang kenyataannya seperti itu.

"Maaf maaf, lalu bagaimana reaksi Toru-sama?"

Ya, boss muka datar yang disebut Taka adalah boss mafia besar dari kelompok Yakuza, Yamashita Toru, yang kebetulan adalah kekasihnya sejak 3 tahun lalu. Sejak setahun setelah boss nya bekerja sama dengan Toru, dan percintaan rumit mereka yang sampai saat ini entah harus dikatakan mereka telah ber'kencan' lebih dari 3 tahun. Mereka seperti bukan sepasang kekasih yang romantis, karena disaat mereka bertemu hanya seks, beradu argumen dan berakhir dengan seks.

"Dia hanya bilang, 'Ya, sampaikan pada tuan Mew Suppasit aku akan kesana tepat waktu' cih! Begini saja tepat waktu, tapi waktu berkencan dia membatalkannya."

Tomoya tertawa pelan, bahunya terlihat naik turun, ia kemudian menepuk bahu sahabatnya.

"Kalau begitu malam nanti datangi dia, beri dia hukumanmu Taka, kau tau kelemahan Toru-sama bukan?"

Inilah yang menguntungkan dari pria Kanki, ia akan memberikan solusi yang dapat mengembangkan senyumnya, senyum yang ia sukai bukan seringaian yang seringkali ia tunjukkan.

Disisi lain, disebuah restoran sushi ternama di Jepang, restoran yang juga dibawah naungan MSuppasit.co menjadi tempat bertemunya dua boss besar mafia terkenal di Asia, Mew Suppasit Jongcheveevat, boss besar mafia dari Thailand dan Yamashita Toru, boss besar kelompok Yakuza.

5 menit lebih awal Mew sudah berada direstoran, menunggu sang kolega besarnya yang merangkap menjadi kawannya sejak sang kolega memiliki hubungan spesial dengan kaki tangannya yang juga orang Jepang, Moriuchi Takahiro.

Sesuai janjinya, Toru datang tepat waktu, yang tentu saja membawa serta pengawalnya yang menunggu didepan ruangan mereka dan juga didepan restoran. Mereka orang terkenal yang pasti memiliki musuh yang terobsesi untuk membunuh mereka, meskipun tidaklah mudah membunuh seorang Mew ataupun Toru sekalipun.

Tbc.

Segini dulu eaaa:v

Tenang ini masih MewGulf kok, aku bikin ini jadi universe biar ga melulu di MewGulf aja.

Dan juga karena author Alan lagi kobam toruka😆

See you next Sunday~

Ps. Siapin hati jiwa dan raga di chapter selanjutnya oke🤗

MIGHTY LONG FALL [MewGulf] HIATUSWhere stories live. Discover now