Chapter Twenty Three

5.5K 651 181
                                    

Terlihat seseorang tengah menatap jauh ke arah laut lepas, melihat kebiruan laut dan langit seperti mendukung perasaannya. Sesekali ia menyeringai dengan memainkan sebilah pisau lipat ditangannya.

Drtt.. drtt..

"Katakan!"

"Semua beres sesuai rencana, mereka saat ini mulai kacau dengan permainan kita."

"Bagus, jalankan rencana selanjutnya. Aku mau jalang itu sampai di mansionku malam ini, dan beri pesan pada kekasihku."

"Baik, boss. Lalu bagaimana dengan anjing kecil Off ini?"

"Lakukan sesukamu, tetap buat dia sebagai umpan."

"Dimengerti!"

...

Di mansion Mew, Gulf memilih menyendiri di dalam kamar tuannya. Firasat buruknya semakin menjadi sejak sehari Mew keluar setelah menerima sebuah panggilan. Saat ini dirinya tengah duduk bersandar ditengah-tengah ranjang dengan memeluk bantal, menutupi tubuh mulusnya yang hanya memakai kemeja putih Mew dan celana dalam. Baju sehari-hari Gulf selama di mansion.

Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, dan sudah sedari pagi Gulf tidak keluar dari kamar tuannya.

"Kapan Phi Mew pulang?..." Gumam Gulf lirih yang semakin memeluk erat bantal dipelukannya.

Tiba-tiba muncul asap pekat yang semakin mengisi seluruh ruangan. "Apa ini!?" Gulf memekik, setelahnya berteriak memanggil Nine namun sialnya kamar ini kedap suara.

Asap semakin mengurangi kadar oksigen dalam kamar. Pintu terkunci dan kuncinya hilang, begitupun jendela yang sengaja disabotase. Segala macam cara Gulf lakukan untuk menyelamatkan diri, tetapi asap telah terhirup kedalam tubuhnya, menimbulkan efek pusing dan mengantuk hingga Gulf jatuh tak sadarkan diri.

Setelah beberapa saat, muncul sesosok dengan baju hitam dengan masker membawa Gulf pergi, setelah ia meletakkan sepucuk surat untuk seseorang yang pastinya akan datang sebentar lagi.

...

Suara berisik lari cepat beradu dengan lantai yang menjadi pengiring malam gelap. Taka dengan nafas yang terengah berlari setengah mati masuk kedalam mansion milik sang boss yang terlihat sunyi.

Matanya dibuat terbelalak dengan kondisi yang ia lihat, anak buah yang ditugaskan untuk menjaga keamanan mansion, jatuh terkapar tak sadarkan diri. Bahkan ketika Taka sudah masuk, ia juga mendapati Nine yang terjatuh di atas lantai tak sadarkan diri.

Tak ingin membuang banyak waktu, Taka segera berlari mencari Gulf, karena hanya Gulf yang sedari tadi tak terlihat dimana pun di lantai satu. Taka menakuti satu hal saat ini. Bahwa musuh mereka sudah mulai bergerak kembali. Taka tidak tahu apa yang terjadi dan hanya berharap bahwa Gulf baik-baik saja. Namun harapannya seperti dihancurkan paksa dengan realita keadaan kamar bossnya yang berantakan. Gulf tidak ada di sana.

Ia berlari keluar dari kamar bossnya menuju kamar yang berada di ujung lantai dua, kamar yang ditujukan untuk Gulf. Tanpa perlakuan lembut, Taka menendang pintu kamar itu hingga terbuka dan menimbulkan suara yang keras. Gulf juga tidak ada disana.

Taka mengacak rambutnya frustasi, ia kembali ke kamar bossnya untuk mencari sesuatu yang mungkin dapat melacak keberadaan Gulf. Sayangnya, dewi fortuna benar-benar mengujinya. Tak ada tanda apa-apa yang ditinggalkan, membuat harapannya pupus saat itu juga.

"Argh! Sialan! Bajingan! Kemana kau membawa Gulf pergi, brengsek?!" Makinya penuh emosi.

Di tengah rasa kekalutannya, Taka menemukan sepucuk surat yang berada di atas meja. Surat itu digulung dengan apik dan di ikat dengan pita berwarna hitam. Tanpa pikir panjang, Taka langsung membukanya. Tak ada petunjuk yang diberikan kemana Gulf dibawa pergi, didalam surat itu hanya tertulis :

MIGHTY LONG FALL [MewGulf] HIATUSWhere stories live. Discover now