3. Gadis yang gelisah.

944 158 33
                                    

Happy reading, tinggalkan jejak kalian kalau bisa. Oke?

Harjuna : Petinggi di pemerintahan. Mereka gabungan dari Pribumi, Penjajah dan Bangsawan.
Elite : Kaum menengah ke atas. Kebanyakan dari kaum Pribumi. Untuk Penjajah hanya beberapa orang yang dulunya penting di masa lalu.
Plebs : Kaum menengah ke bawah, kebanyakan dari kaum Penjajah (militer) Tapi tidak sedikit juga Pribumi yang ada.
Londo : Orang-orang darah campuran (Penjajah-Pribumi).

***

Martinez memasuki kantornya, dia duduk di kursi dengan letih. Baru saja dia menyelesaikan rapat dengan para dewan, membahas masalah yang tiba-tiba saja muncul pagi ini. Semalam terjadi kerusuhan di salah satu distrik tempat di mana kaum Plebs tinggal, mereka menuntut kenaikan upah harian yang biasa mereka terima. Sebenarnya hal ini telah menjadi masalah sejak beberapa bulan belakangan, Martinez dan seluruh orang di pemerintahan sedang mencari jalan keluar untuk mereka dan hampir mendapatkannya. Namun seseorang telah menyulut api, dan cepat atau lambat api itu akan menjalar ke tempat-tempat yang lain. Jika mereka tidak segera memadamkan api itu, Negeri ini akan sekali lagi menjadi lautan api.

Martinez mempersilahkan seseorang masuk setelah dua kali ketukan di pintu. Dia Adjie Asmorobangun- Perwakilan kaum Pribumi di pemerintahan, dia melangkah masuk dengan wajah muram.

"Adjie, ada apa?" Martinez melepas kaca mata bacanya. "Duduklah."

"Kita harus segera melakukan sesuatu Martinez, jika tidak, bencana itu akan terulang kembali." Ternyata Adjie memiliki kekhawatiran yang sama.

"Aku tahu, tapi kita tidak bisa gegabah. Banyak hal yang kita pertaruhkan, kita tidak bisa kehilangan itu."

"Tapi jika terlalu lama, akan semakin banyak kehilangan yang kita tanggung." Adjie menghela napasnya berat, matanya menerawang jauh. "Sejak awal perjanjian itu memang sangat rapuh. Hanya dengan sekali gerakan, hal itu bisa koyak kapan saja." Bahkan sekalipun Para Harjuna berusaha untuk menjaga kedamaian itu, mereka yang belum bisa melupakan masa lalu hanya akan menganggap itu sebagai omong kosong.

Martinez pun mengerti akan hal tersebut. Terlebih lagi sebagian besar orang sangat mengotak-ngotakan kasta. Elite, Plebs, Londo, terdapat jurang yang lebar di antara mereka. Membuat semuanya menjadi semakin sulit.

***

Toilet itu dibatasi untuk sementara waktu. Dua orang gadis menunggu di luar, mencegah siapa saja untuk masuk. Sedangkan di dalam sana, Sinta dan dua orang temannya sedang melakukan bisnis dengan Yuki. Gadis pribumi itu bersandar pada tembok, tangannya menyilang di dada layaknya bos. Mata hitamnya yang jernih memandang dingin pertunjukan di depannya.

"Cukup." Ucapnya.

Sita mengangkat kepala Yuki dari wastafel penuh air. Yuki menarik napasnya dengan rakus, rasanya paru-parunya hampir meledak sedetik yang lalu. Wajahnya basah dan karena perlawanan yang sia-sia bajunya pun ikut basah, kedua tangannya ditahan di punggung dan rambutnya dicengkeram erat hingga terasa perih. Dari cermin Yuki bisa melihat Sinta yang mendekat. Tubuhnya gemetar oleh rasa takut.

"Kamu tahu salah kamu apa?" Sinta membungkuk di belakangnya.

"Jawab goblok, nggak punya mulut lo." Sita mengeratkan cengkeramnnya di kepala Yuki. Air mata mengalir di wajahnya, tapi tidak ada yang peduli itu.

"Sita, jangan kasar gitu. Kasian Yuki." Suaranya yang lembut mendayu. "Kalau nggak tahu apa salah kamu, biar aku kasih tahu kamu." Sinta seperti bicara pada anak kecil, hal itu justru membuat Yuki semakin takut.

"Kamu tahu kan kalau kamu itu cuma sampah, sampah yang tidak diinginkan oleh semua orang. Kecuali ibu kamu yang bodoh. Karena itu Yuki, aku benar-benar berharap kamu tahu batasan. Sayangnya hari ini kamu melewati batasan itu. Menurut kamu, apa benar seorang sampah kayak kamu bertingkah sok akrab pada Bangsawan. Kamu bahkan dengan tidak tahu malu salaman sama Raphael, gimana kalau setelah ini Raphael kena penyakit kulit gara-gara kamu." Sinta cemberut. "Kamu bisa kena masalah kalau sampai itu terjadi kan."

RedMoon || AlphaSoulWhere stories live. Discover now