Middle (18)

401 16 7
                                    

Via berjalan pelan menghampiri Devan yang masih tetap bertumpu pada pinggiran meja.

"Balikin hp gue sekarang." Pinta Via dengan wajah datar, ia masih tidak ingin mengeluarkan emosinya walaupun sudah sangat siap untuk meledak.

Devan tersenyum, "Eits, buru-buru banget. Mau kemana sih? Apa mau nemuin pangeran lo?"

Perkataan Devan semakin menyulutkan emosi Via, "Gue males buang-buang waktu sama lo, jadi cepet balikin hp gue."

"Kalau gue gamau gimana?" ujar Devan dengan senyum miring.

Via semakin menipis kesabarannya pun melayangkan tangan untuk menampar wajah Devan, namun cowok itu lebih cepat menangkap pergelangan tangan Via.

"Wow kucing kita makin liar sekarang," Devan berdiri lalu menarik tangan Via menghimpit tembok "bukan gitu caranya minta, biar gue ajarin gimana caranya lo jadi cewe lembut."

"Lepasin gue sekarang, sebelum gue-" ucapan Via terpotong karena Devan semakin menghimpit badannya dan menahan kedua tangan via disisi kepalanya.

Devan semakin menikmati permainan ini, "Gimana kalo kita main sebentar?" cowok itu mendekatkan wajahnya ke Via sambil terus memandangi matanya.

"Dasar cowok brengsek! Gue bukan cewe yang lo bisa pake seenaknya ya!" Via tidak kalah sengit membalas tatapan Devan dengan penuh emosi. Gadis itu tau ia tidak bisa banyak begerak, sehingga mau tidak mau via harus menunggu waktu yang tepat untuk dia memberibalasan pada Devan.

"Oh ya? Liat lo sekarang, lo gabisa apa-apa kan?" Devan semakin senang karena Via hanya diam dengan terus memandangnya seolah ia adalah mangsa yang siap untuk dihabisi.

Devan semakin gencar melaksanakan rencananya karena ini seperti bonus lebih baginya, ia akan mendapatkan sesuatu dari seseorang karena telah melaksanakan rencananya sekaligus ia akan "bermain" dengan gadis incaran Genta dan orang tersebut.

Devan menyurukkan hidungnya ke leher Via dan membuat kissmark disana, "Sekarang gue ngerti kenapa dia sama Genta ngincer lo." Cowok itu kembali menatap mata Via yang membuang wajahnya kesamping.

"Lo cowok terbusuk yang pernah gue temuin, lo manfaatin image kapten tim basket buat dapetin cewe-cewe yang lo mau kan?!" sambil terus menatap tajam cowok di depannya, air mata Via pun terus mengalir perlahan.

Devan terkekeh, "Pinter juga lo walaupun kita baru pertama kali ketemu," cowok itu menyatukan kedua tangan Via diatas kepalanya "tapi mereka sendiri yang nawarin badannya buat gue dan gue ga maksa mereka buat ngelakuin itu."

Via menggeleng dan berusaha melepas kukungan Devan, "Devan please." tidak ada kata-kata lagi yang Via pikirkan karena cowo itu makin gencar dengan mulai membuka kancing teratas seragamnya.

"Bagus, kucing kita yang garang mulai lembut juga." Saat Devan mulai memajukan wajahnya ke arah dada Via, tiba-tiba saja kerah bajunya di tarik seseorang secara kasar.

Kejadian itu terjadi secara cepat dan entah apa yang terjadi Via hanya bisa melihat Genta yang sudah di atas tubuh Devan dan membabi buta memukul wajah Devan. Seketika suasana dalam ruangan tersebut berubah menjadi tak terkendalikan.

Farel menghampiri Via yang masih mematung sambil menutup dadanya yang sudah terkancing rapi lalu memakaikannya jaket milik Genta. Sedangkan Bagas dan Defo masih berusaha menjauhkan Genta dari Devan yang belum terlalu parah karena mereka berdua cepat datang.

"Berani lo deket-deket sama Via lagi, lo bakal abis sama gue." Genta masih terus bersuara walau tubuhnya diseret keluar dari ruangan tersebut.

"Ayo Vi, lo udah gaada urusan lagi kan sama sampah itu." Farel membujuknya sambil menatap Devan yang masih meringis pelan.

Via pun ikut melihat Devan yang masih terkapar di lantai, "Sebetar gue mau ambil hp gue." Gadis itu berjalan ke arah tas Devan untuk mencari hp nya. Saat bersamaan Via menemukan hp nya, ia juga mendapati kotak yang sudah ia paham betul apa isinya "brengsek."

Via menghampiri Devan yang sudah terduduk sambil mengusap ujung bibirnya yang berdarah, "Lo bener-bener cowok paling brengsek yah, bahkan lo udah siap banget buat make gue." Gadis itu menatap wajah Devan degan pandangan tak habis pikir, kemudian Via berdiri lalu menendang aset milik cowok itu dengan cukup bertenaga. Ia pun pergi bersama Farel meninggalkan kelas itu dega Devan yang meringis untuk kesekian kalinya.

Setelah memastikan Genta dan teman-temannya sudah tidak ada, orang itu masuk ke dalam kelas bersama teman satu tim Devan yang penampilannya tidak jauh berbeda dengan Devan.

Orang itu menghajar wajah Devan, "Dari semua rencana yang udah gue kasih ke lo semuanya gagal!" ujar cowok itu terlihat berbeda dengan imagenya di sekolah.

"Tim lo ga menang walaupun cuma sparing, lo manfaatin keadaan dengan lo nyentuh Via dan seharusnya yang ada tadi gue kenapa jadi Genta sama temen-temennya?!" Ia pun menendang meja yang berada di dekatnya sambil mengusap rambutnya ke belakang yang sudah berantakan.

Devan hanya mengusap darah yang masih mengalir di sudut bibirnya sementara teman-temannya pun hanya diam.

"Gue udah transfer duit yang lo mau, tapi untuk urusan sepele gini lo semua ga becus." Orang itu mengangkat kerah Devan dan menatapnya tajam, "gue gamau tau duit gue harus balik dan sampe gue tau lo apa-apain Via, lo liat aja pelajaran dari gue." Orang itu mendorong Devan dan pergi meninggalkan kelas itu.

"Lo udah gila ya nerima apa yang dia suruh? Lo tau kan berapapun dia bakal kasih tapi apa yang dia mau gaboleh sampe gagal, lo juga tau kan dia orangnya kayak gimana walaupun dia udah ga sama Genta tapi mereka sama aja." Salah satu teman Devan bersuara

"Iya Dev, berani-beraninya lo maen sama mereka. Kalo gue tau rencananya bakal ada hubungannya sama mereka gue gabakal mau ikut."

Sejujurnya Devan juga memahami betul mereka berdua dan teman-teman Genta yang lain seperti apa, bahkan teman tongkronganya yang di luar SMA Bangsa juga mengetahui mereka berdua seperti apa. Tetapi karena saat itu Devan hanya memikirkan keuntungannya dan menganggap remeh rencana ini sampai akhirnya ia tidak memikirkan kejadian seperti ini akan terjadi.

"Sial."

NOTE

Hola guyss, im backkk
Tumben yak? sama aku juga mikir gitu biasanya balik lagi nanti kalo udah tahun depan misalnya wkwkwk

Aku usahain bakal cepet update lagi kalo ga sibuk xixixi (sok sibuk lo) tapi emang bener 😭

Sejauh ini gimanaa ceritanya makin penasaran ga sih?? Apa udah boring?? Kalo ngikutin dari awal dan bener2 baca sih ya nangkep lah ya konfliknya apa soalnya udah aku kasih banyak clue xixixi

Ehh masih pada seneng kagak sih baca nih ceritaaa, kek nya sedih bat gitu dikit yg voting ama komen :(
aku seneng banget ko baca komenan klean hueee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 14, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MiddleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang