10.

1.5K 216 16
                                    

Hanya kamu yang bisa
Membuat aku jadi tergila-gila
Membuat aku jatuh cinta
Karna tak ada yang lain sepertimu
~
Tiket – Hanya Kamu yang Bisa

***

Tepuk tangan kembali meriah ketika Parade Busana sudah menuju bagian akhir. Begitu Ariel berdiri di belakang Danu, menanti giliran dengan kepercayaan diri baru yang sudah terbentuk, Rama buru-buru menuju panggung Parade Busana. Fokusnya terus ke panggung supaya tak ketinggalan melihat Ariel yang menjadi urutan terakhir.

"Ariel! Woi! Ariel Atmaja!!"

"Ariel! Ariel! Ariel!"

"Woi! Ketua basket!!"

Rama berdesir. Ia membelah kerumunan untuk berdiri di samping panggung ketika Ariel berjalan dengan menampilkan pakaian adat Papua Barat. Cengiran bodoh dilempar Ariel ke banyak siswa yang menontonnya, tapi sayang, Ariel tak tahu di mana keberadaan Rama.

Tepuk tangan semakin keras. Ariel yang awalnya kurang percaya diri kini merasa bebas untuk berjalan di atas catwalk. Semua siswa yang menonton begitu antusias melihatnya.

Kenapa?

Ariel sempat bertanya-tanya. Bukan kah ... dia dibenci hanya karna rumor pacaran dengan Rama yang tersebar? Tapi sekarang dengan mata kepala sendiri, Ariel melihat semua berbeda dari apa yang dia pikirkan selama ini. Semuanya mendukung Ariel, bertepuk tangan, antusias, dan bangga seperti yang diungkapkan Rama. Ariel jadi merasa belum ingin berbalik dan turun dari panggung ketika Kak Tirta mulai naik memberi sambutan penutup.

"Hahh ... gue berhasil!" gemas Ariel bicara sendiri setelah turun dari panggung. Dia menoleh ke kanan-kiri, banyak yang memperhatikannya dengan senyum meski tak mengajaknya ngobrol.

"Nu! Danu!"

"Eh, pakaian adat mana ini? Lo keren, tau? Sekarang Ariel yang gue kenal aktif gini." Danu mendekat dan menggoda, tak lupa ia juga memberikan nasi kotak ke Ariel.

"Pakaian adat Papua, Nu. Gue 'kan udah bilang, pake kebaya-kebaya gitu udah terlalu sering. Masa kita Indonesia satu tapi pakaian adat lain nggak pernah dipamerin juga?" Ariel mengintip isi nasi kotak di genggamannya.

"Ayam?" gumam Ariel terdengar lesu.

"Lo nggak begitu suka ayam 'kan, ya?" Diambilnya lagi nasi kotak tersebut oleh Danu. "Buat gue, oke?"

"Terus gue makan apa?"

Danu mengedikkan dagu ke arah belakang Ariel, membuat cewek berambut pendek itu menoleh dan mendapati Rama tengah berjalan ke arah mereka.

"Mau ngapain dia, Nu?" tanya Ariel masih tetap mengamati langkah Rama.

"Pangeran lo dateng, kalo ada Rama 'kan lo makmur." Danu terkikik lalu pergi meninggalkan Ariel dengan membawa dua nasi kotak.

"Ja! Eja! Mau nambah nggak lo?" teriak Danu pada Reza yang bermain ponsel sambil jongkok di sebuah lorong, menanti para sahabatnya datang.

Sementara Ariel yang masih menatap Rama berjalan mendekatinya, menaikkan sebelah alis terang-terangan. Di kepalanya terlintas sebuah bayangan dari scene Robert Pattinson di film Twilight yang berjalan keluar dari mobil. Ariel menelan saliva, semirip itu kah antara Rama dengan Robert?

"Apa?" tanya Ariel setelah cowok berjaket hitam itu berada di depannya.

"Habis ini kelas kosong, lo mau ikut gue?"

"Ikut ke mana?"

Rama tersenyum tipis. Matanya melirik ke kanan-kiri dengan badan semakin dekat ke Ariel.

Ruang Rindu ArielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang