9.

1.2K 218 7
                                    

Ada yang lain
Di senyummu
Yang membuat lidahku
Gugup tak bergerak
~
Jamrud – Pelangi di Matamu

***

Dengung mikrofon sedikit membuat beberapa siswi berteriak kaget. Lapangan SMA Azzar pagi ini sesak. Banyak dekorasi tentang Parade Busana yang akan dimulai sebentar lagi. Saking cepatnya persiapan acara tersebut, bahkan tak sedikit para siswa mempertanyakan keahlian Azzar dalam membuat sebuah event menakjubkan setiap bulannya.

Ditemani oleh Geri dan Ryan, Rama berdiri di belakang barisan kursi yang tersedia karna semua kursi sudah terisi penuh.

"Jam berapa mulainya?" tanya Geri sedikit menyenggol lengan Rama, tapi cowok yang hari ini mengenakan jaket warna hitam itu hanya mengedik tak tahu.

"Oke! Selamat pagi semuanya!" Tiba-tiba salah satu mahasiswa yang kebetulan ber-KKN di SMA Azzar naik ke panggung dan menyapa para siswa.

Rama langsung mengedikkan dagu ke arah panggung, mengisyaratkan kalau pertanyaan Geri sudah terjawab.

"Pagi, Kak!"

"Gimana? Kalian seneng nggak kalau pagi ini kita ada event Parade Busana yang dipersiapkan hanya dalam satu malam? Seneng??"

"Seneng, Kak!" Tepuk tangan terdengar begitu meriah.

"Asik, kalau kalian seneng Kak Tristan juga seneng. Langsung aja kita mulai, tapi sebelumnya, saya ucapkan terima kasih kepada Bapak dan Ibu guru SMA Azzar yang sudah memperkenankan kami dari KKN Universitas Indonesia Raya untuk mengadakan event Parade Busana. Terima kasih, dan mohon maaf karna dengan event ini lah saya, Tristan Hanafi sekaligus kedua belas rekan mahasiswa saya berniat untuk menjadikannya sebagai kenang-kenangan kecil di perpisahan minggu depan—"

Puluhan siswa melenguh sedih. Banyak dari mereka belum ingin lepas dari para KKN SMA Azzar. Terlebih, para siswi begitu senang dengan adanya Kak Tristan dan Kak Alfin yang memiliki paras rupawan.

Lima guru SMA Azzar yang berdiri di pinggir lapangan—tampak berteduh—hanya melambai dan mengacungkan jempol ke para KKN.

"Terima kasih, Bapak dan Ibu. Dan buat adik-adik semuanya, jangan bersedih, oke? Sekarang kakak-kakak mau mempersembahkan event Parade Busana yang terkesan mendadak tapi semoga nanti lancar sampai selesai. Event yang mempersembahkan penampilan keempat puluh siswa-siswi dengan pakaian adat dari berbagai daerah. Mau tahu seseru apa?? Mari kita mulai dan selamat menyak-sikan!"

Tepuk tangan kembali meriah mengiringi langkah Tristan saat menuruni panggung setinggi lutut orang dewasa. Lagu pengiring mulai terdengar. Meski sedikit terselimuti awan mendung, tapi acara dimulai sangat bagus.

Ryan dan Geri terlalu antusias saat menyaksikan pembukaan acara, yaitu tari Angguk dari Kulon Progo, Yogyakarta yang dimainkan oleh enam siswi cantik-cantik. Semuanya mengenakan kacamata hitam. Dan yang paling Geri sukai adalah kostum dari tari Angguk merupakan celana pendek di atas lutut.

"Sumpah, Ram! Itu siapa itu! Fitri? Fitri si anak IPS 4??" Geri menepuk pundak Rama beberapa kali, telunjuk kirinya mengarah ke salah satu penari Angguk. "Fitri, 'kan??"

"Mana Fitri, Ger?" tanya Ryan ikut penasaran.

"Itu, bego'! Yang paling kanan! Cantik banget, Yan. Kalo kayak gini si Rama bakalan nyesel pernah nolak Fitri dulu!" Geri menertawakan Rama yang hanya diam menonton.

Memang Rama akui, cewek bernama Fitri yang kebetulan menari Angguk sebagai pembukaan acara kelihatan begitu cantik. Apalagi dengan kostum seperti itu, kulit mulus kakinya jelas memancing perhatian para cowok tampan di SMA Azzar. Tetapi hal itu tak banyak memengaruhi Rama. Ia menyaksikan tari Angguk tersebut dengan suara Geri dan Ryan yang berisik melihat kecantikan enam bidadari Angguk di atas panggung.

Ruang Rindu ArielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang