Pantesan aja Taehyung ganteng kayak gitu, mamanya aja kayak artis, batinnya.


"Jisoo, kamu berapa bersaudara?" tanya mama Taehyung tiba-tiba.

"Dua tante, adik Jisoo cowok sekarang kelas 10."

"Wah, kalo kakaknya cantik gini, pasti adiknya juga ganteng deeh."

"Yaaa, gitu deh tante."

Lalu kedua perempuan itu tertawa.

"Ibu kamu pasti bangga banget, tante aja yang cuma punya satu selalu banggain-banggain Taehyung ke mana-mana."

Jisoo terdiam, harus bagaimana dia menjawab kalimat mama Taehyung barusan?

"Iya tante, semoga aja bunda bangga di atas sana." Jawab Jisoo akhirnya dengan suara pelan.

Alis mama Taehyung terangkat, ia mengerti maksud kalimat Jisoo.

"Eh, maaf sayang, tante ga bermaksud—"

"Gapapa kok tante, Jisoo sama Haruto udah ikhlasin bunda kok. Lagian udah lama bunda pergi, sekitar tiga tahun yang lalu."


Mama Taehyung menatap Jisoo dengan haru. Gadis itu terlalu periang dan ceria sampai orang-orang tak akan menyangka bahwa dia telah kehilangan orang tersayang.

"Kalau bunda kamu masih hidup, pasti beliau bangga sekali punya anak yang baik, sopan, dan ceria kayak kamu." Puji mama Taehyung tulus.

Jisoo menatap mama Taehyung sebentar, lalu kembali menatap piring-piring di tangannya.

"Tapi Jisoo bukan anak yang baik tante..."


Dahi mama Taehyung berkerut, namun menunggu Jisoo melanjutkan kalimatnya.

"Jisoo ga bisa bahagiain bunda di masa hidupnya, bahkan Jisoo ga ada di saat-saat terakhir bunda." Lanjut Jisoo dengan suara yang semakin lirih, ia berusaha sekuat mungkin untuk tidak menangis.

Mama Taehyung sedikit menunduk untuk melihat wajah Jisoo, lalu memegang bahu gadis itu agar Jisoo menghadap ke arahnya.

"Kamu salah, bunda kamu bahagia sayang, tante yakin itu. Ngelihat kamu langsung sedih karena ingat bunda kamu seperti ini aja, tante udah bisa merasakan kalo kamu sangat sayang sama bunda kamu."

Jisoo menatap mata tulus mama Taehyung dengan mata yang sudah berair.


"Dan tante yakin, bunda kamu juga bisa merasakan itu di masa hidupnya, bahkan sekarang selagi dia ada di atas sana."

Air mata Jisoo jatuh, sudah lama sekali dia tidak membicarakan soal bundanya dengan orang lain. Dan kata-kata mama Taehyung barusan sangat menyentuh hatinya.

Mama Taehyung memeluk Jisoo yang sedang menangis lalu mengelus rambut gadis itu.

"Tapi Jisoo ga bisa lihat bunda di saat-saat terakhir, Jisoo malah sibuk ngurusin hal yang ga penting..." ucap Jisoo sambil sesegukan di dalam pelukan mama Taehyung.

"Itu bukan berarti kamu anak yang ga baik sayang. Gimana kalo tante bilang, bunda kamu yang sengaja pergi saat kamu lagi ga ada, karena ga mau kamu ngelihat beliau sedang dipanggil Tuhan. Karena rasanya sangat sakit."


Jisoo menangis lagi, ia tidak pernah berpikir seperti itu. Walau Jisoo tahu itu hanya kalimat untuk menghiburnya, namun Jisoo memutuskan untuk percaya. Ia membalas pelukan mama Taehyung lebih erat.

Bahkan walaupun tidak mengingatnya saja, mama Taehyung masih bisa menghibur Jisoo di saat terpuruknya.

Jisoo melepaskan pelukannya, namun tangan mama Taehyung masih merangkul gadis itu.

"Udaah jangan nangis lagi, nanti muka cantiknya luntur..."

Jisoo sedikit tertawa mendengar itu, ia menghapus air matanya dan tersenyum ke arah mama Taehyung walau matanya masih sembab.


"Makasi ya tante, Jisoo senang udah cerita sama tante."

"Sama-sama sayang, besok kalau ada apa-apa, cerita aja sama tante."

Lalu mama Taehyung memeluk Jisoo lagi. Mereka terlalu larut dalam pikiran masing-masing, sampai tak menyadari kehadiran seseorang.





"Ma... Jisoo kenapa?" tanya Taehyung yang sedang berdiri di ambang pintu dapur dengan ekspresi bingung.

Fallin' For You [Vsoo] ✔Where stories live. Discover now