[COMPLETED]
Cerita ini terinspirasi dari film Harry Potter dan Twillight.
Kehidupan dunia sebelah memang nyata adanya. Cerita tentang Twillight, Harry Potter, GGS masih berkelanjutan. Cerita ini mengandung tentang pertemanan, kemunafikan, pertengk...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Let's end this game, with sad part but happy ending."
•••°•••
"Rapotmu selalu bagus aku senang dengan hal itu. Karena abad lalu kau sering melakukan kenakalan"
Si lawan bicara itu memberikan tatapan bingung kepada pembicara. Selang beberapa detik ia langsung membuang tatapannya sebelum si pembicara mengetahui ketidaksopanannya.
"Thank you... Father" ucap si anak
"Kau tahu mengapa aku memanggilmu ke ruang yang tak terpakai ini?"
"Aku tidak tahu ayah"
"Aku ingin mengajakmu membahas tentang paman Kai"
Seketika rahangnya mengeras saat mendengarkan nama yang telah keluar dari si pembicara.
"Ada apa dengannya dan apa hubungannya denganku?"
"Oh ayolah... Tuan Axvelore muda, kau pintar... Dan kebanggaan keluarga Axvelore. Carilah pelaku kematian Kai"
Si muda itu menatap lawan bicaranya dengan tatapan yang tak bisa diartikan. Setelah itu ia menatap ke arah lain sambil melakukan gerakan peralihan untuk menghilangkan rasa canggung saat ini.
"Bukankah Ryujin anak kebanggaan ayah? Kenapa ayah meminta Chenle untuk mencari pelaku pembunuhan kematian paman Kai?" desis si muda
"Oh ayolah Chenle... Saudarimu itu suka ceroboh, ia tak sepintar dirimu... Lagipula aku pun tidak membeda-bedakan kalian, kalian sama-sama berharga bagiku"
"Hmm, akan Chenle pikirkan nanti"
Si ayah tersenyum bangga sebagai respon ucapan anaknya barusan. Ia meletakkan satu tangannya ke bahu si anak.
"Jika kau sudah menemukan pelakunya, kau tahu kan apa yang harus kau lakukan? Itu juga bonus untuk kekuatanmu"
Si ayah menepuk bahu anaknya beberapa kali dengan pelan seperti meminta agar si anak paham dengan perintahnya.
"Yes father" ucap sang anak
Sang ayah langsung memutar balikkan badannya dan berjalan pergi meninggalkan sang anak yang masih terpaku diam di ruangan tak terpakai itu.
"Let's end this game, with sad part but happy ending" ucapnya sambil menyeringai
Lelaki muda itu langsung keluar dari ruang tersebut, menoleh keselilingnya untuk memastikan tidak ada makhluk apapun yang berjalan di lorong yang ia tempati saat ini. Barulah ia keluar dari tempat persembunyiannya.
