11 || Kebencian

92 11 1
                                    

Udah siap baca?!
Jangan lupa dukungan dan supportnya :3

🌞🌞🌞

Sekuat tenaga menahan diri untuk tidak lemah di depan semua orang, seketika hancur ketika melihat seseorang yang kamu sayang tengah berbaring dengan lemah

🌞🌞🌞

"Maafin gue, Get."

"Pergi lo! Gue gamau liat muka lo lagi." Geta menahan isakan tangisnya yang sebentar lagi akan terdengar.

"Gue udah denger semuanya. Gue udah di bohongin sama si Lea, disini gue juga korban, Get. Gue kira lo emang bener deketin gue cuman mau manfaatin kekayaan gue doang. Sekali lagi maafin gue, Geta." Sambil menundukkan kepalanya.

"Tega lo, Kak. Seumur hidup gue, gue belum pernah dibentak kaya gitu sama Bunda atau Ayah. Bahkan sampe dilemparin makanan yang masih panas. Itu sakit banget, Kak. Hiks."

Risdan yang mendengar itu dengan sigap memeluk tubuh mungil yang sekarang tengah menumpahkan air matanya. Risdan sungguh menyesal atas perbuatannya lusa kemarin. Tanpa sadar ia mengepalkan tangannya kuat.

"Gue trauma. Waktu SMP pernah ada cewek yang ngedeketin gue. Dia baik banget sampe udah gue anggap sodara kandung sendiri. Eh, ternyata dia cuman manfaatin gue doang. Perusahaan papah gue jadi bangkrut karena ide liciknya dia. Makanya gue marah besar saat ada info kalo lo deketin gue cuman mau manfaatin gue," jelasnya.

"Iya ma-maaf, Kak. Tapi lo juga gak seharusnya kayak gitu. Lo anak OSIS, Kak. Gak pantes berbuat seenaknya tanpa tau kebenarannya."

"Tunggu tanggal mainnya, Lea." Terukir smirk kebencian di wajah Risdan.

Risdan kembali ke kelasnya dengan perasaan campur aduk kayak nano-nano. Kesel iya, sedih iya, seneng juga iya bisa meluk orang yang dia suka. Eh suka? Maksudnya suka karena menurut Risdan dia itu lucu, imut, gemesin lagi. Apalagi kalo temen-temennya usil gak ngebolehin dia makan pedes hahaha dasar bocah aneh.

Saat sampai di kelas, Risdan langsung menghampiri mejanya dengan tepukan tangan yang terdengar nyaring teman-temannya yang termasuk anak buah Risdan langsung berlari tergesa-gesa menghampiri Risdan.

Risdan ini memang anggota OSIS tapi ia juga masuk kedalam sebuah komunitas, bukan berarti komunitas negatif seperti anak jamet sebelah tapi ini tuh komunitas positif dan seringkali di apresiasi oleh sekolahnya sendiri.

"Apaan bro?" tanya Axel yang diketahui wakil dari komunitas tersebut.

"Gue mau minta tolong lo semua."

Risdan menceritakan apa yang sebenarnya terjadi dari awal sampai akhir lalu di bales tatapan terkejut oleh teman-temannya. Ia juga menceritakan bagaimana Geta bisa terkunci di dalam kamar mandi. Risdan menyusun strategi untuk membalas dendam kepada ketua geng yang selalu membawa dampak buruk bagi sekolah tercintanya.

"Oke, udah gue atur semuanya."

🌞🌞🌞

Sedari bel pulang berbunyi, Risdan terus saja mengikuti kemana Geta melangkah. Saat Geta pergi ke kantin, ke toilet, bahkan saat Geta hendak pulang menuju halte bus pun ia ikuti. Padahal Risdan membawa motor yang masih terparkir di lapangan luas sana.

SUNRISEحيث تعيش القصص. اكتشف الآن