21 | Selamat tinggal

739 84 14
                                    

▌│█║▌║▌║ - ║▌║▌║█│▌

"Dev, aku ikut" ujar Alea lalu berlari kecil

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dev, aku ikut" ujar Alea lalu berlari kecil.

Diperjalanan sama sekali tidak ada percakapan, melihat wajah lelaki disampingnya saja Alea tidak berani, betapa seramnya wajah itu saat sedang marah, namun jika dilihat dari samping wajah itu seperti wajah Revan.

Alea benar benar merindukan Revan yang periang, ia tidak ingin Revan pergi, ia ingin bersama Revan, egois? Ya itulah sifat Alea. Ia tidak ingin apa yang ia sayang harus pergi begitu saja, terlebih Revan sudah mengubah dunia kelamnya.

Dimobil ini memang hanya mereka berdua ya siapa lagi kalo bukan Alea dan Devano, mamahnya tidak ikut karena lebih memilih untuk menjaga Revan, melihat anak lelaki pertamanya itu yang sedang terbaring diatas ranjang.

Mobil hitam gagah itu akhirnya terparkir didepan Polsek Jakarta. Devano dengan cepat berlari memasuki ruangan itu. Ia cepat cepat mengabari kepada polisi yang sedang duduk dikursi dan membicarakan semua kronologinya, dibantu dengan Alea yang menjadi saksi semuanya.

Setelah mendapatkan persetujuan dari pihak polisi, akhirnya Alea dan Devano keluar dengan perasaan lega, "akhirnya polisi mau menindak lanjuti kasus ini" ucap Devano lalu menatap Alea.

"Iya Dev" balas Alea lalu mengangguk.

• • •

Dua hari kemudian Jeki pun ditangkap oleh pihak polisi, betapa leganya hati mereka semua yang berada diruangan Revan, sudah banyak yang menunggu Revan sadar termasuk Alea, Siska, Bianca, Rio, Bagas, kedua mamah Revan, Devano, dan kedua orangtua Alea.

"Revan kok ga sadar sadar ya" tanya mamahnya gusar.

"Sabar Tante, bentar lagi kayanya" balas Bianca menenangkan.

Cklek. Dokter berjas putih itu memasuki ruangan dengan senyum manisnya. "Saya periksa dulu ya" ucap dokter itu lalu mulai memeriksa Revan.

Setelah beberapa detik memeriksa, mimik wajah dokter itu berubah alisnya bertaut menatap suster yang berada disebelahnya, "Sus, kok kondisi nya semakin lemah ya?" Tanya dokter itu pelan.

Suster itu membenarkan infusan, dan mengecek alat alat. "Sepertinya harus ditindak lanjuti" Lanjut dokter itu, membuat semua manusia yang berada diruangan itu menganga.

"Maksudnya gimana dok?" Tanya mamah Revan.

"Kita harus operasi, sepertinya darah yang sudah dimasukan kedalam tubuh Revan tidak berfungsi dengan baik, dan sekarang didalam perut Revan tumbuh daging yang membahayakan, bisa membuat pencernaannya dan pernafasannya terganggu" lanjutnya lalu kembali menatap Revan

Badboy Vs Fuckgirl Where stories live. Discover now