00. Prolog

3.1K 281 60
                                    

Sore itu, Y/N merapatkan jaketnya, hujan beberapa jam yang lalu membuat udara menjadi lembab dan cukup dingin bagi Y/N.

"Anjim, gg ini ANY episode terakhir keuwuan dari Hak ama Yona tak terkalahkan." gumamnya, berjalan di trotoar yang masih tersisa genangan air hujan dan  tangannya memegang smartphone yang tengah memutar video.

"Ini kenapa mereka gak bilang aja kalau saling suka? Kalau bilang kan bagus!"

Beberapa tetes hujan mulai berjatuhan,"wih, hujan lagi?"  Y/N langsung memakai topinya, menyimpan Smartphone miliknya, lalu berlari menuju halte bus yang berada tak jauh dari tempatnya.

"Wuhh, samp-." Saat hampir sampai, Y/N tidak sengaja tersandung batu besar yang muncul entah dari mana.

Y/N menutup rapat-rapat kedua matanya, menunggu rasa sakit yang akan menerjangnya. Tanpa ia sadari, sesaat sebelum ia jatuh sebuah gerbang besar dengan berbagai ukiran, muncul dibawahnya, terbuka dan membawanya ke suatu tempat.

"Aduh." Y/N mengaduh kesakitan setelah jatuh dari atap ke ruangan serba putih dengan banyak pintu di dindingnya.

Y/N berdiri dan melihat sekeliling, pandangannya langsung tertuju pada meja kerja yang saat ini di kursinya tengah duduk seorang pria berambut hitam panjang, berkacamata dan keren, tengah terhenti menyantap mie dari cup Popmie yang ada di genggamannya.

"Mm anoo, ini sebenarnya dimana? Kenapa aku bisa kemari? Apa yang terjadi padaku? Bagaimana caranya aku akan kembali? Kapan aku kemari? Siapa anda?" tanya Y/N.

Pria itu tidak menjawab, dengan kasar ia meletakkan cup Popmie ke meja. Tangannya terulur mengambil telepon yang ada di meja, jadinya dengan cepat menekan nomor-nomor di sana.

Terdengar nada sambung sebentar, sebelum akhirnya terdengar suara berat seorang pria dari sana. "Hallo?"

"KAMPRET LU, LU BILANG UDAH PERBAIKI ITU GERBANG TAPI KOK MASIH ADA YANG JATUH JUGA? LU GAK TAU GUE ITU LAGI SIBUK APA?!" teriak pria yang ada didepan Y/N itu pada telepon di tangannya.

Sibuk? Bukannya tadi dia cuman makan mie ya?

"HAH? JAN NGEGAS DONG, BUKAN GUE YANG TERAKHIR YANG NGURUS ITU GERBANG YANG NGURUS TERAKHIR ITU SI WILL, DI ADA PERLU KATANYA. KOK LU JADI NYALAHIN GUE SIH?" orang ada di seberang itu ikutan berteriak, bahkan Y/N yang jaraknya agak jauh dari meja kerja itu bisa mendengarnya dengan jelas.

Ini kok pada ngegas sih?

"Oh, bukan kamu ya? Oh Will ya? Ok sorry salah marah-marah." ucap pria itu.

"Nah gitu dong,  biasa-biasa aja. Gue juga tau Lu takut ama Will. Jadi sekarang ada jiwa lain yang jatuh, gitu?" tanya orang yang diseberang itu, walaupun sudah tidak ngegas, Y/N masih bisa mendengar suaranya.

"Iya nih, dari tampangnya dia mungkin cewe kang halu yang suka jodoh- jodohin dirinya sendiri sama husbu nya."

"Weh? Cewe? Beneran? Kalau gini lu boleh kirim ke-"

Pria di depan Y/N langsung memutuskan panggilan secara sepihak.
"Haaah." Pria itu memijat pangkal hidungnya.

"Pak saya dari tadi bertanya, loh. Kapan bapak akan menjawabnya?" Y/N mengeluarkan senyum terpaksa, di dahinya tercipta banyak perempatan imajiner yang terbentuk.

Pria itu menggebrak meja dengan sangat kuat yang membuat Y/N terlonjak kaget. "Kamu ini!! Aku yang masih muda dan genteng ini kamu panggil Pak?! Panggil Kak, dong!"

Eh? Itu?

Y/N menghela napas, "Ok, iya 'Kak', aku mau bertanya. Ini sebenarnya dimana? Kenapa aku bisa kemari? Apa yang terjadi padaku? Bagaimana caranya aku akan kembali? Kapan aku kemari? Siapa anda?"

Fall ( Akatsuki No Yona X Reader )Where stories live. Discover now