20

670 129 31
                                    

Malam harinya, Yona dan yang lainnya memutuskan untuk bergabung denga Bajak Laut Gigan dan berkumpul di kapal mereka.

Di situ Jaeha menjelaskan secara rinci perselisihan Kuroi Bara yang kebetulan memiliki nama yang sama dengan (y/n) 17 belas tahun yang lalu.

"Jadi, (y/n) itu mirip dengan (y/n) bibi dari Suwoon karena itu Yan Kumji mengincarnya?!" tanya Yun memastikan.

"Tepat sekali dan jika ini terus berlanjut bukan hanya Yan Kumji saja , semua penjahat yang dulu pernah berurusan dengan Kuroi Bara akan mendatanginya." jelas Jaeha.

"Konyol sekali." celetuk Hak. "Jika memang semirip itu kenapa selama 10 tahun ini tidak ada yang mencarinya atau bertingkah seakan mengenalnya? Tidak mungkin seseorang tanpa hubungan darah bisa sangat mirip hingga tidak bisa di bedakan."

"Ya itu memang tidak bisa di percaya, tapi mereka itu benar-benar seperti orang yang sama. Kau bisa tanyakan langsung pada orang terdekatnya, kan Pino-kun?!" Jaeha melirik Pino yang berdiri di pojokkan bersandar pada dinding.

"Mereka berdua itu sangat sama, kesamaan mereka bahkan melebihi kembar identik sehingga bisa di katakan mereka adalah orang yang sama luar dan dalam. Kau harusnya juga tahu itu" kata Pino.

"Kenapa aku bisa tahu?" tanya Hak.

"Kau pikir siapa yang menyelamatkanmu dari perang Xing dan membawamu ke Desa Fuuga?"

"Tentu saja Mundeok, kan." jawab Hak.

"Bodoh sekali."

Hak menggertakan giginya ingin mengatakan sesuatu tapi Yona tiba-tiba memukul meja di hadapannya.
"Jadi, alasan Guwoon selama ini mengejar (y/n) karena dia mirip dengan Si Kuroi Bara?!" serunya.

"Guwoon? Kalian pernah bertemu dengan Guwoon?" tanya Jaeha.

"Iya, dia petinggi suku api jadi sering berkunjung ke Kastil Hiryuu makanya aku dan Hak sangat mengenalnya. Dan kau juga sudah bertemu dengannya kan Pino, saat di jurang itu!" jelas Yona.

Jaeha melihat Pino dari ujung matanya. "Jadii, Pino-kun sudah bertemu dengan Guwoon dan kini si Guwoon itu masih hidup?!"

Pino tidak menjawab dan hanya berjalan berusaha melewati Jaeha tapi Jaeha menahan lengannya.
"Apa yang kau lakukan?" tanya Pino.

"Kenapa kau membiarkannya hidup?"

"Saat itu aku bingung, aku sudah lupa wajah pri-"

Jaeha meremas kuat kerah baju milik Pino. "Lupa?! Bagaimana kau bisa lupa wajah itu?!! Wajah orang yang merebutnya dari kita??!! bagaimana bisa?!" teriak Jaeha.

"Tentu saja aku bisa lupa, itu sudah 10 tahun lamanya!!!"  Pino balik berteriak.

Yona berusaha melerai mereka. "Hentikan itu! Tidak ada gunanya berkelahi sekarang. Kita harus memikirkan cara menyelamatkan (y/n) sek-"

Yona berhenti saat melihat Hak berdiri di depannya dan langsung menjauhkan Pino dengan Jaeha.
"Aku tidak tahu apa yang membuat kalian marah itu dan aku juga tidak mau tahu. Yang jelas kalian memikirkan (y/n) yang lain.

"Jika kalian masih memikirkan (y/n) yang itu lebih baik kalian jangan ikut. Karena (y/n) yang saat ini dalam berbahaya adalah (y/n) yang kutahu dan (y/n) yang akan selalu menjadi satu-satunya (y/n) bagiku di dunia ini." jelas Hak sebelum pergi meninggalkan kapal yang kini menjadi sesunyi kuburan.

"A-aku... baru tahu (y/n)-san ternyata ada dua." guman Sinha yang dari tadi hanya diam karena bingung.

Yun menepuk punggung Sinha. "Tenang saja, aku juga baru tahu." katanya.

Fall ( Akatsuki No Yona X Reader )Where stories live. Discover now