5 - Five

1.5K 240 60
                                    

Rumus
(y/n) = your name
(f/n) = fake name
(f/c) = favorite color


***

Sang mentari perlahan menampakkan dirinya dari balik pegunungan. Cahayanya yang terang masuk melalui sela-sela daun yang ada di hutan. Di balik salah satu pohon paling tinggi hutan itu, nampak seorang gadis tengah bersandar dengan kedua mata terpejam.

Pakaiannya nampak kotor penuh dengan debu, juga darah akibat pertempuran yang dilakukan semalam. Rambutnya yang kusut menambah kesan berantakannya.

Kicauan burung berhasil mengusik istirahat gadis itu, netranya perlahan membuka, sedikit menyipit saat menerima cahaya mentari.

"Um, sudah pagi ya."

"Hmmm ini dimana ya? Karena kemarin terlalu gelap dan juga banyak prajurit yang mengejar jadinya asal ngambil jalan." Dengan
Susah payah (y/n) bangkit dari duduknya. "Yosh saatnya ber- arghhhhh" tanpa disadari ia mengangkat tangan kirinya yang terluka, alhasil iapun menjerit kesakitan.

"Wahhh.... Aku lupa soal ini." katanya sambil memeriksa lukanya yang kembali terbuka dan mengeluarkan darah akibat gerakannya tadi. "Ini semua salah orang itu... Tapi, kenapa aku baru tahu ada orang seperti itu di antara para prajurit?"

Kembali lagi ke beberapa jam sebelumnya, sesaat setelah (y/n) berhasil dari kepungan prajurit Guwoon.

"Fyuhh, untung Guwoon itu orangnya tolol." (y/n) merasa sangat lega saat ia sudah berada di dalam hutan.

(y/n) saat ini sudah hampir memasuki area tengah hutan, seharusnya sudah tidak ada prajurit yang bisa mengejarnya. Itu yang dipikirnya, tapi...

"Woah!" sebuah anak panah menancap pada batang pohon yang tepat di depan (y/n), diikuti suara langkah kaki menerobos semak-semak. "gawat!"

Dengan cepat (y/n) kembali berlari menuju arah berlawanan dengan suara kaki itu, belum satu menit setelah anak panah itu, sebuah pedang melesat tepat ke arah (y/n) dan berhasil mengenai bahu kirinya.

"Sial." umpat (y/n) lalu bersembunyi di balik pohon. "Dari mana datangnya anak panah dan juga pedang itu?!"

Seseorang perlahan mendekati pohon di mana (y/n) bersembunyi, tangannya memegang pedang yang nampak berkilau diterpa sinar rembulan. Orang itu berhenti lalu mengangkat pedangnya tinggi-tinggi, mendaratkan satu tebasan besar pada pohon di depannya.

Pohon besar itu perlahan rubuh, dan menampilkan sosok (y/n) di hadapan Orang itu.

"S-siapa k-kau?" tanya (y/n) dengan suara gemetaran.

Tak menjawab pertanyaan dari (y/n) itu, Pria tersebut melangkah maju memperpendek jarah antaranya dengan (y/n).

"Apa yang kau inginkan?" tanya (y/n) sekali lagi walaupun hasilnya tetap sama.

Dengan tegas bayangan itu mengarahkan pedangnya ke leher (y/n). (y/n) mengernyit heran saat melihat wajah pria berbaju hitam itu, wajahnya tertutup kain dan hanya memperlihatkan matanya yang nampak tidak asing di mata (y/n).

"Sepertinya aku pernah melihatmu."

"Mati!" Orang itu kembali mengangkat pedangnya. (y/n) segera memanfaatkan kesempatan itu lalu ia melempar serbuk cabai dari tangan kirinya tepat di wajah orang itu. Langsung saja (y/n) melarikan diri sari orang yang tengah mengayunkan pedang ke sembarang arah.

(y/n) masih berlari tapi ia merasakan seakan kakinya akan copot karena terlalu lama berlari.
"Si- wah!"

"Arghhhh!!!" Teriak orang itu, dengan paksa ia membuka matanya yang memerah akibat serbuk cabai yang di lemparkan oleh (y/n) tadi. Ia menoleh ke segala arah tapi tidak menangkap sosok (y/n). "Sial!" umpatnya lalu berlari menuju timur, arah yanh berlawanan dengan tempat (y/n) saat ini.

Fall ( Akatsuki No Yona X Reader )Onde histórias criam vida. Descubra agora