15 - Lima Belas

776 165 45
                                    

Sebelumnya, sesaat setelah mendapati (y/n) sudah tidak berada di belakangnya, Pino kebingungan dan mencoba mencarinya kembali ke ruangan awal tapi nihil.

"Tuh anak kemana?" gumam Pino yang sudah mulai panik.

"Kami kembali..." seru Yun yang baru saja kembali bersama yang lain.

"Apakah kalian melihat (y/n) dalam perjalanan kemari?" tanya Pino.

"Tidak ada tuh. Ada apa memangnya?" Yona balik bertanya.

"Tadi kami memutuskan untuk mengikuti kalian menjelajah, tapi saat sudah di pertengahan jalan (y/n) sudah tidak ada di belakangku." jelas Pino.

"(y/n) menghilang? "

Hak meremas kerah baju Pino. "Apa maksudmu dengan menghilang? Kami sengaja meninggalkan kalian agar berbaikan, tapi apa ini? Kau malah membiarkannya menghilang."

"Maa maa, tenang dulu Raijuu." sela Yun yang langsung memisahkan mereka. "Pertama-tama kita tanya penduduk desa dulu mungkin saja dia sedang duduk bersantai bersama mereka tidak ada yang tahu kan, dia itu (y/n) lo."

"Benar juga, dia orang yang tidak bisa di tebak." tutur Yona.

"Jadi kita akan bagi menjadi dua tim. Hak dan Pino menanyakan pada penduduk desa. Aku, Kija dan Yona mencarinya di dalam." jelas Yun.

"Tunggu dulu. kenapa aku harus bersama orang ini?!" protes Pino sambil menunjuk.

"Seharusnya aku yang bilang begitu." Ujar Hak.

"Apakah tidak apa-apa? mereka bisa saja berkelahi." tambah Yona.

"Ya itu memang mungkin saja. Tapi, semisalkan terjadi sesuatu di dalam sana, orang yang bisa menyelamatkan kita hanya mereka berdua saja. Dan untuk masalah di dalam kita masih punya Kija." jelas Yun.

Akhirnya mereka semua setuju. Hak dan Pino langsung pergi menemui kepala Desanya, tapi kepala desa mereka sedang sibuk hingga mereka harus menunggu.

Keduanya kembali ke ruangan mereka dan duduk dengan jarak cukup jauh.

"Jadi, jika kesampingkan soal hilangnya dia. Apakah kau sudah berbaikan dengan (y/n)?" tanya Hak.

"Sudah, dia bilang sudah memaafkanku." jawab Pino.

"Hmm. Sudah kuduga sih.. Dia, semenjak pertama kali dia datang aku tidak pernah sekalipun bisa mengerti setiap tindakannya. Dia sangat ceroboh, aneh, pemarah, periang juga cerdas, ya walaupun yang terakhir itu sangat jarang terjadi." jelas Hak yang menatap langit-langit.

Pino terkekeh mendengarnya. "Terdengar sangat (y/n)"

"Tapi, saat melihat ekpresi yang di buatnya kemarin aku pun sadar bahwa aku sama sekali tidak mengenalnya. Kenapa dia bisa mengeluarkan ekpresi seperti itu, apa alasannya..." Hak mengarahkan ujung tombaknya ke leher Pino.

"Apa maksudnya ini Raijuu-san?"

"Dia memang menyebalkan, tapi lebih menyebalkan melihat seseorang membuatnya menangis... Jangan pernah lakukan itu lagi!" ancam Hak.

"yah kuakui aku sangat menyesali itu, dan aku tidak akan pernah melakukan itu lagi." Pino mendorong ujun tombak itu dengan telunjuknya. "tapi, sepertinya kau salah paham akan satu hal...aku juga menginginkan hal yang sama denganmu" katanya dengan penuh penekanan.

Hak tersenyum miring. "Jadi kau mendeklarasikan dirimu sebagai rival ya... Baiklah kalau begitu!" Hak menarik kembali tongkatnya.

Keduanya seketika berdiri saat merasakan getaran kuat dan mereka pun keluar menuju tempat di mana para penduduk sedang berkumpul.

Fall ( Akatsuki No Yona X Reader )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang