25 - HILL

235 49 38
                                    

Kedatangan rombongan Pino dan yang lainnya membawa kegembiraan aneh dari para warga. Semua warga di dekat pelabuhan seketika sudah memenuhi tempat dan di tengah kerumunan itu beberapa orang memanfaatkan situasi untuk melancarkan aksinya.

Seorang anak laki-laki berlarian di antara kerumunan yang padat dengan tangan yang cekatan melucuti kantong para warga yang tidak curiga sedikitpun. Kemudian ia dengan cepat berlari ke gang sempit menjauhi kerumunan.

"Yosh, segini pasti cukup."

Anak laki-laki itu bergumam dengan tangan yang sibuk merapikan dompet-dompet serta perhiasan hasil curiannya tadi.

"Dengan ini ibu pasti-"

"Bangga? Aku tidak yakin dia akan bangga jika melihatmu melakukan hal ini, Nak."

Anak laki-laki itu terlonjak kaget saat melihat (y/n) yang sudah sejak kapan berjongkok di belahnya.

"Siapa kau??!!"

Anak laki-laki itu seketika mundur hingga membentur dinding di sebelahnya.

"Aku y/n, salam kenal!"
y/n tersenyum sambil mengulurkan tangannya ingin berjabat tangan.

Bukanya menerima uluran tangan (y/n) anak laki-laki itu malah mengeluarkan pisau kecil dari sakunya. Tangannya terjulur memegang pisau saat ia berlari ke arah (y/n).

"T-tunggu dulu!!"

(y/n) bisa menghindari semua serangan anak laki-laki itu dengab mudah. Namun, kegigihannya membuat (y/n) risih.

Dengan cepat y/n) memegangi tangan anak laki-laki itu lalu menjatuhkannya ke lantai.

"Lepaskan aku!! "
Anak laki-laki itu berontak, ingin lepas dari (y/n)

"Tenang dulu! Aku tidak bermaksud melakukan hal aneh padamu! " bujuk (y/n)

"Huwaaa, lepaskaan aku! Dasar Pak Tua!! "

Suara gadis meringis membuat (y/n) menoleh kebelakang dimana ada Hak yang tengah mengangkat seorang gadis sepuluh tahun dengan satu tangan.

"Anak ini mencoba menyerangmu dari belakang! Kau harusnya lebih hati-hati. "

"Mary!! "

Anak laki-laki yang terbaring di lantai itu berseru melihat gadis di tangan Hak.

"Dasar Pria pengecut, berani menyerang perempuan! Tidak akan kumaafkan. "

Hak hanya mengangkat bahu mendengar seruan anak laki-laki itu.
"Gadis ini duluan yang ingin menyerang gadisku, jadi anggap saja adil! "

"Kau-"

"Phil! " Gadis itu memanggil.

(y/n) menghela napas.
"Jadi, sekarang bagusnya kalian aku apakan? "

Senyum miring terbentuk di wajah (y/n) yang membuat ketiga orang lainnya menelan ludah.

"Seram! "

***

Rombongan Pino dan Yona akhirnya sampai di istana setelah perjalan dengan kereta dari pelabuhan.

"Kurang! "

Yun berseru kaget saat melihat rombongan yang ternyata kekurangan dua orang.

"Siapa yang tidak ada? " tanya Yona.

"Siapa lagi kalau bukan dua bodoh itu. "

Pino menepuk kening mengingat kebodohan dua rekannya itu.

"Tapi mereka naik kereta bertiga kan. " kata Jaeha, "harusnya yang satu lagi tahu mereka kemana. "

Fall ( Akatsuki No Yona X Reader )Onde as histórias ganham vida. Descobre agora