27| Tersadar

247 146 38
                                    

✳  ✳  ✳

Gemercik air hujan terdengar berirama, seorang gadis sedang menatap pemandangan di luar lewat jendela ruangan bernuansa putih.

Kesedihan nya semakin terasa karena hadir nya gemercik air hujan. Sudah 3 hari dia seperti ini, tanpa seseorang yang mendampinginya, tanpa menyuarakan kata.

Cklek

"Sayang, makan dulu yuk, bunda suapin deh." Ratna meletakkan nampan berisi makan dan minuman di atas nakas, lalu berjalan menutup gorden.

Mei menoleh perlahan ke arah bunda nya, "Sayang? Makan dulu, nanti abis ini, Alhamdulillah kamu udah di bolehin pulang."

Ratna menyiapkan suapan pertama, "A dulu sayang." Mei membuka mulut nya, lalu kembali mengalihkan pandangan nya keluar.

Bola mata Ratna memandangi Mei sembari tersenyum penuh arti, "Jangan terlalu lama terpuruk sayang, kamu harus terima itu,"

Ratna menyuapkan suapan kedua, "Bagaimana pun juga, kamu gak boleh egois, di dunia ini kita hidup untuk saling menolong sayang, toh pada akhirnya kamu pasti ada yang menolong kan saat kesusahan."

Mei menoleh memandang bunda nya dengan lurus, "Maksud bunda apa?"

Ratna tersenyum lalu kembali menyuapkan makanan ke dalam mulut Mei, "Bunda tau apa yang lagi kamu pikirin, kamu sedang kecewa kan sama Cio?"

Mei menghela nafas nya lelah, "Enggak bun,"

"Tolong, bunda jangan ngomongin tentang dia lagi, Mei gak mau denger." Ratna mengelus puncak kepala Mei pelan. "Bunda ngerti, yang penting hati kamu gak boleh di penuhin sama rasa egois, ngerti kan sayang?"

Mei mengangguk.

"Bunda keluar dulu." Ratna berjalan keluar ruangan. Mei menghela nafas nya lagi, lalu menatap keluar dengan pandangan kosong.

✳  ✳  ✳

Cklek

Mei yang masih melamun tak mendengar bunyi pintu ruangannya di buka. Dia masih memikirkan kejadian waktu itu, Mei menghela nafas nya, dia pikir dia benar-benar tidak boleh egois, ya dia tidak akan marah dengan Cio, mungkin hanya sedikit rasa kecewa yang masih singgah di hati nya.

"Mei?"

Deg

Suara itu, suara yang sudah lama tidak ia dengar, "Maaf,"

"Maafi-"

"Kenapa?" Mei menatap Cio dengan datar.

Cio menaikkan salah satu alis nya dengan pandangan bingung, "Apanya yang ken-"

"Kenapa lo minta maaf, lo gak salah apa-apa di sini." Mei mengalihkan pandangan nya lagi, ia tidak mau terlalu lama menatap mata itu.

Cio mendudukkan diri nya di bangku tepat samping brankar Mei.

"Gue tau lo kecewa sama gue Mei,"

"Gue minta maaf, gue ngerti apa yang lo rasain, tapi niat gu-"

Mei tertawa sumbang, "Gue juga ngerti, emang nya apa lagi yang bisa gue lakuin selain terima itu semua, gue gak bisa egois di sini."

Cio menatap Mei dalam, lalu menggenggam salah satu tangan Mei yang tidak di infus, "Alhamdulillah lo udah baikan," Mei melirik tangan nya, lalu melepaskan genggaman itu perlahan.

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Where stories live. Discover now