06| Berangkat Bareng

471 284 126
                                    

✳  ✳  ✳

Mei terbangun sembari mengecek keadaan pinggul nya.

"Huh, unt-"

"Mei, sayang!" panggil Ratna dari luar kamar Mei.

Mei pun melangkah menuju pintu nya, "Kenapa bun?"

"Eh kamu udah bangun, itu di ruang tamu ada temen kamu lagi nunggu."

Mei mengerutkan dahi nya, "Temen aku? Siapa bun?"

"Itu, si tetangga baru loh." Mei menerka-nerka lalu menjawab dengan malas.

"Oh, yaudah Mei samperin dulu bun." Ratna mengangguk, pikiran Mei siapa lagi kalau bukan si tukang cimol.

Ia berjalan menuruni tangga dengan malas, masa bodo dengan keadaannya yang baru saja bangun dari tidur nya dan masih memakai piyama.

Sedangkan, Cio sudah memakai seragam nya lengkap.

"Ngapain lo?!" Cio yang sebelumnya sibuk dengan gadget langsung mendongakkan wajah nya menatap Mei.

"Bareng," jawab Cio singkat lalu menatap handphone nya lagi.

Mei yang masih mengantuk menguap lebar, "Bareng apanya?! Yang jelas kalo ngomong," tanya Mei sembari menatap Cio sangar.

Cio menghela nafas nya kesal, "Sekolah lah, masa dagang daster, lo aja itu mah!" jawab Cio asal.

"Wah, makin songong lo ya! Ngeselin!"

Cio menaikan alis nya sebelah, "Lo bau! Sana mandi!" Mei menatap Cio kesal, orang tua si sacimol ngidam apa sebenernya, sampe ngelahirin cowok ngeselin abis kaya dia, batin nya kesal.

"Udah lo gak usah natap gue kaya gitu, gue tau gue ganteng."

"Hih! Pede banget lo! Tuh, idung lo ada upil nya," jawab Mei mengelak dengan asal lalu pergi meninggalkan Cio yang melongo.

"Cewe gila!" ujar Cio setelah memeriksa hidung nya.

Kali ini Cio sedikit berfikir, bahwa hanya Mei perempuan yang tahan dengan kata-kata ketus nya, bahkan Mei berani mengejeknya? Awas saja.

Akan dia buat Mei jatuh cinta dengan nya.

✳  ✳  ✳

Kini Mei sudah siap dengan seragam sekolah nya, dengan rambut di kuncir kuda, juga sedikit polesan make up.

Mei berjalan menghampiri Cio yang sedang mengobrol bersama Bunda nya.

"Sacimol! Ayok!" Tidak ada manis-manis nya sekali.

"Oh? Tan Cio pamit berangkat ya," ujar Cio lalu menyalimi tangan Ratna.

"Loh, sayang kamu gak sarapan dulu?" tanya Ratna pada Mei yang sedang sibuk memakai sepatu nya.

Selesai mengikat tali sepatu nya, "Nggak bun, takut telat." Lalu menyalimi tangan Ratna tidak lupa dengan mengecup pipi bunda nya.

"Oh yaudah, hati-hati ya Nak, Cio."

"Iyah bun."

"Iyah, tan."

"Assalamualaikum," salam mereka berdua serempak.

✳  ✳  ✳

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Where stories live. Discover now