21| Keluarga Hangat

306 190 40
                                    

✳ ✳ ✳

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 5 menit yang lalu. Kini Mei, dan kedua sahabat nya sedang bersiap untuk pulang.

"Besok Mei sama Nesya mau dateng jam berapa?" tanya Kei sembari menutup sleting tas nya.

"Malam aja," jawab Nesya.

Mei yang tadi nya sibuk dengan handphone nya, sekedar memberitahu Vino bahwa dia tidak akan pulang bersama Vino, menggeleng tak setuju, "Sore aja, kan sore nya kita belanja-belanja buat yang mau di bawa pas piknik nanti."

Kei dan Nesya mengangguk setuju, "Yaudah gue duluan ya, om gue udah jemput nih," pamit Nesya yang langsung di angguki kedua nya, mereka berpisah sembari melambaikam tangan masing-masing.

Ngomong-ngomong tentang Nesya, dia memang sudah biasa di jemput oleh om nya, pasal nya Nesya juga tinggal di rumah om nya, sedang kan kedua orang tua nya sudah tiada sejak dia SMP. Mereka meninggalkan dunia dan keluarga nya akibat pembunuhan yang di lakukan oleh teman kantor mereka sendiri.

Setelah Nesya hilang dari pandangan, Mei menoleh menatap Kei, "Lo pulang sama siapa?"

"Sama Kenzo, hehe," jawab Kei cengengesan.

Mei terkekeh, "Yaudah gue duluan ya,"

"Semoga langgeng sama si es batu," ucap Mei lalu beranjak pergi menuju parkiran.

✳ ✳ ✳

"Lo lama banget sih!" protes Mei kepada Cio yang baru sampai di parkiran, sebenarnya Mei belum lama menunggu, dia juga baru sampai di sana, dia hanya ingin membuat Cio kesal.

Cio yang melihat Mei kesal pun mengacak rambut Mei pelan, "Maaf, tadi gue habis ngomongin rencana piknik dulu sebentar," Ucap nya lembut.

Mei melongo, "Lo ada angin apa? Lo kesambet? Apa kerasukan?" Cio yang tadi nya ingin membuat Mei baper dengan perilaku nya, kini hanya menatap Mei malas.

Cio tidak menghiraukan pertanyaan Mei, dia lebih memilih menaiki motor sport nya lalu memakai helm, "Lo masih tetep mau di situ?" tanya Cio memandang Mei yang sedang berdiam diri.

Mei menatap Cio tajam, "Gue kan tadi nanya, lo kenapa?!" Cio menghela nafas nya.

"Pertanyaan lo gak penting, cepet naik!" ketus Cio sembari menyalakan motor nya.

"Iss!" Mei mendesis lalu menaiki motor itu dengan kasar.

Bugh

"Lo gak bisa nyantai? Kalo gue gak kuat nahan nya, terus jatoh gimana?"

Plak

Sekarang pukulan, "Lo kira gue segede dan seberat apa?!"

"Babon," gumam Cio pelan yang membuat Mei semakin naik pitam. Ayo lah, tubuh Mei itu cukup di bilang bagus, tidak terlalu kurus dan tidak terlalu pendek.

"DARI PADA LO CUNGKRING!" pekik Mei menghina.

"Terserah." Cio tidak menghiraukan ucapan Mei yang berisi penghinaan terhadap diri nya.

Motor sport Cio berjalan membelah keramaian, dia mengendarai motor itu dengan santai.

"Lo satu bis sama siapa aja?" tanya Cio sedikit menaikkan volume suara nya.

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Onde histórias criam vida. Descubra agora