12| Tamparan

380 233 51
                                    

✳  ✳  ✳

Se isi kantin heboh, mereka sibuk menonton dan juga ada yang merekam.

Kei menyengir polos, "Ada nyamuk." Kei lah yang menampar pipi Adisti dengan alasan itu. Mungkin memang benar, ada seekor nyamuk yang hinggap di wajah Adisti.

Adisti menatap Kei garang, "LO!" Zaki yang tau niat Adisti ingin menampar Kei pun menahannya.

"Lo gak denger, di pipi lo ada nyamuk tadi," ujar Zaki mengulang perkataan Kei, dia mencengkeram pergelangan Adisti kuat, lalu menghempaskan nya dengan kasar.

"Lo apa-apaan si Zaki, ko lo malah belain si cewe sok polos!" tegur Dini salah satu teman Adisti.

"Cewe murahan plus cewe sok polos dan cewe sok jagoan, gk pantes kalian sekolah di sini!" hina Jisca teman Adisti juga Dini.

Vino menggeram marah, "Lo bilang apa tadi, siapa yang murah, sok polos, dan sok jagoan ha?!"

Jisca mencebikkan bibir nya sok imut, "Ih kak Vino baperan, orang gue ngomongin mereka bukan lo."

Vino memejamkan mata nya meredakan amarah, "Pergi dari sini atau ..." Tiga onggok itu langsung beranjak pergi dengan cepat. Mereka sudah tahu apa yang akan Vino ucapkan.

"Urusan gue sama lo belum selesai cewe murahan," bisik Adisti lalu pergi. Mei hanya menatap Adisti lurus.

Vino mengelus puncak kepala Mei, "Lupain aja." Mei menoleh lalu mengangguk.

"Yaudah makan lagi, kenapa pada cengo?" cetus Zaki yang langsung di suguhi tatapan tajam dari mereka.

"Gimana kalo lo pulang aja? Baju lo basah gini," usul Nesya memberi saran, pasal nya di ruang guru seragam baru yang biasanya di sediakan sedang kosong.

"Em, iya deh gue pulang, ijinin gue ya," jawab Mei lalu beranjak dari bangku. Yang langsung diikuti oleh Kei.

"Kei ikut!" Mei mengerutkan alis nya, "ngapain?"

"Temenin Mei lah, ya ya?" Kei cengengesan.

Mei menghela nafas nya, "Gak, lo belajar aja disini, biar pinter."

Kei menggeleng cepat, "Kei udah pinter, yaudah yuk."

"E-eh!" Nesya menahan kedua tangan Mei dan Kei.

"Terus gue sama siapa dong di sini, gue ikut ya."

"Ish, apasih lo berdua, bilang aja kalo lo berdua mau bolos!" tuduh Mei yang tepat sasaran.

Nesya dan Kei hanya cengar-cengir, "Udah ih ayok," paksa Nesya.

Mei beralih menatap Vino dan yang lainnya, "Gue pamit ya bang, semua nya."

"Mau di anter?" tanya Cio halus.

Mei menatap Cio aneh, "Lo kerasukan apa? Tumben baik sama gue." Cio mendecak kesal.

"Terserah!" ketus Cio lalu melanjutkan makannya.

Mei terkekeh, "Gak usah, gue balik sama dua curut aja, yaudah Assalamualaikum."

Nesya dan Kei melotot, "Assalamualaikum abang-abang," pamit mereka berdua, lalu pergi meninggalkan kantin.

✳  ✳  ✳

Mereka bertiga pulang menggunakan mobil milik Nesya.

"Guys, ke mall yuk nonton!" ajak Nesya semangat.

Mei menatap teman nya itu datar, "Lo ngajak nonton, dengan keadaan gue yang kaya gini?"

Nesya menyengir, "Lo ganti baju dulu lah."

Mei mendecak, "Nonton film horor di rumah gue aja, kebetulan ada film terbaru tuh."

Nesya mengangguk semangat, "Okeh!"

Mobil Nesya sampai beberapa menit kemudian. Mereka bertiga pun masuk ke dalam rumah Mei, "Assalamualaikum."

"Walaikumsalam, loh ko kamu udah pulang Mei?" tanya Ratna bingung.

"Eh, ada Kei sama Nesya juga."

Mereka berdua tersenyum lalu menyalami tangan Ratna, "Iya tan."

"Ini baju kamu kenapa bisa basah sih?" Ratna memegang kemeja seragam Mei yang basah.

"Baju Mei tadi kena sir-"

"Gak sengaja ketumpahan es punya Mei bun tadi di kantin," jawab Mei cepat memotong ucapan Kei yang terlewat jujur.

Kei menatap Mei aneh, "Loh bukanny-" Mei menatap Kei tajam seolah mengatakan 'Diem lo'.

Mei tersenyum kaku kepada Bunda nya, "Yaudah bun, Mei mau ganti baju dulu ya."

Mei pun langsung menarik kedua tangan sahabat nya menuju kamar.

"Gue udah bilang tadi, jangan ngomong apa-apa di depan bunda gue," tegur Mei setelah menutup pintu kamar nya, lalu menaruh tas di meja belajar.

Kei mendudukan diri di atas ranjang Mei, "Lagian Mei di tanya sama tante Ratna, diem aja yaudah Kei yang jawab hehe."  Mei menghela nafas nya pasrah.

"Lagian kenapa lo gak bilang aja? Biar si curut kena batu nya lah," tanya Nesya sembari sibuk mengganti chanel tv.

Mei mendengus, "Gue gak mau bikin bunda sama ayah gue khawatir, kalo mau juga gue bisa bilang kapan aja."

Nesya mengangguk membiarkan Mei memasuki kamar mandi untuk mengganti pakaian.

Tok, tok.

"Nih, camilan sama susu buat kalian bertiga," ujar Ratna meletakkan nampan di atas nakas sebelah tv.

"Wih, makasih tan." Nesya langsung melahap ciki itu.

"Makasih Tante Ratna, Kei minum susu nya ya tante," ucap Kei menyengir.

Ratna mengangguk tersenyum, "Yaudah tante ke bawah dulu ya." Nesya dan Kei mengangguk, "Iya tan."

Mereka berdua asik memakan camilan dan meminum susu sembari menonton tv tanpa memikirkan tuan rumah.

"Enak ye, tuan rumah nya belom makan apa-apa lo berdua udah ngabisin makanan nya," celetuk Mei yang baru selesai mengganti pakaian.

Mereka berdua hanya cengengesan bahagia.

"Emang tamu gak ada akhlak," gumam Mei lalu mengambil segelas susu nya.

"Yaudah, sekarang mau nonton film horor apa nih?" tanya Nesya tak sabar.

"Bentar," Mei membuka laci lemari nakas nya lalu mengambil satu kaset dvd.

"Nih." Nesya membaca judul film itu.

"Aku Tahu Kapan Kamu Mati? Dih ini mah emang seru!" gumam Nesya lalu memekik.

Mei menatap sahabat nya itu datar, "Emang lo udah pernah nonton?

Nesya menyengir polos, "Belom."

Kei mencebikkan bibir nya menatap Nesya, "Kirain udah ih!"

Kei mengerut melihat gambar yang ada di dalam kemasan kaset itu, "Ini mah Kei udah pernah tonton, jadi tuh cerita nya sekolah nya t-"

"Jangan di ceritain dora! Biar penasaran, gue belum nonton soal nya," potong Mei protes.

Kei mengerucutkan bibir nya, "Iya-iya."

"Yaudah bentar, gue matiin dulu lampu nya." Ujar Mei.

Kei melotot, "MAU NGAPAIN?!"


✳  ✳  ✳



VOTE dan COMENT dari kalian sangat berharga💎

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang