26| Duka

282 156 50
                                    

✳  ✳  ✳

"Gimana keadaan Mei?" tanya Kenzo yang baru saja tiba di rumah sakit.

Pertanyaan Kenzo memecahkan keheningan, mereka semua menoleh, "Kenzo!" Kei berjalan ke arah Kenzo dan memeluk tubuh Kenzo erat.

"Kenapa, hm?" tanya Kenzo sembari mengusap puncak kepala Kei pelan.
Kei menangis di dalam pelukan Kenzo, "Mei, Mei kritis, Ke-Kei takut Mei kenapa-kenapa Kenzo, hiks."

"Hey, jangan ngomong gitu dong, kita doain aja yang terbaik buat Mei, pasti dia baik-baik aja, sahabat kamu kan kuat Kei," ujar Kenzo menenangkan, Kei mengangguk.

"ABANG!" Vino menoleh, dan ternyata ayah dan bunda nya sudah tiba. Dia beranjak dari duduk nya dan memeluk tubuh Ratna erat.

"Maafin abang, bun."

"Di mana adik kamu?! Dia baik-baik aja kan sayang? Ya kan?" tanya Ratna cepat dengan deraian air mata deras.
Radit yang melihat itu mengelus punggung istri nya dari samping.

"Vino!"

"M-Mei, Mei kritis bun." Vino menundukkan kepala nya setelah Ratna melepaskan pelukan nya.

Ratna terkejut, tangis nya semakin pecah di sana, Radit memeluk Ratna guna menenangkan, dia juga syok mendengar kabar itu.

"Kenapa bisa bang?! Kenapa?!" Radit memapah Ratna untuk duduk di kursi tunggu, di ikuti Vino.

Ratna tak henti-henti nya menangis, "Tante, tante sabar ya, tante harus tenang, Mei pasti baik-baik aja tan, anak tante itu kuat," ujar Nesya memeluk Ratna.

Ratna mengangguk, "I-iya Nesya, tapi tante cuma takut-takut kalo Mei, kalo Mei-"

"Sst ... udah bun, kita berdoa untuk kebaikan Mei ya, kamu tenang ya, kamu harus kuat dong, biar Mei juga ikut kuat," ucap Radit masih mengelus punggung Ratna. Ratna mengangguk, dia berusaha berhenti menangis, tapi air mata itu tak bisa berhenti begitu saja.

"Mohon maaf mengganggu, apa orang tua pasien sudah datang?" Dokter yang sebelumnya memberi tahu bahwa Mei kritis, kini kembali.

Radit dan Ratna berdiri dengan cepat, "Kami orang tua nya dok," jawab Radit.

Dokter itu mengangguk sopan, "Mari ikut ke ruangan saya." Ratna dan Radit mengangguk dan berjalan mengikuti dokter nya.

Yang lain nya hanya menatap dokter itu penasaran bercampur cemas.

✳  ✳  ✳

"Silahkan duduk."

"Sebenarnya ada apa dok?" tanya Ratna tak sabar.

Tampak dokter itu mengambil beberapa berkas yang sudah di siap kan di atas meja kerja nya, "Pasien korban kebakaran ini lebih tepat nya anak dari bapak dan ibu, sepertinya terlalu lama berada di dalam kejadian itu,"

"Tubuh nya cukup lama terbakar api yang ada di benda yang menimpa tubuh pasien, rasa syok dan terlalu lama tertekan lumayan bisa membuat pasien terauma saat sadar nanti," jelas dokter itu.

Ratna menutup mulut nya, "Yah, kasian Mei, yah." Ratna menatap Radit sendu.

Radit hanya bisa menenangkan Ratna, "Tapi dok, kapan anak kami akan sadar?"

"Tenang saja bapak ibu, setelah 24 jam pasien Insya Allah akan sadar."

"Alhamdulillah, terimakasih atas penjelasan nya dok, sekarang kami akan membayar obat administrasi nya dulu."

MEISHIE [OPEN PRE-ORDER]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora