30

2.5K 303 37
                                    

"Aku akan menjemputmu nanti"

"Hyung akan pergi ke sekolah kan? Tidak bolos lagi?"Jeno mengangguk. Jaemin sering mengomelinya karena sering bolos sekolah.
"Jika ada yang mengganggu mu lagi, jangan takut untuk cerita pada hyung ya"

Jaemin mengangguk lalu mulai melangkah memasuki halaman sekolahnya.
Masih ada rasa takut yang terus menghantuinya, tatapan dari siswa-siswi disana membuatnya tidak nyaman.
Tapi Jeno selalu bilang untuk mencoba tidak mempedulikan orang lain, tidak ada salahnya bersikap acuh pada sekitar.
"Na Jaemin!"

Jaemin terkejut dengan Chenle yang langsung memeluknya erat, menumpahkan segala kerinduannya pada anak menyebalkan yang selalu menemaninya selama ini.
"Kamu baik-baik saja kan? Kenapa baru masuk hari ini? Pipimu semakin tirus.. tanganmu kenapa diperban? Apa terluka? Apa sangat sakit?"

"Aku hanya tergores dan kamu bertanya seakan aku ini korban kecelakaan"

"Karena aku mengkhawatirkan mu, hih..dasar tidak peka"

"Kenapa bawa kepekaan? Aku tau..kamu sedang menyukai seseorang ya?"
Chenle mendengus lalu berjalan lebih dulu meninggalkannya.
"Aku tidak yakin kamu berani meninggalkan ku"

"Sial..dia benar"umpat Chenle kembali menghampiri Jaemin dan menarik tangan anak itu agar segera ke kelas.

***

"Adikmu baik-baik saja sekarang?"Jeno mengangguk. Niatnya pergi ke toilet malah tergantikan dengan bolos di atap sekolah bersama Yuta.
Aneh, anak itu tidak pernah tertangkap oleh guru karena bolos.
"Sulit menjadi kakak?"

"Ya..cukup sulit. Tapi adikku sendiri yang seakan terus menyemangati ku sampai detik ini"

"Jaemin jadi adikku saja ya? Aduh!"Yuta memukul kepala Jeno karena anak disebelahnya baru saja mencubit lengannya.
"Aku lebih ikhlas dicubit oleh ibuku dibandingkan dengan mu"

"Terserah"

"Mau kemana?"tanya Yuta melihat Jeno bangkit dari duduknya.
"Ke kelas"

"Memangnya yakin tidak akan di hukum?"

"Tidak sih.."
Jeno tidak berniat bolos tadinya, hanya kakinya seperti punya pikiran sendiri sampai-sampai berakhirlah dengan bolos.
Ada rasa bersalah karena tadi pagi ia sudah berjanji pada Jaemin.
"Hanya sehari.."

"Apa?"

"Hanya sehari kamu bolos. Aku tau kalau kamu sudah berjanji pada Jaemin"

"Darimana kau.."

"Gelagat mu seperti itu, makanya jadi murid pintar sedikit"
Jeno kembali mendudukkan dirinya di sebelah Yuta.
"Apa yang kalian lakukan disini?!"

***

Jaemin menekuk bibirnya karena Jeno belum juga menjemputmu. Sudah berlalu lima belas menit namun Jeno belum juga datang, sekedar informasi kakaknya paling anti telat menjemputnya.
"Na Jaemin"

"Eh? Taeyong hyung? Jeno hyung mana?"

"Jeno masih disekolah. Dia mendapat hukuman"

"Hukuman?!"

"Kakakmu bolos. Jadi dihukum membersihkan lingkungan sekolah, sama Yuta"

"Antarkan aku kesana ya? Ya hyung ya?"
Jaemin tersenyum ketika Taeyong mengangguk lalu bergegas untuk pergi ke sekolah Jeno.

Run, Na Jaemin!Where stories live. Discover now