13

2.6K 362 5
                                    

"benarkah?"Mark menatap kedua orangtuanya sungguh-sungguh, tidak percaya dengan apa yang diceritakan oleh Jinyeong dan Sung Jin tadi
"Dasar tidak percaya.."

"Lalu Jaemin akan tinggal disini sementara?"

"Inginnya sih seterusnya, tapi Jaemin tidak mau. Kasian dia harus disalahkan dulu"ketiganya kompak menoleh kearah dimana kamar Jaemin berada
Mark yang lebih dulu melesat menuju kamar Jaemin
"Na! Kau baik-baik saja?!"

Jaemin memejamkan matanya sejenak, berusaha untuk mengurangi rasa sakit yang berasal dari lengannya itu
"Na Jaemin!"

"I-iya?"

"Kau baik-baik saja kan?!"

"E-entahlah"Jaemin menatap lengannya yang terus mengalirkan darah, menetes ke lantai yang kebetulan berwarna putih
"Jaemin!"

Jaemin segera menyembunyikan tangannya saat Mark masuk, bahkan disaat itu Jaemin tidak bisa berbohong
"Kita ke rumah sakit"

"Jangan.. ditutup perban juga bisa"

"Kau pikir aku tidak tau kondisi mu, hah?! Jangan mengomel!"Jaemin bungkam saat Mark memarahinya. Persis seperti saat Jeno yang memarahinya

***

Jaemin menatap kosong perban di lengannya
Benar-benar membenci kekurangannya itu yang selalu harus datang ke rumah sakit ataupun dokter untuk mengobati luka-lukanya
"Kenapa bisa luka seperti itu?"

"Jatuh.. lantainya licin"jawab Jaemin tanpa menatap Mark yang sudah panik setengah mati

"Kamu memang hobi menyembunyikan luka ya?"
Jaemin tidak menjawab, matanya masih mengarah pada lengannya
Ia benar-benar merindukan kakaknya itu
"Kita pulang ya, hyung?"

***

"Tidak biasanya anak yang satu ini murung..ada apa hm?"
Jeno menggeleng, kepalanya terlalu pusing untuk sekedar menjawab dengan banyaknya masalah yang menumpuk dikepalanya
"Sedang sakit?"

"Tidak"jawab Jeno singkat tanpa niatan untuk memakan camilan yang dibelinya
Taeyong mendengus pelan, adik tingkat nya ini memang sulit dipahami
"Memangnya salah ya, punya anak yang tidak sempurna?"

"Maksudmu?"

"Memangnya salah ya, punya anak yang tidak sempurna?"ulang Jeno menatap kakak tingkat didepannya
"Kenapa? Apa yang terjadi pada adikmu itu?"

"Entahlah..sudah empat hari dia menghilang"Jeno menatap Taeyong saat dia tersedak minumannya lalu menatap Jeno intens
"Apa tadi? Empat hari? Jangan bercanda dong.."

"Memangnya aku masih sempat bercanda dalam keadaan seperti ini?"

"Ya..tidak sih..bodoh kau Taeyong"umpatnya pada diri sendiri lalu memperhatikan Jeno yang berubah drastis
"Dimana teman-teman mu?"

"Latihan basket"

"Kamu gak latihan?"Jeno mengendikan bahunya, menggeser seporsi kentang goreng yang dibelinya kehadapan Taeyong
"Makan saja, aku tidak lapar"

Setelahnya Jeno pergi meninggalkan Taeyong sendiri, memilih untuk menghampiri teman-temannya
"Aku kira kamu sakit karena gak dateng latihan"seru Haechan melemparkan bola basket ditangannya ke arah Jeno

"Wajahmu pucat, kamu beneran tidak sakit?"
Jeno menggeleng, mulai memantulkan bola ditangannya dan bergabung ke lapangan
Doyoung yang kebetulan kapten dari tim basket nya itu menatap Jeno khawatir

Run, Na Jaemin!Where stories live. Discover now