06

3.7K 388 29
                                    

Langit sedang tidak mendukung sekarang
Mungkin mendung, bintang yang biasanya ia lihat hilang ditelan awan gelap
Hanya langit yang tampak kosong dari bawah sini
"Masuk, udah malem"

Jaemin mengangkat bahunya, menolak untuk menuruti perkataan Jeno
Ia memilih memeluk lututnya, wajahnya masih menatap gelapnya malam
"Ada apa?"

"Tak ada..tidak ada bintang malam ini.."
Jeno ikut mengangkat kepalanya menatap langit
"Ini sudah lewat jam tidurmu"

"Biarlah.."Jaemin menolehkan kepalanya ketika Jeno tak berbicara, kakaknya itu tengah fokus menatap pada kaki Jaemin
Lebih tepatnya, kaki palsu itu
"Hyung"

"Ya?"jawab Jeno tanpa mengalihkan perhatian nya
Seperti kaki palsu itu lebih menarik untuk dipandang daripada Jaemin
"Hyung.."

"Apa, Na.."kini Jeno menatap Jaemin, anak itu tampak mengecek sekelilingnya sebelum mendekatkan wajahnya
Ia berbisik pelan pada Jeno, dengan raut wajah yang penuh harapan
"Bisakah aku memeluk ibu atau ayah suatu hari nanti?"

***

Menjadi Jaemin tidaklah semudah yang orang bayangkan
Memiliki kakak seperti Jeno yang terus menjaganya kapanpun, walaupun seperti itu Jaemin juga tidak mau terus menerus bergantung pada sang kakak

Ia sadar, dirinya itu juga masih bebas walaupun pada sang kakak

Hanya terasa lebih mudah dengan Jeno yang selalu disisinya, memberikan dukungan pada nya setiap hari
Menghiburnya dikala sedih atau banyak pikiran
Dan sampai saat ini, itu alasan Jaemin masih tetap disini
Karena Jeno

Jeno masih belum tidur, mengusap kepala Jaemin yang sudah tertidur bak anak kelinci lembut
Tak henti-hentinya memainkan pipi adiknya itu, sama sekali tidak terganggu dengan tingkah Jeno
"Mereka akan memelukmu lagi, Na..tapi selama menunggu waktu itu kamu rasakan.. aku yang akan menggantikan pelukan mereka"

"Oh ya?"Jeno terkejut ketika Jaemin tiba-tiba menyahut, matanya terbuka menatap ke arah nya
"Kau! Belum tidur?!"

"Belum, habis latihan jadi aktor"Jeno menoyor pelan kepala Jaemin
"Tidur!"

"Hyung belum tidur, artinya aku juga gak akan tidur
Jeno mencebik, mencubit pipi Jaemin kuat hingga memerah
"Gak sekalian dipukul gitu biar warnanya gak merah lagi tapi ungu?!"

Jeno tertawa pelan melihat Jaemin yang kini memunggungi nya,
"Jadi ngambek nih?"

"Berisik"tidak ada suara lagi dari orang dihadapannya
Tampaknya sudah tidur, kamar menjadi hening
Hanya ada dengkuran halus yang Jeno dengar
"Kau benar-benar tidur?"

***

"Jaemin!"Jaemin menghela nafasnya jengah, setiap hari, setiap kali Chenle menemuinya
Selalu ada satu pertanyaan di kepalanya,

Mengapa anak itu harus berteriak sedangkan dirinya tidak jauh dari posisi Jaemin berada, hanya berjarak beberapa langkah

"Bisa tidak, sehari...saja tidak perlu berteriak, telingaku bisa-bisa rusak gara-gara suara mu itu!"

"Maaf, mau kemana?"

"Toilet, kenapa? Mau ikut?"
Chenle merengut kesal, sebelum memiringkan tubuhnya
"Pergi"

"Kau mengusirku?"

"Tidak, bukan itu... Aishh.."
Jaemin menatap temannya itu tak mengerti
Membalikkan badannya untuk melihat apa yang membuat Chenle menyuruhnya pergi

Run, Na Jaemin!Where stories live. Discover now